Powered By Blogger

Sabtu, 28 April 2012

-bersyukurlah pada allah....

Bersyukurlah bahwa kita tidak memiliki semua yg kita inginkan....Bila ya,tak akan ada lagi tak ada lagi yg menggetarkan hati kita??

Bersyukurlah tatkala kita tak mengetahui sesuatu,
karena itu peluang kita untuk belajar..

Bersyukurlah disaat kesulitan hidup menghimpit,karena itulah saat nya kita bangkit

bersukurlah dg keterbatasan kita,karna dg keterbatasanlah kita akan terus berbenah diri

bersyukurlah pd kesalahan2 kita,karena setiap kesalahan meninggalkan pelajaran untuk dicermati

bersukurlah disaat kita lelah dan tak berdaya,karna disaat itulah kita menyadari siapa diri kita

berusahalah bersyukur atas kesulitan yg kita hadapi dan kesulitan itu akan menjadi berkah buat kita..

-makna cinta....

Satu hari, Plato bertanya pada
gurunya, Socrates, “Apa itu cinta? Bagaimana saya
menemukannya? Socrates menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa
boleh mundur kembali, kemudian
ambillah satu saja ranting. Jika
kamu menemukan ranting yang
kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah
menemukan cinta” . Plato pun berjalan, dan tidak
seberapa lama, dia kembali
dengan tangan kosong, tanpa
membawa apapun. Socrates bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun
ranting?” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja,dan
saat berjalan tidak boleh mundur
kembali (berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan yang
paling menakjubkan, tapi aku tak
tahu apakah ada yang lebih
menakjubkan lagi di depan sana,
jadi tak kuambil ranting
tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru
kusadari bahwasanya ranting-
ranting yang kutemukan
kemudian tak sebagus ranting
yang tadi, jadi tak kuambil
sebatangpun pada akhirnya” Socrates kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”

-cinta...

Cinta tidak pernah meminta, ia
sentiasa memberi, cinta
membawa penderitaan, tetapi
tidak pernah berdendam, tak
pernah membalas dendam. Di
mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian
membawa kepada kemusnahan.~
Mahatma Ghandi Tuhan memberi kita dua kaki
untuk berjalan, dua tangan
untuk memegang, dua telinga
untuk mendengar dan dua mata
untuk melihat. Tetapi mengapa
Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena
Tuhan telah memberikan
sekeping lagi hati pada
seseorang untuk kita
mencarinya. Itulah namanya
Cinta. Ada 2 titis air mata mengalir di
sebuah sungai. Satu titis air
mata tu menyapa air mata yg
satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai
seorang lelaki tetapi telah
kehilangannya. Siapa kamu
pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal
membiarkan seorang gadis yang
mencintai saya berlalu begitu
sahaja.” Cinta sejati adalah ketika dia
mencintai orang lain, dan kamu
masih mampu tersenyum, sambil
berkata: aku turut bahagia
untukmu. Jika kita mencintai seseorang,
kita akan sentiasa
mendoakannya walaupun dia
tidak berada disisi kita. Jangan sesekali mengucapkan
selamat tinggal jika kamu masih
mau mencoba. Jangan sesekali
menyerah jika kamu masih
merasa sanggup. Jangan sesekali
mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih
tidak dapat melupakannya. Perasaan cinta itu dimulai dari
mata, sedangkan rasa suka
dimulai dari telinga. Jadi jika
kamu mahu berhenti menyukai
seseorang, cukup dengan
menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari
orang yang kamu cintai, cinta itu
berubah menjadi titisan air mata
dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama. Cinta datang kepada orang yang
masih mempunyai harapan
walaupun mereka telah
dikecewakan. Kepada mereka
yang masih percaya, walaupun
mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin
mencintai, walaupun mereka
telah disakiti sebelumnya dan
kepada mereka yang mempunyai
keberanian dan keyakinan untuk
membangunkan kembali kepercayaan. Jangan simpan kata-kata cinta
pada orang yang tersayang
sehingga dia meninggal dunia ,
lantaran akhirnya kamu
terpaksa catatkan kata-kata
cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata
cinta yang tersimpan dibenakmu
itu sekarang selagi ada
hayatnya. Mungkin Tuhan menginginkan kita
bertemu dan bercinta dengan
orang yang salah sebelum
bertemu dengan orang yang
tepat, kita harus mengerti
bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu. Cinta bukan mengajar kita lemah,
tetapi membangkitkan kekuatan.
Cinta bukan mengajar kita
menghinakan diri, tetapi
menghembuskan kegagahan.
Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan
semangat -Hamka Cinta dapat mengubah pahit
menjadi manis, debu beralih
emas, keruh menjadi bening,
sakit menjadi sembuh, penjara
menjadi telaga, derita menjadi
nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Sungguh menyakitkan mencintai
seseorang yang tidak
mencintaimu, tetapi lebih
menyakitkan adalah mencintai
seseorang dan kamu tidak
pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya. Hal yang menyedihkan dalam
hidup adalah ketika kamu
bertemu seseorang yang sangat
berarti bagimu. Hanya untuk
menemukan bahawa pada
akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya
pergi. Kamu tahu bahwa kamu sangat
merindukan seseorang, ketika
kamu memikirkannya hatimu
hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar
kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan
hati tersebut. Tuhan ciptakan 100 bahagian
kasih sayang. 99 disimpan
disisinya dan hanya 1 bahagian
diturunkan ke dunia. Dengan
kasih sayang yang satu bahagian
itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda
mengangkat kakinya kerana
takut anaknya terpijak. Kadangkala kamu tidak
menghargai orang yang
mencintai kamu sepenuh hati,
sehinggalah kamu kehilangannya.
Pada saat itu, tiada guna sesalan
karena perginya tanpa berpatah lagi. Jangan mencintai seseorang
seperti bunga, kerana bunga
mati kala musim berganti.
Cintailah mereka seperti sungai,
kerana sungai mengalir
selamanya. Cinta mampu melunakkan besi,
menghancurkan batu,
membangkitkan yang mati dan
meniupkan kehidupan padanya
serta membuat budak menjadi
pemimpin. Inilah dasyatnya cinta ! Permulaan cinta adalah
membiarkan orang yang kamu
cintai menjadi dirinya sendiri, dan
tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kamu inginkan.
Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu
temukan di dalam dirinya. Cinta itu adalah perasaan yang
mesti ada pada tiap-tiap diri
manusia, ia laksana setitis embun
yang turun dari langit,bersih dan
suci. Cuma tanahnyalah yang
berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang
tandus,tumbuhlah oleh kerana
embun itu kedurjanaan,
kedustaan, penipu, langkah
serong dan lain-lain perkara
yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana
akan tumbuh kesuciaan hati,
keikhlasan, setia budi pekerti
yang tinggi dan lain-lain perangai
yang terpuji.~ Hamka Kata-kata cinta yang lahir hanya
sekadar di bibir dan bukannya di
hati mampu melumatkan seluruh
jiwa raga, manakala kata-kata
cinta yang lahir dari hati yang
ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang
mendengarnya. Kamu tidak pernah tahu bila
kamu akan jatuh cinta. namun
apabila sampai saatnya itu,
raihlah dengan kedua
tanganmu,dan jangan biarkan dia
pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya Cinta bukanlah kata murah dan
lumrah dituturkan dari mulut ke
mulut tetapi cinta adalah
anugerah Tuhan yang indah dan
suci jika manusia dapat menilai
kesuciannya. Bukan laut namanya jika airnya
tidak berombak. Bukan cinta
namanya jika perasaan tidak
pernah terluka. Bukan kekasih
namanya jika hatinya tidak
pernah merindu dan cemburu. Bercinta memang mudah. Untuk
dicintai juga memang mudah. Tapi
untuk dicintai oleh orang yang
kita cintai itulah yang sukar
diperoleh. Satu-satunya cara agar kita
memperolehi kasih sayang, ialah
jangan menuntut agar kita
dicintai, tetapi mulailah memberi
kasih sayang kepada orang lain
tanpa mengharapkan balasan

-surat dari suami buat sang istri..

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh… Adindaku sayang, Aku sangat bersyukur kepada
Allah atas pernikahan ini, atas
dipilihnya engkau sebagai
pendampingku atas dipilihnya
engkau sebagai kekasihku. Aku
juga bersyukur bahwa Allah telah mempertemukan aku dengan mu
untuk menjalani sisa kehidupan
ini bersamamu. Adindaku sayang, Aku adalah orang asing bagimu,
dan engkau adalah orang asing
bagiku. Kalau bukan karena
mengharap ridha Allah atas
pernikahan ini, tentu engkau
akan memilih orang dekat yg engkau ketahui latar
belakangnya, tapi karena engkau
memilih Allah sebagai pelindungmu
atas segala bahaya yg akan
datang padamu, atas segala
nikmat yg akan tercurah kepadamu maka engkau memilih
aku sebagai suamimu meskipun
aku sangat asing bagimu. Maka
dengan itu pula akupun berdoa
kepada Allah semoga engkau
selamat dari bahaya yg timbul karena menikah denganku dan
semoga rahmat Allah dapat
tercurah kepadamu melalui
pernikahan ini. Adinda sayangku. Aku bukanlah manusia sempurna
yang terbebas dari salah. Aku
hanyalah seorang hamba yg ingin
menyempurnakan separuh
agama, melaksanakan sunnah
nabi seperti para sahabatku lainnya. Aku hanyalah seorang
pengembara yang baru saja
menemukan pulau tambatan hati,
setelah sekian lama terombang-
ambing dalam gelombang
kebingungan dan kebimbangan, hingga Allah menurunkan rizkinya
kepadaku berupa dirimu, sebagai
tempat pelipur lara, sebagai
tempat berkasih sayang, sebagai
tempat berkeluh kesah, sebagai
tongkat penunjuk jalan, sebagai pelita dalam kegelapan, sebagai
embun dikala dahaga, sebagai
tempat berteduh dikala panas,
sebagai selimut dikala dingin,
sebagai peredam duka dikala
emosi, sebagai tempat berpangku mesra dikala gundah
gulana dan sebagai tempat
mengadu dikala ragu dan buntu. Adindaku, Aku menyadari siapa diriku, maka
aku tak ingin meminta lebih
kepadamu, aku tak ingin engkau
secantik Zulaikha,atau secerdas
Aisyah, atau sezuhud Khadijah
atau semulia Maryam. Aku juga tak ingin engkau sesolehah Asiah
tetapi bersuamikan firaun. Aku
hanya ingin engkau seperti apa
adanya, yg menangis dikala
sedih, yg marah dikala terluka
dan tersenyum dikala bahagia. Aku tidak menginginkan engkau
sesempurna istri sang nabi,
sebab aku sadar bahwa aku pun
tidak sesempurna beliau. Yang
aku inginkan adalah bahwa kita
saling menjaga agar bisa meneladani sikap mereka. Adindaku… Jika engkau mengharap harta
dariku, ketahuilah aku hanyalah
seorang pemuda biasa, yg
penghasilannya dapat engkau
lihat sendiri. Aku juga bukan
pengusaha yg mungkin bisa mewujudkan semua impianmu
dengan uang mereka. Tapi jika
engkau berpendapat bahwa
harta dapat membawa kita
kepada syurga, atau kefakiran
bisa membawa kepada kekufuran, aku setuju dengan
mu. Tapi aku bukanlah
Abdurrahman bin auf, atau Abu
bakar shiddiq atau ustman bin
affan, yg dengan hartanya bisa
membawa mereka ke pintu syurga. Aku mungkin hanya bisa
menjadi Abudzar al giffari, yg
hidup dalam kesendirian dan mati
dalam kesendirian. Hanya iman yg
ia bawa dan istri yg setia yg
menemani pada saat-saat terakhirnya. Adinda ku.. Justru dengan keberkahan yg
insya Allah hadir bersamamu, kita
bisa bersama-sama
mengumpulkan harta sebagai
bekal untuk akhirat kita. Justru
dengan pernikahan ini semoga Allah membukakan pintu-pintu
rezeki dari arah yg kita tidak
sangka-sangka. Adindaku sayang.. Saat mengetahui engkau
menerima khitbahku. Aku
menangis terharu, bumi yang ku
pijak seakan bergoyang. Aku tak
kuasa menahan rasa bahagia
saat itu, saat engkau menyetujui lamaranku. Penantian panjang
dan melelahkan yg menghabiskan
hampir separuh nafas para
pemuda dan pemudi, yg membuat
mereka terbangun dikala malam,
mengadukan nasibnya pada illahi rabbi, menangis disela-sela
rintihan dan doa seraya
bertanya kapan masa itu akan
hadir menjemput mereka. Masa-masa yg menggetarkan
jiwa, menyenangkan hati dan
membuat orang normal seperti
orang kekurang akal, masa yang
hakikatnya seperti berjalan
diatas titian besi panas hingga mampu menjerumuskan mereka
yg tidak sabar akan datangnya
masa bahagia itu. Adindaku,
tibanya masa itu merupakan
rahmat yg tiada tara bagi para
hamba yang bersyukur, yang menyadari bahwa pernikahan itu
adalah sebuah perjuangan dan
bukanlah sebuah permainan. Sayangku… Jika engkau mengharapkan
ketampanan, kesempurnaan fisik
dan penampilan, ketahuilah aku
hanyalah seorang manusia biasa,
yg lahir dari benih ayah dan
ibuku, yang rupa dan bentuk fisiknya tak bisa aku inginkan
sesuai mauku. Aku hanya
menerima takdir tuhan, beginilah
diriku adanya. Aku tidak
setampan nabi Yusuf, tidak
segagah nabi Daud, tidak sekuat Umar bin khatab, tidak sehalus
Usman bin affan, tidak sepintar
Ali bin abi thalib, dan aku juga
tidak sesabar Abu bakar shiddiq.
Jika engkau menginginkan semua
sifat itu ada padaku, maka aku berlindung kepada Allah, atas
kelemahan diriku. Tapi jika
engkau mendoakan aku memiliki
salah satu saja sifat mulia
mereka, maka aku bersyukur
kepada Allah atas doamu itu dan juga atas berlipatnya rizkiku
karena menikah dengan manusia
pemilik doa sepertimu. Adindaku, Aku dan engkau akan tahu, kita
akan menghadapi masa-masa
yang akan datang bersama-
sama, masa yang kadang indah
untuk dikenang, atau pahit
untuk diingat. Semua tergantung seberapa besar hati ini mau
melapangkan jalan untuk
menerima apapun kondisi itu.
Sayangku, Jika salah satu sudut
hatimu pada saat ini sudah terisi
untukku, maka sudut-sudut yang lain isilah dengan rabb pencipta
alam semesta. Jangan kau isi semua sudut
hatimu dengan diriku atau
dengan yanglain kecuali Tuhan
mu, sebab aku tidak akan
sanggup menjaga mu bahkan
menjaga hatimu, hanya Allah lah yang bisa menjagamu, menjaga
hati dan jiwamu, menjaga fisik
dan ragamu. Kamu mungkin bisa
melupakan aku jika aku berbuat
kesalahan, kamu bisa saja
membuang sudut hati tempatku berpijak dan mengganti dengan
orang lain yang sesuai dengan
keinginanmu, tapi engkau tidak
akan bisa melupakan rabb pemilik
hatimu. Dan aku lebih nyaman
jika hatimu dikuasai oleh pemilik alam semesta, ketimbang
dikuasai oleh aku atau apapun
itu. Adindaku, Insya Allah kita akan menjalani
tahap-tahap usia pernikahan
kita, Pada tahun pertama perkawinan
kita, kuharap engkau mau lebih
bersabar, mau memahami lebih
dalam perbedaan-perbedaan
antara kita, sebab kita adalah
dua orang asing yang harus mengayuh perahu bersama, jika
kita tidak bisa bekerja sama, aku
khawatir perahu ini tenggelam
ketika baru saja kita
meninggalkan pantai. Pada tahun kedua hingga tahun
kelima, kuharap engkau sudah
mengerti tentang diriku, tentang
sifat dan tingkah lakuku. Saat itu
mungkin anak pertama kita akan
lahir dan tanggung jawab kita sebagai orangtua baru dimulai. Aku berpesan kepadamu, Kemulyaanmu sebagai seorang
ibu baru saja dimulai, jika engkau
merasa capek dan lelah
janganlah sungkan-sungkan
untuk meminta tolong kepadaku.
Meski aku tahu pada saat itu mungkin kehidupan kita masih
prihatin. Tapi aku yakin anak-
anak kita yang masih lucu akan
mampu menghapus semua duka
lara, letih dan lelah serta rasa
capek dan lelah karena tugas kita. Tugasmu sebagai madrasah
yang memberi pendidikan agama
dan nilai luhur para orang saleh
pendahulu kita, dan tugasku
membantumu membumikan
pendidikan itu. Pada tahun kelima hingga
kesepuluh, mungkin kita akan
didera oleh kondisi keuangan
karena saat itu kebutuhan kita
akan meningkat, anak-anak
beranjak ke sekolah dan kebutuhan rumah tangga akan
meningkat. Aku memohon
kepadamu, bantu aku dengan
doa-doamu, dengan dhuha dan
tahajudmu dengan zikir dan
shodaqohmu, semoga masa-masa sulit segera pergi hingga Allah
memenuhi janjinya kepada kita. Pada tahun kesepuluh hingga
keduapuluh, mungkin Allah telah
mengalirkan rezeki yang deras
kepada kita, kehidupan mulai
mapan, kesejahteraan mulai
datang, dan anak-anak mulai dewasa. Aku memohon
kepadamu, bantu aku
menguatkan batin dan jiwaku
agar aku tidak terperosok
kedalam jurang kenistaan,
karena godaan dunia berupa harta tahta dan wanita.
Sadarkan aku tentang umur dan
usiaku yang mulai menua juga
temperamenku yang mulai
meninggi dimakan usia. Bantu aku
bersahabat dengan anak-anak kita, berikan mereka pengertian
tentang arti kehidupan
sesungguhnya, karena sebentar
lagi mereka akan memilih
jalannya masing-masing. Pada tahun ketigapuluh dan
sesudahnya, aku tak tahu
apakah kita akan sampai disitu,
yang jelas kita akan kembali
berdua, anak-anak lelaki kita
akan pergi dan anak perempuan akan mengikuti suaminya. Kita
hanyalah sepasang manusia
renta yang tak bisa melawan
takdirnya. Kuingin saat itu, hari-
hari kita hanya dipenuhi zikir dan
tasbih, dipenuhi munajat dan doa, seraya menunggu utusan
Tuhan datang menjemput. Aku ingin engkau dan aku tetap
menjadi pasangan didunia dan
akhirat, jadi kumohon kita saling
menjaga, saling memberi
peringatan dan tausiah agar
tujuan pernikahan ini sesuai dengan yang kita harapkan.
Terakhir aku ingin kado ku ini
menjadi prasasti cinta kita, yang
tertanam jauh dilubuk hati,
sehingga jika terjadi goncangan,
kita selalu kembali ke komitmen awal pernikahan. Salam bahagia Suamimu.

-sedih dan bahagia....

Syahdan, di Madinah, tinggallah
seorang pemuda bernama
Zulebid. Dikenal sebagai pemuda
yang baik di kalangan para
sahabat. Juga dalam hal
ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat. Dari sudut
ekonomi dan finansial, ia pun
tergolong berkecukupan. Sebagai
seorang yang telah dianggap
mampu, ia hendak melaksanakan
sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis
di kota itu, namun selalu ditolak
oleh pihak orang tua ataupun
sang gadis dengan berbagai
alasan. Akhirnya pada suatu pagi, ia
menumpahkan kegalauan
tersebut kepada sahabat yang
dekat dengan Rasulullah. “Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau
mendapatkan jalan keluar yang
terbaik bagimu”, nasihat mereka. Zulebid kemudian mengutarakan
isi hatinya kepada Baginda Nabi.
Sambil tersenyum beliau berkata: “Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?” “Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya
Rasulullah, putri si Fulan itu
terkenal akan kecantikan dan
keshalihannya, dan hingga kini
ayahnya selalu menolak lamaran
dari siapapun.” “Katakanlah aku yang mengutusmu”, sahut Baginda Nabi. “Baiklah ya Rasul”, dan Zulebid segera bergegas bersiap dan
pergi ke rumah si Fulan. Sesampai di rumah Fulan, Zulebid
disambut sendiri oleh Fulan “Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah
saya?” Tanya Fulan. “Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak
meminang putrimu si A.” Jawab Zulebid sedikit gugup. “Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan
dulu kepada putriku.” Fulan menemui putrinya dan bertanya,
“bagaimana pendapatmu wahai putriku?” Jawab putrinya, “Ayah, jika memang ia datang karena diutus
oleh Rasulullah saw, maka
terimalah lamarannya, dan aku
akan ikhlas menjadi istrinya.” Akhirnya pagi itu juga,
pernikahan diselenggarakan
dengan sederhana. Zulebid
kemudian memboyong istrinya ke
rumahnya. Sambil memandangi wajah
istrinya, ia berkata,” Duhai Dinda yang di wajahnya terlukiskan
kecantikan bidadari, apakah ini
yang engkau idamkan selama ini?
Bahagiakah engkau dengan
memilihku menjadi suamimu?” Jawab istrinya, “Engkau adalah lelaki pilihan rasul yang datang
meminangku. Tentu Allah telah
menakdirkan yang terbaik
darimu untukku. Tak ada
kebahagiaan selain menanti
tibanya malam yang dinantikan para pengantin.” Zulebid tersenyum. Dipandanginya
wajah indah itu ketika kemudian
terdengar pintu rumah diketuk.
Segera ia bangkit dan membuka
pintu. Seorang laki-laki
mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di
masjid, panggilan berjihad dalam
perang. Zulebid masuk kembali ke rumah
dan menemui istrinya. “Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga
ke relung batinku, demikian
besar tumbuhnya cintaku
kepadamu, namun panggilan Allah
untuk berjihad melebihi semua
kecintaanku itu. Aku mohon keridhaanmu sebelum
keberangkatanku ke medan
perang. Kiranya Allah mengetahui
semua arah jalan hidup kita ini.” Istrinya menyahut, “Pergilah suamiku, betapa besar pula
bertumbuhnya kecintaanku
kepadamu, namun hak Yang
Maha Adil lebih besar
kepemilikannya terhadapmu. Doa
dan ridhaku menyertaimu” *** Zulebid lalu bersiap dan
bergabung bersama tentara
muslim menuju ke medan perang.
Gagah berani ia mengayunkan
pedangnya, berkelebat dan
berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas
ditangannya. Ia bertarung
merangsek terus maju sambil
senantiasa mengumandangkan
kalimat Tauhid. Ketika sebuah
anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap
tepat di dadanya. Zulebid
terjatuh, berusaha menghindari
anak panah lainnya yang
berseliweran di udara. Ia merasa
dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun
mulai terkulai terlepas dari
tangannya. Sambil bersandar di
antara tumpukan korban, ia
merasa panggilan Allah sudah
begitu dekat. Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu
dikasihinya. Teringat akan masa
kecilnya bersama-sama
saudaranya. Berlari-larian
bersama teman sepermainannya.
Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati,
dijunjung dan dikaguminya.
Hingga akhirnya bayangan
rupawan istrinya. Istrinya yang
baru dinikahinya pagi tadi.
Senyum yang begitu manis menyertainya tatkala ia
berpamitan. Wajah cantik itu
demikian sejuk memandangnya
sambil mendoakannya. Detik demi
detik, syahadat pun terucapkan
dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum
menghiasinya. Zulebid pergi
menghadap Ilahi, gugur sebagai
syuhada. *** Senja datang. Angin mendesau,
sepi. Pasir-pasir beterbangan.
Berputar-putar… Rasulullah dan para sahabat
mengumpulkan syuhada yang
gugur dalam perang. Di antara
para mujahid tersebut
terdapatlah tubuh Zulebid yang
tengah bersandar di tumpukan mayat musuh. Akhirnya
dikuburkanlah jenazah zulebid di
suatu tempat. Berdampingan
dengan para syuhada lain. Tanpa dimandikan… Tanpa dikafankan… Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam
Zulebid. Rasulullah terpekur di
samping pusara tersebut. Para
sahabat terdiam membisu.
Sejenak kemudian terdengar
suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang
dari pelupuk mata beliau. Lalu
beberapa waktu kemudian beliau
seolah-olah menengadah ke atas
sambil tersenyum. Wajah beliau
berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan sahabat, tiba-
tiba Rasulullah menolehkan
pandangannya ke samping
seraya menutupkan tangan
menghalangi arah pandangan
mata beliau. Akhirnya keadaan kembali
seperti semula. Para shahabat
lalu bertanya-tanya, ada apa
dengan Rasulullah. “Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau
menangis?” Jawab Rasul, “Aku menangis karena mengingat Zulebid. Oo… Zulebid, pagi tadi engaku datang
kepadaku minta restuku untuk
menikah dan engkau pun
menikah hari ini juga. Ini hari
bahagia. Seharusnya saat ini
Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang
ditunggu oleh para pengantin.” “Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum?” Tanya sahabat lagi. “Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun
dari langit dan udara menjadi
wangi semerbak dan aku
tersenyum karena mereka
datang hendak menjemput
Zulebid,” Jawab Rasulullah. “Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan
pandangannya dan menoleh ke
samping?” Tanya mereka lagi. “Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya
kulihat, saking banyaknya
bidadari yang menjemput Zulebid,
beberapa diantaranya berebut
memegangi tangan dan kaki
Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada
yang sedikit tersingkap
betisnya.” *** Jikalau memang Allah telah
menakdirkan.
Terlalu istimewa yang Allah
hadiahkan atas kehadiranmu
untukku.
Hingga kupikir,,, terlalu tamak jika kelak
memilikimu seorang diri
selamanya.
Suatu saat nanti… Jikalau kau siap,
carikanlah Mujahidah Sejati yang
juga pantas dapatkan cintamu,
untuk kujadikan sahabat dirumah
kita,,, Subhanallah…. kubayangkan berbagi itu begitu
indah… sebuah keluarga yang berporos
pada DAKWAH… Wahai calon mujahidku, disini ku
menunggumu… Sambil menghias seindah mungkin
rumah kita… Kurasakan angin mengantar
debu atas derap langkah pacuan
kudamu… Ku yakin kau kan segera tiba… wahai Jundullah… ****** Di rumah, istri Zulebid menanti
sang suami yang tak kunjung
kembali. Ketika terdengar kabar
suaminya telah menghadap sang
Ilahi Rabbi, Pencipta segala Maha
Karya. Malam menjelang. Terlelap ia, sejenak berada dalam
keadaan setengah mimpi dan
nyata. Lamat-lamat ia seperti
melihat Zulebid datang dari
kejauhan. Tersenyum, namun
wajahnya menyiratkan kesedihan pula. Terdengar Zulebid berkata,
“Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah
bidadari sejatiku. Semua bidadari
disini apabila aku menyebut
namamu akan menggumamkan
cemburu padamu. Dan kan
kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.” Istri Zulebid, terdiam. Matanya
basah. Ada sesuatu yang
menggenang disana. Seperti tak
lepas ia mengingat acara
pernikahan tadi pagi. Dan
bayangan suaminya yang baru saja hadir. Ia menggerakkan
bibirnya. “Suamiku, aku mencintaimu. Dan dengan semua
ketentuan Allah ini bagi kita. Aku
ikhlas.” *** Somewhere over the rainbow,
way up high
There’ s a land that I heard of once on a lullaby
Somewhere over the rainbow,
skied are blue
And the dreams that you dare
to dream
really do come true. Dan,
Akan kemanakah kumbang
terbang
Pada siapa rindu mendendam
Kekasih yang terkasih
Pencinta dan yang dicinta Semua berurai air mata
Sedih, ataukah bahagia

-NASEHAT PERNIKAHAN-

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tp
carilah ibu bg anak-anak
kita Janganlah mencari
suami, tp carilah ayah bg
anak-anak kita. 2. KETIKA MELAMAR Anda
bukan sedang meminta
kepada orang tua/wali si
gadis, tetapi meminta
kepada Allah melalui orang
tua/wali si gadis. 3. KETIKA AKAD NIKAH Anda
berdua bukan menikah di
hadapan penghulu, tetapi
menikah di hadapan Allah 4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua
tamu yang datang untuk
mendoa’ kan anda, karena anda harus berfikir untuk
mengundang mereka semua
dan meminta maaf apabila
anda berfikir untuk
BERCERAI karena menyia-
nyiakan do’ a mereka. 5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah.
Anda adalah sepasang anak
manusia dan bukan
sepasang malaikat. 6. SELAMA MENEMPUH HIDUP
BERKELUARGA Sadarilah
bahwa jalan yang akan
dilalui tidak melalui jalan
bertabur bunga, tp jg
semak belukar yg penuh onak dan duri. 7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA
OLENG Jangan saling
berlepas tangan, tapi
sebaliknya justru semakin
erat berpegang tangan 8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami
anda 100% 9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda
kepada (suami) isteri dan
anak anda, tetapi cintailah
isteri atau suami anda
100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%. 10. KETIKA EKONOMI KELUARGA
BELUM MEMBAIK. Yakinlah
bahwa pintu rizki akan
terbuka lebar berbanding
lurus dengan tingkat
ketaatan suami dan isteri 11. KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa
pasangan hidup yang setia
mendampingi kita semasa
menderita 12. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir
bahwa orang a akan jasa
pasangan hidup yang setia
mendampingi kita semasa
menderita 13. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja
kepada isteri tetapi jangan
lupa untuk bangkit secara
bertanggung jawab apabila
isteri membutuhkan pertolongan Anda. 14. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan
gemulai dan lemah lembut,
tetapi selalu berhasil
menyelesaikan semua
pekerjaan. tua yang baik adalah orang tua yang
tidak pernah marah
kepada anak, karena
orang tua yang baik adalah
orang tua yang jujur
kepada anak .. 15. KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada
seorang anakpun yang
tidak mau bekerjasama
dengan orangtua, yang
ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh
orang tuanya. 16. KETIKA ADA PIL. Jangan
diminum, cukuplah suami
sebagai obat. 17. KETIKA ADA WIL Jangan
dituruti, cukuplah isteri
sebagai pelabuhan hati. 18. KETIKA MEMILIH POTRET
KELUARGA Pilihlah potret
keluarga sekolah yang
berada dalam proses
pertumbuhan menuju
potret keluarga bahagia. 19. KETIKA INGIN LANGGENG DAN
HARMONIS Gunakanlah
formula 7 K 1 Ketaqwaan 2
Kasih sayang 3 Kesetiaan 4
Komunikasi dialogis 5
Keterbukaan 6 Kejujuran 7 Kesabaran Semoga…… … — Semoga diriku & dirimu
termasuk hamba yang
disayang oleh-Nya.."

-SETETES KENIKMATAN DUNIA-

Runa ( bukan nama sebenarnya ) adalah seorang artis remaja cewek yang sedang naik daun di Negeri Endolence, dia memiliki suara yang bagus dan menjadi seorang penyanyi yang cukup tenar dan banyak penggemar. Wajah remajanya yang cantik jelita, rambutnya yang panjang, kulitnya yang putih, senyumnya yang menawan serta matanya yang sayu dan sedikit oriental memang benar-benar idaman para cowok. Foto Runa ( Ilustrasi ) Setiap cowok yang melihat penampilannya di televisi pasti mereka akan deg-degan dadanya, cenat-cenut hatinya dan ndower bibirnya, karena pesona kecantikan Runa, telah menghalusinasi setiap angan lelaki yang melihatnya, bahkan beberapa Banci Taman Lawang pun langsung menjadi
normal ketika melihat si Runa menyanyi di televisi dengan pakaian seksi, minim dan kelihatan belum jadi. Itulah sebabnya, gadis keturunan Endolence Jepang ini yang bernama asli Runa Kurasatakada ini dijuluki Runa
Ilusi, karena membuat setiap cowok terilusi seakan memasuki alam maya. Video klip lagu-lagu Runa Ilusi pun menghiasi dunia maya, banyak penggemarnya yang mengupload videonya ke situs-situs penyedia layanan video singkat. Lagu-lagunya selalu menjadi top hits di Negeri Endolence. SISI NEGATIF RUNA ILUSI Yah seperti kebanyakan artis, keseharian Runa tidak jauh- jauh dari pakaian minim yang mengumbar aurat, selain itu gaya hidup hedonisme ( hura- hura ) menjadi santapan keseharian Runa Ilusi. Selain itu gaya hidup seks bebas juga tak lepas dari keseharian Runa, sudah menjadi rahasia umum, kalau puluhan artis cowok dari mulai pemain film, sinetron sampai vokalis band sudah pernah berzina dengannya, Naudzubillah. Yah walaupun Runa masih terbilang anak remaja namun gaya hidup seperti itu sudah menjadi keseharian bahkan sejak dia SMP. Baginya, ini adalah jaman modern, jaman yang sudah bukan jamannya lagi bagi hal- hal tabu seperti seks bebas, minum minuman keras, diskotik dan hura-hura.
Tidak hanya itu bahkan setiap syair pada lagu-lagu yang dinyanyikan Runa pun mengandung kampanye tentang pacaran dan seks bebas, tentang gaya hidup barat dan segala hal tentang hedonisme. Bagi Runa mumpung masih muda, kenapa hidup tidak dinikmati sebebas-bebasnya. Runa Pun Semakin Menjadi-jadi Tidak cukup sampai di situ, bahkan sebuah rumah produksi dari luar negeri berniat untuk mengontrak Runa Ilusi, agar dia membintangi sebuah film panas yang berjudul The Animal’s Sex City. Film ini menceritakan tentang kota utopia (impian) para aktivis seks bebas yang bernama Animal’s Sex City, yaitu kota yang penduduknya bebas berzina dengan siapa saja, kapan saja dan dimana saja, serta mengkampanyekan bahwa seks bebas harus dijamin oleh negara, karena itu bagian dari Hak Asasi Manusia. Dalam adegan di film tersebut Runa diharuskan memakai pakaian yang minim-minim bahkan tak jarang dia memakai baju renang bikini layaknya bule- bule di pantai Kuta, dan juga tanpa pakaian selembar benang pun. Wahh pokoknya benar-benar film panas. Ilustrasi, Adegan dalam film tersebut Tentu saja rencana Runa untuk membintangi Film panas garapan sutradara Jepang yang bernama Sakurata Dikashimura ini, diprotes oleh banyak pihak dari rakyat negeri Endolence yang sudah muak dengan slogan-slogan barat tentang HAM, seks bebas dan sebagainya. Salah satu diantaranya adalah datang dari Ormas Islam yang benama Front Pembela Muslim ( FPM ) yang diketuai oleh Habieb Rizky Syahab. Dia memprotes dan mengutuk hal tersebut dan menyuruh pemerintah Negeri Endolence untuk mencekal Runa Ilusi untuk tidak keluar negeri, agar tidak bisa membintangi film tersebut. Ormas lain seperti Partai Pembebasan Islam juga memprotes dan menyerukan untuk segera menegakkan Syariat Islam dan sistem Khilafah untuk solusi segala masalah yang menimpa Negeri Endolence. Karena jelas film-film itu semakin merusak moral dan akhlak generasi muda Negeri Endolence, yang juga sebenarnya juga sudah rusak karena serbuan ideologi kafir barat yang mengkampanyekan gaya hidup bebas, sekulerisme dan sebagainya. Namun Runa tidak bergeming,
bahkan dengan sombongnya dia melakukan konferensi Pers dihadapan para wartawan media massa. Dengan semangat Radikalisme Sekuler Militan , dia berorasi dengan berapi-api di depan puluhan wartawan media cetak dan elektornik. “Saudara-saudara kaum muda Negeri Endolence, saatnya kita mendobrak segala aturan kuno, katro, primitif dan kampungan, yaitu aturan- aturan agama terutama Islam dan aturan tentang kesusilaan yang sudah tidak sesuai dengan jaman intenet, dan teknologi seperti ini. Sesungguhnya aturan-aturan itu adalah aturan jaman unta, apakah kalian masih mau naik unta sedangkan sekarang sudah jaman pesawat luar angkasa. Saudara-saudara kaum muda Negeri Endolence, modernisasi adalah mutlak adanya, dan seks bebas adalah suatu hal yang juga mutlak adanya dijaman modern dan gaya hidup modern, karena seks bebas adalah bagian dari HAM ( hak asasi manusia ). Hak asasi manusia adalah hak dasar yang tidak bisa diganggu gugat lagi terutama aturan-aturan kuno seperti aturan agama dan adat istiadat, BAHKAN TUHAN PUN TIDAK BERHAK UNTUK MENCAMPURI DAN SOK NGATUR SERTA MEMBATASI HAK ASASI MANUSIA INI, satu-satunya hal yang bisa membatasi HAM adalah HAM itu sendiri”. Yah itulah pidato berapi-api dari Runa dan menegaskan bahwa Islam yang ditulis di KTP Runa hanyalah sebatas tulisan tinta hitam dan agama Runa yang sebenarnya adalah Sekulerisme, yang dibelanya mati-matian, dan akhirnya Runa pun membintangi film The Animal’s Sex City tersebut. Akhirnya Film itu pun jadi dan menjadi Box Office dan ditonton oleh jutaan pemirsa yang hatinya sudah dikuasai setan dan juga memimpikan sebuah kota seperti The Animal’s Sex City. SETETES KENIKMATAN DUNIA, MARI KITA PIKIRKAN DAN MARI KITA RENUNGKAN Setelah kalian dan anda-anda semua membaca kisah tentang Runa Ilusi artis negeri Endolence di atas, mungkin ada yang hatinya marah melihat realita di Negeri Endolence ternyata tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia ini. Mungkin ada diantara kalian dan anda-anda semua yang membaca kisah Runa di atas ada yang mengutuk perbuatan Runa, atau bahkan ada yang mendukung apa yang diperjuangkan Runa di atas tentang Sekulerisme dan Seks Bebas. Ok di sini penulis tidak akan membedakan siapa-siapa baik yang mengutuk maupun yang mendukung hal tersebut. Namun penulis hanya ingin kita semua untuk berpikir dan
merenung dengan lubuk hati yang paling dalam, tentang dunia dan kenikmatan dunia. Seks Bebas Pernah lihat ayam jantan mengejar ayam betina, lalu langsung menzinainya ??, atau
lihat kambing jantan dan betina sedang berzina??, coba kalian tonton atau bahkan rekam adegan itu pakai kamera, kira-kira ayamnya atau kambingnya marah gak???. Saya yakin mereka semua cuek, dan tidak peduli dengan kita. Yah seperti itulah gambaran seks bebas, kaya hewan, gak punya otak, dan gak punya malu, yah maklum kan hewan. Kita masih ingat video mesumnya Ariel dan Luna Maya serta Cut Tari, mereka juga tak punya malu kan. Coba kalian teriak di depan mukanya Luna Maya, “Hai Luna Maya Kamu itu binatang ”, saya yakin kalian akan dituntut secara hukum, karena menghina seseorang. Walaupun perbuatann Luna Maya, atau Ariel atau lainnya adalah perbuatan Binatang, namun anehnya mereka gak mau dibilang binatang, lha kan
lucu, gak gentle gitu kan. Yah mereka hanya merasa dirinya manusia, tetapi tidak sadar kalau sebenarnya mereka tidak berbeda dengan hewan, karena hanya nafsu saja yang digunakan dalam setiap perbuatannya. Padahal jelas manusia punya akal, dan akal ini yang membedakan dengan hewan. Sehingga manusia pun punya aturan sendiri dalam berhubungan badan yaitu harus menikah terlebih dahulu, dan membangun sebuah rumah tangga. Karena kita manusia bukan binatang. Kenikmatan Dunia Berapa tahun sih kalian mau hidup di dunia ini???, seribu tahun ???, yah mungkin itu Cuma mimpi, hidup ratusan bahkan ribuan tahun itu hanya ada pada manusia jaman dahulu, jaman Nabi Nuh, Nabi Sholeh, Nabi Adam, Nabi Ibrahim dan sebagainya. Sedangkan kita paling banter berumur 70-90 tahun kalau beruntung yah sampai 100 tahunan. mari kita renungkan Hidup di dunia itu sangat singkat, kenapa, karena kita di padang Mahsyar saja menunggu sampai 50.000 tahun lamanya, yaitu menunggu apakah kita akan masuk Surga atau Neraka. Jadi
kalau Cuma hidup 100 tahun, yah itu sebentar. Rasulullah Saw bersabda tentang kenikmatan dunia yaitu :
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat”. (HR Muslim). Yah semua kenikmatan dunia baik yang halal maupun yang Haram, dan terutama yang Haram hanyalah setetes saja dari air lautan. Sedangkan kenikmatan akhirat adalah seluas lautan, itu perbandingan yang Rasulullah Saw gambarkan. Jadi segala jenis kenikmatan dunia yang haram seperti seks bebas, sekulerisme, Hedonisme, pacaran, mabuk- mabukan dan sebagainya, itu ukurannya Cuma setengah tetes saja. Masa Cuma setengah tetes mau kita bela- belain bahkan sampai radikal seperti si Runa di atas, yang pada akhirnya akan diganjar siksa Neraka di akhirat. Kenikmatan dunia boleh-boleh
saja kita cari, bahkan harus, namun kenikmatan yang Halal, seperti mencari kekayaan secara halal, menggunakannya di jalan yang Halal, menikah dengan pasangan yang soleh atau solehah, dan sebaginya. Namun kita tidak boleh lupa dengan kenikmatan akhirat yang seluas samudera. Lha yang kecil aja ingat masa yang gede enggak, kan lucu. KESIMPULANNYA Jangan Tertipu dengan yang setetes Kita ini adalah manusia, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah Swt, manusia adalah makhluk yang selalu membutuhkan, kita hidup di planet bumi, dengan fasilitas seperti oksigen untuk kita bernafas, hewan dan tumbuhan untuk kita makan, matahari untuk menghangatkan kita dan sebagai sumber energi bagi seluruh kehidupan di bumi, sehingga kehidupan mampu berjalan. Semua fasilitas itu diberikan oleh Allah Swt untuk kita nikmati, sedangkan Allah Swt hanya meminta kita untuk mentaati dan menegakkan Syariat-Nya yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yaitu Syariat Islam, hanya itu saja, tidak lebih. Dan bahkan Syariat Islam juga membawa kemaslahatan kepada umat manusia, kita bisa lihat contohnya di Aceh dan beberapa daerah lain, tingkat kriminalitas menurun drastis, tingkat kejahatan seksual juga menurun drastis, kemakmuran serta perekonomian meningkat pesat dan moralitas warganya pun meningkat, hanya karena sebagian kecil dari Syariat Islam yang diterapkan. Lha bagaimana jika seluruh Hukum Islam yang diterapkan
secara kaffah, tentu saja kebangkitan umat yang hakiki akan benar-benar tercapai. Namun sebagian dari kita tidak menyadari itu, mereka justru merasa dirinya paling benar, paling mulia, bahkan Allah Swt pun ditantangnya, dengan mengatakan bahwa Islam harus dipisahkan dari aturan dunia yaitu dengan paham sesat sekulerisme, dan seks bebas tidak boleh dilarang, karena itu hak asasi manusia. Orang-orang semacam inilah yang tertipu oleh kenikmatan dunia yang besarnya Cuma setetes air lautan. Naudzubillah

-KEKAYAAN HATI-

Kekayaan bukanlah
diukur dengan
banyaknya kemewahan
dunia....
Menarik sekali saya
membaca hadits dari
Bukhari & Muslim, yang
berbunyi: ” Kekayaan
bukanlah diukur dengan
banyaknya kemewahan
dunia. Namun kekayaan
adalah hati yang selalu
merasa cukup. “
Subhaanalloh..membaca
dan kemudian
merenungkan hadits
yang agung ini, saya pun
teringat kembali akan
angan-angan yang
pernah ada dalam pikiran
ini. Keinginan demi
keinginan selalu saja
hadir saat itu, bahkan
mungkin sampai
sekarang. Setelah
memiliki ini, ingin
memiliki itu. Setelah
memiliki itu, ingin
memiliki barang atau
kemewahan yang lain.
Seolah-olah hidup ini
bertujuan hanya untuk
memperoleh
kemewahan materi.
Padahal hidup ini
sebenarnya adalah
bertujuan untuk satu hal
saja, yakni beribadah
kepada Alloh, Tuhan
semesta alam.
Sehingga dengan
mencermati dan
merenungi Hadits ini,
kemudian berpikir
dengan akal serta hati
yang bersih, maka kita
dapat menyadari dengan
sepenuh hati bahwa
kekayaan dunia ini
hanya semu belaka.
Sedangkan kekayaan
sejati yang mesti kita
miliki adalah
ketentraman dan
kekayaan hati yang
selalu merasa cukup.
Insya allah, dengan
pemikiran seperti ini
maka kehidupan kita di
dunia akan selalu diliputi
dengan kedamaian dan
perasaan yang enak
menyejukkan karena
menyadari bahwa apalah
arti kekayaan yang
bertumpuk namun toh
pada akhirnya hanya
menimbulkan perasaan
tresah setiap saat, karena
takut akan kehilangan
harta-benda dan juga
kenyataan yang tidak
bisa dibantah bahwa
kekayaan itu tidak akan
kita bawa kedalam liang
kubur.
Jadi, dengan merenungi
dan melaksanakan hadits
ini, semoga saja kita
dalam mengarungi
kehidupan ini, baik yang
berstatus atau berprofesi
sebagai mahasiswa,
karyawan, buruh, guru
maupun profesi apapun
yang tentunya halal,
ingatlah bahwa
kekayaan kita dan hasil
kerja keras kita itu
jangan sampai
melenakan jiwa bahkan
melupakan kita dari
tujuan kita semula yakni
hidup kita ini hanya
diperuntukkan untuk
beribadah kepada Sang
Khalik, Allah..Tuhan yang
Maha Esa. Insya alloh.
Semoga kita bisa menjadi
pribadi muslim/ah yang
tangguh dan selalu
diberikan kekayaan hati
dan kekayaan ilmu dan
terutama kekayaan Iman
Islam dalam hati dan
jiwa kita, sehingga dapat
melalui kehidupan dunia
ini dengan tenang, penuh
kebahagian dan insya
allah keselamatan dunia
dan akhirat. Amiin Yaa
Robbana..Wallahu A’lam.

-MENANGISLAH KARNA ALLAH-

-LANGKAH SYETAN MENELANJANGI WANITA-

-JILBAB BUKAN HANYA SEKEDAR PENUTUP KEPALA SAJA-

Banyak kesalahpahaman
terhadap Islam di tengah
masyarakat. Misalnya saja
jilbab. Tak sedikit orang
menyangka bahwa yang
dimaksud dengan jilbab
adalah kerudung. Padahal
tidak demikian. Jilbab
bukan kerudung.
Kerudung dalam Al Qur`an
surah An Nuur : 31 disebut
dengan istilah khimar
(jamaknya : khumur),
bukan jilbab. Adapun
jilbab yang terdapat
dalam surah Al Ahzab : 59,
sebenarnya adalah baju
longgar yang menutupi
seluruh tubuh perempuan
dari atas sampai bawah.
Kesalahpahaman lain
yang sering dijumpai
adalah anggapan
bahwa busana
muslimah itu yang
penting sudah
menutup aurat,
sedang mode baju
apakah terusan atau
potongan, atau
memakai celana
panjang, dianggap
bukan masalah.
Dianggap, model
potongan atau
bercelana panjang
jeans oke-oke saja,
yang penting ‘kan
sudah menutup aurat.
Kalau sudah menutup
aurat, dianggap sudah
berbusana muslimah
secara sempurna.
Padahal tidak begitu.
Islam telah menetapkan
syarat-syarat bagi busana
muslimah dalam
kehidupan umum, seperti
yang ditunjukkan oleh
nash-nash Al Qur`an dan
As Sunnah. Menutup aurat
itu hanya salah satu
syarat, bukan satu-
satunya syarat busana
dalam kehidupan umum.
Syarat lainnya misalnya
busana muslimah tidak
boleh menggunakan
bahan tekstil yang
transparan atau mencetak
lekuk tubuh perempuan.
Dengan demikian,
walaupun menutup aurat
tapi kalau mencetak
tubuh alias ketat –atau
menggunakan bahan
tekstil yang transparan–
tetap belum dianggap
busana muslimah yang
sempurna.
Karena itu,
kesalahpahaman
semacam itu perlu
diluruskan, agar kita
dapat kembali kepada
ajaran Islam secara murni
serta bebas dari pengaruh
lingkungan, pergaulan,
atau adat-istiadat rusak di
tengah masyarakat
sekuler sekarang.
Memang, jika kita
konsisten dengan Islam,
terkadang terasa amat
berat. Misalnya saja
memakai jilbab (dalam
arti yang sesungguhnya).
Di tengah maraknya
berbagai mode busana
wanita yang diiklankan
trendi dan up to date,
jilbab secara kontras jelas
akan kelihatan ortodoks,
kaku, dan kurang trendi
(dan tentu, tidak seksi).
Padahal, busana jilbab
itulah pakaian yang benar
bagi muslimah.
Di sinilah kaum muslimah
diuji. Diuji imannya, diuji
taqwanya. Di sini dia
harus memilih, apakah dia
akan tetap teguh
mentaati ketentuan Allah
dan Rasul-Nya, seraya
menanggung perasaan
berat hati namun berada
dalam keridhaan Allah,
atau rela terseret oleh
bujukan hawa nafsu atau
rayuan syaitan terlaknat
untuk mengenakan
mode-mode liar yang
dipropagandakan kaum
kafir dengan tujuan agar
kaum muslimah
terjerumus ke dalam
limbah dosa dan
kesesatan.
Berkaitan dengan itu, Nabi
SAW pernah bersabda
bahwa akan tiba suatu
masa di mana Islam akan
menjadi sesuatu yang
asing –termasuk busana
jilbab– sebagaimana awal
kedatangan Islam. Dalam
keadaan seperti itu, kita
tidak boleh larut. Harus
tetap bersabar, dan
memegang Islam dengan
teguh, walaupun berat
seperti memegang bara
api. Dan in sya-allah,
dalam kondisi yang rusak
dan bejat seperti ini,
mereka yang tetap taat
akan mendapat pahala
yang berlipat ganda.
Bahkan dengan pahala
lima puluh kali lipat
daripada pahala para
shahabat.
Sabda Nabi SAW :
“Islam bermula dalam
keadaan asing. Dan ia
akan kembali menjadi
sesuatu yang asing. Maka
beruntunglah orang-orang
yang terasing itu.” (HR.
Muslim no. 145)
“Sesungguhnya di
belakang kalian ada hari-
hari yang memerlukan
kesabaran. Kesabaran
pada masa-masa itu
bagaikan memegang bara
api. Bagi orang yang
mengerjakan suatu
amalan pada saat itu akan
mendapatkan pahala lima
puluh orang yang
mengerjakan semisal
amalan itu. Ada yang
berkata,’Hai Rasululah,
apakah itu pahala lima
puluh di antara mereka ?”
Rasululah SAW
menjawab,”Bahkan lima
puluh orang di antara
kalian (para shahabat)
.” (HR. Abu Dawud,
dengan sanad hasan)
2. Aurat dan Busana
Muslimah
Ada 3 (tiga) masalah yang
sering dicampuradukkan
yang sebenarnya
merupakan masalah-
masalah yang berbeda-
beda.
Pertama, masalah batasan
aurat bagi wanita.
Kedua, busana muslimah
dalam kehidupan khusus
(al hayah al khashshash),
yaitu tempat-tempat di
mana wanita hidup
bersama mahram atau
sesama wanita, seperti
rumah-rumah pribadi,
atau tempat kost.
Ketiga, busana muslimah
dalam kehidupan umum
(al hayah ‘ammah), yaitu
tempat-tempat di mana
wanita berinteraksi
dengan anggota
masyarakat lain secara
umum, seperti di jalan-
jalan, sekolah, pasar,
kampus, dan sebagainya.
Busana wanita muslimah
dalam kehidupan umum
ini terdiri dari jilbab dan
khimar.
a. Batasan Aurat Wanita
Aurat wanita adalah
seluruh anggota tubuhnya
kecuali wajah dan dua
telapak tangannya.
Lehernya adalah aurat,
rambutnya juga aurat
bagi orang yang bukan
mahram, meskipun cuma
selembar. Seluruh tubuh
kecuali wajah dan dua
telapak tangan adalah
aurat yang wajib ditutup.
Hal ini berlandaskan
firman Allah SWT :
‘Dan janganlah mereka
menampakkan
perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari
padanya.’ (QS An Nuur :
31)
Yang dimaksud “wa laa
yubdiina
ziinatahunna” (janganlah
mereka menampakkan
perhiasannya), adalah
“wa laa yubdiina mahalla
ziinatahinna” (janganlah
mereka menampakkan
tempat-tempat (anggota
tubuh) yang di situ
dikenakan perhiasan).
(Lihat Abu Bakar Al-
Jashshash, Ahkamul
Qur`an, Juz III hal. 316).
Selanjutnya, “illa maa
zhahara minha” (kecuali
yang (biasa) nampak dari
padanya). Jadi ada
anggota tubuh yang boleh
ditampakkan. Anggota
tubuh tersebut, adalah
wajah dan dua telapak
tangan. Demikianlah
pendapat sebagian
shahabat, seperti ‘Aisyah,
Ibnu Abbas, dan Ibnu
Umar (Al-Albani, 2001 :
66). Ibnu Jarir Ath-Thabari
(w. 310 H) berkata dalam
kitab tafsirnya Jami’ Al-
Bayan fi Tafsir Al-Qur`an
Juz XVIII hal. 84, mengenai
apa yang dimaksud
dengan “kecuali yang
(biasa) nampak dari
padanya” (illaa maa
zhahara minha) :
“Pendapat yang paling
mendekati kebenaran
adalah yang
mengatakan,’Yang
dimaksudkan adalah
wajah dan dua telapak
tangan.” Pendapat yang
sama juga dinyatakan
Imam Al-Qurthubi dalam
kitab tafsirnya Al-Jami’ li
Ahkam Al-Qur`an, Juz XII
hal. 229 (Al-Albani, 2001 :
50 & 57).
Jadi, yang dimaksud
dengan apa yang nampak
dari padanya adalah
wajah dan dua telapak
tangan. Sebab kedua
anggota tubuh inilah yang
biasa nampak dari
kalangan muslimah di
hadapan Nabi SAW
sedangkan beliau
mendiamkannya. Kedua
anggota tubuh ini pula
yang nampak dalam
ibadah-ibadah seperti haji
dan shalat. Kedua anggota
tubuh ini biasa terlihat di
masa Rasulullah SAW,
yaitu di masa masih
turunnya ayat Al Qur`an
(An-Nabhani, 1990 : 45).
Di samping itu terdapat
alasan lain yang
menunjukkan
bahwasanya seluruh
tubuh wanita adalah aurat
kecuali wajah dan dua
telapak tangan karena
sabda Rasulullah SAW
kepada Asma` binti Abu
Bakar :
‘Wahai Asma`
sesungguhnya seorang
wanita itu apabila telah
baligh (haidl) maka tidak
boleh baginya
menampakkan tubuhnya
kecuali ini dan ini, seraya
menunjukkan wajah dan
telapak tangannya.’ (HR.
Abu Dawud)
Inilah dalil-dalil yang
menunjukkan dengan
jelas bahwasanya seluruh
tubuh wanita itu adalah
aurat, kecuali wajah dan
dua telapak tangannya.
Maka diwajibkan atas
wanita untuk menutupi
auratnya, yaitu menutupi
seluruh tubuhnya kecuali
wajah dan telapak
tangannya.
b. Busana Muslimah dalam
Kehidupan Khusus
Adapun dengan apa
seorang muslimah
menutupi aurat tersebut,
maka di sini syara’ tidak
menentukan bentuk/
model pakaian tertentu
untuk menutupi aurat,
akan tetapi membiarkan
secara mutlak tanpa
menentukannya dan
cukup dengan
mencantumkan lafadz
dalam firman-Nya (QS An
Nuur : 31) “wa laa
yubdiina” (Dan janganlah
mereka menampakkan)
atau sabda Nabi SAW “lam
yashluh an yura
minha” (tidak boleh
baginya menampakkan
tubuhnya) (HR. Abu
Dawud). Jadi, pakaian
yang menutupi seluruh
auratnya kecuali wajah
dan telapak tangan
dianggap sudah menutupi,
walau bagaimana pun
bentuknya. Dengan
mengenakan daster atau
kain yang panjang juga
dapat menutupi, begitu
pula celana panjang, rok,
dan kaos juga dapat
menutupinya. Sebab
bentuk dan jenis pakaian
tidak ditentukan oleh
syara’.
Berdasarkan hal ini maka
setiap bentuk dan jenis
pakaian yang dapat
menutupi aurat, yaitu
yang tidak menampakkan
aurat dianggap sebagai
penutup bagi aurat secara
syar’i, tanpa melihat lagi
bentuk, jenis, maupun
macamnya.
Namun demikian syara’
telah mensyaratkan
dalam berpakaian agar
pakaian yang dikenakan
dapat menutupi kulit. Jadi
pakaian harus dapat
menutupi kulit sehingga
warna kulitnya tidak
diketahui. Jika tidak
demikian, maka dianggap
tidak menutupi aurat.
Oleh karena itu apabila
kain penutup itu tipis/
transparan sehingga
nampak warna kulitnya
dan dapat diketahui
apakah kulitnya berwarna
merah atau coklat, maka
kain penutup seperti ini
tidak boleh dijadikan
penutup aurat.
Mengenai dalil
bahwasanya syara’ telah
mewajibkan menutupi
kulit sehingga tidak
diketahui warnanya,
adalah hadits yang
diriwayatkan dari Aisyah
RA bahwasanya Asma`
binti Abubakar telah
masuk ke ruangan Nabi
SAW dengan berpakaian
tipis/transparan, lalu
Rasulullah SAW berpaling
seraya bersabda :
‘Wahai Asma`
sesungguhnya seorang
wanita itu apabila telah
baligh (haidl) tidak boleh
baginya untuk
menampakkan tubuhnya
kecuali ini dan ini.’ (HR.
Abu Dawud)
Jadi Rasulullah SAW
menganggap kain yang
tipis itu tidak menutupi
aurat, malah dianggap
menyingkapkan aurat.
Oleh karena itu lalu Nabi
SAW berpaling seraya
memerintahkannya
menutupi auratnya, yaitu
mengenakan pakaian
yang dapat menutupi.
Dalil lainnya juga terdapat
dalam hadits riwayat
Usamah bin Zaid,
bahwasanya ia ditanyai
oleh Nabi SAW tentang
Qibtiyah (baju tipis) yang
telah diberikan Nabi SAW
kepada Usamah. Lalu
dijawab oleh Usamah
bahwasanya ia telah
memberikan pakaian itu
kepada isterinya, maka
Rasulullah SAW bersabda
kepadanya :
‘Suruhlah isterimu
mengenakan baju dalam
di balik kain Qibtiyah itu,
karena sesungguhnya aku
khawatir kalau-kalau
nampak lekuk tubuhnya.
’(HR. Ahmad dan Al-
Baihaqi, dengan sanad
hasan. Dikeluarkan oleh
Adh-Dhiya’ dalam kitab
Al-Ahadits Al-Mukhtarah,
Juz I hal. 441) (Al-Albani,
2001 : 135).
Qibtiyah adalah sehelai
kain tipis. Oleh karena itu
tatkala Rasulullah SAW
mengetahui bahwasanya
Usamah memberikannya
kepada isterinya, beliau
memerintahkan agar
dipakai di bagian dalam
kain supaya tidak
kelihatan warna kulitnya
dilihat dari balik kain tipis
itu, sehingga beliau
bersabda : ‘Suruhlah
isterimu mengenakan
baju dalam di balik kain
Qibtiyah itu.’
Dengan demikian kedua
hadits ini merupakan
petunjuk yang sangat
jelas bahwasanya syara’
telah mensyaratkan apa
yang harus ditutup, yaitu
kain yang dapat menutupi
kulit. Atas dasar inilah
maka diwajibkan bagi
wanita untuk menutupi
auratnya dengan pakaian
yang tidak tipis
sedemikian sehingga
tidak tergambar apa yang
ada di baliknya.
c. Busana Muslimah dalam
Kehidupan Umum
Pembahasan poin b di
atas adalah topik
mengenai penutupan
aurat wanita dalam
kehidupan khusus. Topik
ini tidak dapat
dicampuradukkan dengan
pakaian wanita dalam
kehidupan umum, dan
tidak dapat pula
dicampuradukkan dengan
masalah tabarruj pada
sebagian pakaian-pakaian
wanita.
Jadi, jika seorang wanita
telah mengenakan
pakaian yang menutupi
aurat, tidak berarti lantas
dia dibolehkan
mengenakan pakaian itu
dalam kehidupan umum,
seperti di jalanan umum,
atau di sekolah, pasar,
kampus, kantor, dan
sebagainya. Mengapa ?
Sebab untuk kehidupan
umum terdapat pakaian
tertentu yang telah
ditetapkan oleh syara’.
Jadi dalam kehidupan
umum tidaklah cukup
hanya dengan menutupi
aurat, seperti misalnya
celana panjang, atau baju
potongan, yang
sebenarnya tidak boleh
dikenakan di jalanan
umum meskipun dengan
mengenakan itu sudah
dapat menutupi aurat.
Seorang wanita yang
mengenakan celana
panjang atau baju
potongan memang dapat
menutupi aurat. Namun
tidak berarti kemudian
pakaian itu boleh dipakai
di hadapan laki-laki yang
bukan mahram, karena
dengan pakaian itu ia
telah menampakkan
keindahan tubuhnya
(tabarruj). Tabarruj
adalah, menempakkan
perhiasan dan keindahan
tubuh bagi laki-laki asing/
non-mahram (izh-haruz
ziinah wal mahasin lil
ajaanib) (An-Nabhani,
1990 : 104). Oleh karena
itu walaupun ia telah
menutupi auratnya, akan
tetapi ia telah bertabarruj,
sedangkan tabarruj
dilarang oleh syara’.
Pakaian wanita dalam
kehidupan umum ada 2
(dua), yaitu baju bawah
(libas asfal) yang disebut
dengan jilbab, dan baju
atas (libas a’la) yaitu
khimar (kerudung) .
Dengan dua pakaian inilah
seorang wanita boleh
berada dalam kehidupan
umum, seperti di kampus,
supermarket, jalanan
umum, kebun binatang,
atau di pasar-pasar.
Apakah pengertian
jilbab ? Dalam kitab Al
Mu’jam Al Wasith karya
Dr. Ibrahim Anis (Kairo :
Darul Maarif) halaman
128, jilbab diartikan
sebagai “Ats tsaubul
musytamil ‘alal jasadi
kullihi” (pakaian yang
menutupi seluruh tubuh),
atau “Ma yulbasu fauqa
ats tsiyab kal milhafah” .
Untuk baju atas,
disyariatkan khimar, yaitu
kerudung atau apa saja
yang serupa dengannya
yang berfungsi menutupi
seluruh kepala, leher, dan
lubang baju di dada.
Pakaian jenis ini harus
dikenakan jika hendak
keluar menuju pasar-pasar
atau berjalan melalui
jalanan umum (An-
Nabhani, 1990 : 48).
Apabila ia telah
mengenakan kedua jenis
pakaian ini (jilbab dan
khimar) dibolehkan
baginya keluar dari
rumahnya menuju pasar
atau berjalan melalui
jalanan umum, yaitu
menuju kehidupan umum.
Akan tetapi jika ia tidak
mengenakan kedua jenis
pakaian ini maka dia tidak
boleh keluar dalam
keadaan apa pun, sebab
perintah yang
menyangkut kedua jenis
pakaian ini datang dalam
bentuk yang umum, dan
tetap dalam
keumumannya dalam
seluruh keadaan, karena
tidak ada dalil yang
mengkhususkannya.
Dalil mengenai wajibnya
mengenakan dua jenis
pakaian ini, karena firman
Allah SWT mengenai
pakaian bagian bagian
atas (khimar/kerudung) :
‘Hendaklah mereka
menutupkan kain
kerudung ke dadanya,
dan janganlah
menampakkan
perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari
padanya.’ (QS An Nuur :
31)
Dan karena firman Allah
SWT mengenai pakaian
bagian bawah (jilbab) :
‘Wahai Nabi katakanlah
kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang
mu’min: ‘Hendaklah
mereka mengulurkan
jilbabnya.’ (QS Al Ahzab :
59)
Adapun dalil bahwa jilbab
merupakan pakaian
dalam kehidupan umum,
adalah hadits yang
diriwayatkan dari Ummu
‘Athiah RA, bahwa dia
berkata :
‘Rasulullah SAW
memerintahkan kaum
wanita agar keluar rumah
menuju shalat Ied, maka
Ummu ‘Athiyah
berkata,’Salah seorang di
antara kami tidak
memiliki jilbab?” Maka
Rasulullah SAW
menjawab: ‘Hendaklah
saudarinya meminjamkan
jilbabnya kepadanya
!’(Muttafaqun ‘alaihi) (Al-
Albani, 2001 : 82).
Berkaitan dengan hadits
Ummu ‘Athiyah ini, Syaikh
Anwar Al-Kasymiri, dalam
kitabnya Faidhul Bari, Juz I
hal. 388, mengatakan :
“Dapatlah dimengerti dari
hadits ini, bahwa jilbab itu
dituntut manakala
seorang wanita keluar
rumah, dan ia tidak boleh
keluar [rumah] jika tidak
mengenakan jilbab.” (Al-
Albani, 2001 : 93).
Dalil-dalil di atas tadi
menjelaskan adanya suatu
petunjuk mengenai
pakaian wanita dalam
kehidupan umum. Allah
SWT telah menyebutkan
sifat pakaian ini dalam
dua ayat di atas yang
telah diwajibkan atas
wanita agar dikenakan
dalam kehidupan umum
dengan perincian yang
lengkap dan menyeluruh.
Kewajiban ini dipertegas
lagi dalam hadits dari
Ummu ‘Athiah RA di atas,
yakni kalau seorang
wanita tak punya jilbab –
untuk keluar di lapangan
sholat Ied (kehidupan
umum)—maka dia harus
meminjam kepada
saudaranya (sesama
muslim). Kalau tidak
wajib, niscaya Nabi SAW
tidak akan
memerintahkan wanita
mencari pinjaman jilbab.
Untuk jilbab, disyaratkan
tidak boleh potongan,
tetapi harus terulur
sampai ke bawah sampai
menutup kedua kaki,
sebab Allah SWT
mengatakan : “yudniina
‘alaihinna min
jalabibihinna” (Hendaklah
mereka mengulurkan
jilbab-jilbab mereka.).
Dalam ayat tersebut
terdapat kata “yudniina”
yang artinya adalah
yurkhiina ila asfal
(mengulurkan sampai ke
bawah/kedua kaki).
Penafsiran ini –yaitu
idnaa` berarti irkhaa` ila
asfal– diperkuat dengan
dengan hadits Ibnu Umar
bahwa dia berkata,
Rasulullah SAW telah
bersabda :
“Barang siapa yang
melabuhkan/menghela
bajunya karena sombong,
maka Allah tidak akan
melihatnya pada Hari
Kiamat nanti.’ Lalu Ummu
Salamah berkata,’Lalu apa
yang harus diperbuat
wanita dengan ujung-
ujung pakaian mereka (bi
dzuyulihinna).” Nabi SAW
menjawab,’Hendaklah
mereka mengulurkannya
(yurkhiina) sejengkal
(syibran)’(yakni dari
separoh betis). Ummu
Salamah menjawab,’Kalau
begitu, kaki-kaki mereka
akan tersingkap.’ Lalu
Nabi
menjawab,’Hendaklah
mereka mengulurkannya
sehasta (fa yurkhiina
dzira`an) dan jangan
mereka menambah lagi
dari itu.” (HR. At-Tirmidzi
Juz III, hal. 47; hadits
sahih) (Al-Albani, 2001 :
89)
Hadits di atas dengan jelas
menunjukkan bahwa
pada masa Nabi SAW,
pakaian luar yang
dikenakan wanita di atas
pakaian rumah –yaitu
jilbab– telah diulurkan
sampai ke bawah hingga
menutupi kedua kaki.
Berarti jilbab adalah
terusan, bukan potongan.
Sebab kalau potongan,
tidak bisa terulur sampai
bawah. Atau dengan kata
lain, dengan pakaian
potongan seorang wanita
muslimah dianggap belum
melaksanakan perintah
“yudniina ‘alaihinna min
jalaabibihina” (Hendaklah
mereka mengulurkan
jilbab-jilbabnya). Di
samping itu kata min
dalam ayat tersebut
bukan min lit tab’idh
(yang menunjukkan arti
sebagian) tapi merupakan
min lil bayan
(menunjukkan penjelasan
jenis). Jadi artinya
bukanlah “Hendaklah
mereka mengulurkan
sebagian jilbab-jilbab
mereka” (sehingga boleh
potongan), melainkan
Hendaklah mereka
mengulurkan jilbab-jilbab
mereka (sehingga jilbab
harus terusan).(An-
Nabhani, 1990 : 45-51)

-WANITA PENZINA AKAN MENDAPATKAN LAKI-LAKI PENZINA PULA-

-SETAN PUN TAKUT PADA MANUSIA YG MENINGGALKAN SHOLAT NYA-

-MEDIA ELEKTRONIK MENJADI ALAT FITNAH DAN MEDIA PENGHANCURAN MORAL DAN AQIDAH-

-BERDAGANG;BERSPEKULASI DAN BERJUDI-

Berdagang - Berspekulasi -
Berjudi
Semakin lama semakin sering
saya membaca kata "investor"
di koran dan majalah. Saya agak
heran juga, sejak kapan orang-
orang menjadi begitu pandai?
Darimana para "investor" ini
berasal? Di mana mereka
berada sebelumnya?
Orang-orang tua sering bilang
"Keputusan dalam hidup selalu
adalah perjudian, karena tidak
ada hal yang pasti, maka orang
hanya bisa mengambil
keputusan berdasarkan apa
yang dia tahu."
Benar sekali, tidak ada yang
pasti, dan semua orang
memang hanya berjudi
berdasarkan apa yang dia tahu.
Namun satu hal yang perlu
Anda sadari, dalam semua
bidang dan dalam setiap
transaksi, sekalipun
sekelompok orang melakukan
keputusan yang sama, namun
mereka melakukannya
berdasarkan level informasi
dan pengetahuan yang
berbeda-beda.
Mari kita berandai-andai.....
Saya bekerja di sebuah
perusahaan eskrim, PT kami
adalah perusahaan publik.
Akhir-akhir ini saya
mengetahui bahwa perusahaan
saya berhasil mendapatkan
sebuah order dari customer
baru yang akan meningkatkan
laba perusahaan saya sebesar
200% dalam waktu 6 bulan
mendatang.
Jadi.. Diam-diam saya pergi ke
broker saham saya dan
membeli saham perusahaan
saya sebanyak yang saya bisa...
(Jangan khawatir mengenai
peraturan insider trading...
Dunia nyata tidak seperti itu,
every insider trades!)
Di tempat lain, ada seseorang
yang sering jual beli saham,
sebut saja di Jacky. Dia
mengamati bahwa akhir-akhir
ini cuaca memang agak panas.
Dia bertaruh bahwa global
warming itu benar, dan dia pun
membeli sejumlah saham
perusahaan eskrim saya.
Di tempat lain lagi, seorang Ibu
muda, Susi, yang lagi
kebanyakan duit, yang baru
mulai belajar membeli saham
dan menjadi "investor", tidak
sabar lagi untuk membeli
saham pertamanya. Dan PT
kami yang begitu beruntung,
menjadi saham pembuka di
portfolionya.
Anda lihat... Antara saya, Jacky,
dan Susi, walaupun mengambil
keputusan yang sama, tetapi
kami melakukannya dengan
alasan dan informasi yang
berbeda.
* Bagi saya, saya bisa
mengatakan dengan nyaris
pasti saya akan menang,
karena saya tahu customer
baru kami akan mendatangkan
keuntungan besar bagi
perusahaan saya. Maka saya
tidak ragu untuk menyebut diri
saya sebagai pedagang, bahkan
investor.
* Bagi Jacky, saya akan
menyebutnya spekulator.
Keputusan dia memang ada
dasarnya, tetapi tetap saja dia
tidak benar-benar tahu apa
yang sedang dia lakukan.
* Bagi Susi, dia adalah penjudi!
Ibu ini sedang
mempertaruhkan uangnya
tanpa dasar.
Jadi, perbedaan antara
berdagang, berspekulasi,
dan berjudi terletak pada
alasan dan informasi yang
dimiliki si pembuat
keputusan. Semakin Anda
mengetahui informasi
mengenai apa yang Anda
lakukan dan semakin besar
kontrol Anda atas hasil dari
sebuah kejadian, semakin Anda
bisa menyebut diri Anda
investor. Sebaliknya, semakin
Anda tidak tahu dan tidak bisa
memegang kendali atas hasil
sebuah kejadian, semakin Anda
memenuhi kriteria sebagai
seorang penjudi.
Kawan... Jangan mengira
karena kita sedang melakukan
hal yang sama dengan
seseorang, lantas kita pun
berada satu level dengan
mereka.
Mari kita sambung lagi andai-
andai tadi....
6 bulan kemudian, setelah hasil
perdagangan kami dengan
customer baru itu selesai dan
muncul di laporan keuangan
publik kami, harga saham
perusahaan saya meroket 4 kali
lipat.
Jacky, yang gembira atas
"kepandaian" dia, memutuskan
untuk take some profit. Dia
menjual 1/2 saham dia, dan
menyimpan 1/2 yang tersisa
sambil berharap saham
perusahaan eskrim saya akan
terus naik harganya.
Susi, yang gembira atas
"kepandaian dan
keberuntungan" dia,
memutuskan bahwa 4 kali lipat
hanyalah awal. Dia menyimpan
semua sahamnya, dan dengan
tekat bulat akan terus
menunggu hingga sahamnya
naik lebih tinggi lagi.
Saya, di sisi lain, mendapatkan
informasi rahasia dari pemasok
kami di Amerika, bahwa global
ternyata tidak warming....
(hehe), bulan-bulan mendatang,
yang terjadi malahan adalah
global cooling... dan saya pun
menjual semua saham yang
saya miliki, ditambah
shortselling atas saham
perusahaan saya.
Cuaca berubah sesuai yang
saya antisipasi, cuaca sangat
dingin dan eskrim tidak laku..
Penjualan kami anjlok, dan
harga saham pun menukik
tajam paska pengumuman
laporan keuangan kami yang
terbaru.
* Saya, lagi-lagi untung besar.
* Jacky, yang untung saat
menjual 1/2 sahamnya dulu,
sekarang rugi atas 1/2 saham
yang tersisa.
* Susi yang malang, dia bukan
saja tidak pernah mendapatkan
keuntungan, sekarang malah
harus rugi setelah menunggu 1
tahun.
Kawan, dunia ini sangatlah
kejam.
Pikirkanlah baik-baik sebelum
melibatkan diri di pasar
finansial...
Semoga Anda bukan Jacky,
apalagi Susi. Good luck!

-KISAH RASULLULLAH MENJELANG AJAL-

Betapa mulia dan indahnya
akhlak baginda Ya Rasulullah
SAW Mengingatkan kita
sewaktu sakratul maut.
Pagi itu, Rasulullah dengan
suara terbata memberikan
petuah, "Wahai umatku, kita
semua ada dalam kekuasaan
Allah dan cinta kasih-Nya. Maka
taati dan bertakwalah kepada-
Nya. Kuwariskan dua hal pada
kalian, sunnah dan Al Qur'an.
Barang siapa mencintai
sunnahku, berati mencintai aku
dan kelak orang-orang yang
mencintaiku, akan bersama-
sama masuk surga bersama
aku."
Khutbah singkat itu diakhiri
dengan pandangan mata
Rasulullah yang teduh menatap
sahabatnya satu persatu. Abu
Bakar menatap mata itu dengan
berkaca-kaca, Umar dadanya
naik turun menahan napas dan
tangisnya. Ustman menghela
napas panjang dan Ali
menundukkan kepalanya
dalam-dalam. Isyarat itu telah
datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan
kita semua," desah hati semua
sahabat kala nitu. Manusia
tercinta itu, hampir usai
menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat,
tatkala Ali dan Fadhal dengan
sigap menangkap Rasulullah
yang limbung saat turun dari
mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang
hadir di sana pasti akan
menahan detik-detik berlalu,
kalau bisa. Matahari kian tinggi,
tapi pintu Rasulullah masih
tertutup. Sedang di dalamnya,
Rasulullah sedang terbaring
lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi
pelepah
kurma yang menjadi alas
tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar seorang yang
berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?"
tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang
demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan dan
menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani
ayahnya yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya
pada Fatimah, "Siapakah itu
wahai anakku?"."Tak tahulah
ayahku, orang sepertinya baru
sekali ini aku melihatnya,"tutur
Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah
menatap puterinya itu dengan
pandangan yang
menggetarkan. Seolah-olah
bahagian demi bahagian wajah
anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang
menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di
dunia. Dialah malaikatul maut,"
kata Rasulullah, Fatimah pun
menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut datang
menghampiri, tapi Rasulullah
menanyakan kenapa Jibril tidak
ikut bersama menyertainya.
Kemudian dipanggillah Jibril
yang sebelumnya sudah
bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah
dan penghulu dunia ini. " Jibril,
jelaskan apa hakku nanti di
hadapan Allah?" Tanya
Rasululllah dengan suara yang
amat lemah. "Pintu-pintu langit
telah terbuka, para malaikat
telah menanti rohmu. Semua
surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu," kata Jibril. Tapi
itu ternyata tidak membuatkan
Rasulullah lega, matanya masih
penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang
mendengar khabar ini?" Tanya
Jibril lagi. "Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib
umatku kelak?" "Jangan
khawatir, wahai Rasul Allah,
aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku:
Kuharamkan surga bagi siapa
saja, kecuali umat Muhammad
telah berada di dalamnya," kata
Jibril. Detik-detik semakin dekat,
saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh
Rasulullah
bersimbah peluh, urat-urat
lehernya menegang."Jibril,
betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di
sampingnya menunduk
semakin dalam dan Jibril
memalingkan muka. "Jijikkah
kau melihatku, hingga kau
palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat
pengantar wahyu itu. "Siapakah
yang sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar
Rasulullah mengaduh, karena
sakit yang tidak tertahankan
lagi. "Ya Allah, dahsyat nian
maut ini, timpakan saja semua
siksa maut ini kepadaku, jangan
pada umatku. "Badan Rasulullah
mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak
lagi.
Bibirnya bergetar seakan
hendak membisikkan sesuatu,
Ali mendekatkan
telinganya."Uushiikum bis-
shalaati, wamaa malakat
aimaanukum - peliharalah shalat
dan peliharalah orang-orang
lemah di antaramu." Di luar,
pintu tangis mulai terdengar
bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah
menutupkan tangan di
wajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telinganya ke
bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan. "Ummatii, ummatii,
ummatiii!" - "Umatku, umatku,
umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia
mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai
sepertinya? Allaahumma sholli
'alaa Muhammad wa'alaihi
wasahbihi wasallim. Betapa
cintanya Rasulullah kepada kita.
Usah gelisah apabila dibenci
manusia kerana masih banyak
yang menyayangimu di dunia,
tapi gelisahlah apabila dibenci
Allah kerana tiada lagi yang
mengasihmu di akhirat kelak

-MITOS UANG-

Hari ini saya akan memposting
sebuah dongeng lagi. Cerita ini
berisi hal yang sama, tentang
kredit sebagai uang, sistem yang
sudah dipakai di seluruh dunia
selama beberapa ratus tahun
terakhir (silahkan baca "Sejarah
Pedagang Uang").
Bagi Anda yang masih hidup
dalam ilusi bahwa Indonesia
merdeka tahun 1945, bangunlah
dari tidurmu.. Kita semua masih
adalah budak, bedanya hanya
tuan kita sekarang tidak muncul
langsung di hadapan kita,
memerintah kita untuk bekerja
paksa.
Setiap sen uang di negara kita,
dan juga negara lainnya adalah
kredit, alias hutang. Dan Uang
muncul hanya dalam bentuk
kredit. Kita semua adalah
penyewa uang, tidak lebih dari
itu.
Yang namanya hutang harus
dibayarkan kembali plus bunga
yang tidak diciptakan oleh
bankir. Sampai kapan pun total
hutang tidak mungkin dilunasi.
Tahun demi tahun, kita bekerja
untuk hanya untuk melayani
dan memperkaya sang pencipta
kredit, para bankir...
***
Judul Asli : MONEY MYTH
Pengarang : Louis Even
1. Korban Kapal Tenggelam
Karena suatu kecelakaan sebuah
kapal tenggelam. Pada akhirnya,
tinggal 5 yang selamat, mereka
menaiki sebuah rakit dan
dibawa oleh arus ombak.
Kelima orang ini: Frank, si tukang
kayu. Paul, seorang petani. Jim,
peternak. Harry, penanam
agrikultur. Dan Tom, seorang
mineralogist.
2. Sebuah Pulau Yang Diberkati
Bagi kelima orang ini,
menginjakkan kembali kaki ke
daratan, bahagianya ibarat baru
bangkit dari kuburan. Syukurnya
pulau yang mereka datangi ini
adalah tanah yang subur. Jim, si
peternak, sepenuhnya yakin dia
bisa beternak dengan baik
binatang-binatang di pulau itu.
Paul juga meyakini tanah di
pulau ini mudah untuk ditanami.
Harry menemukan bahwa
beberapa pohon buah-buahan di
sana, bila dirawat dengan baik,
akan menghasilkan panen yang
lumayan. Pulau itu juga penuh
dengan pohon, Frank si tukang
kayu akan dengan mudah
mendapatkan kayu dan mulai
membangunkan rumah-rumah.
Dan si Tom, walaupun
kekurangan alat kerja, tapi
dengan keahliannya, masih
sanggup menambang secara
sederhana kekayaan alam di
sana.
3. Kekayaan Yang Sebenarnya
Inilah mereka yang sedang
bekerja. Si tukang kayu
membangun rumah dan
perabotan. Awalnya mereka
mencari makanan seadanya.
Tetapi dengan berlalunya waktu,
tanah-tanah mulai dikerjakan
dengan rapi di ditanami, dan si
petani pun mulai bisa menikmati
panennya.
Waktu terus berlalu, dengan
kerja keras dari kelima orang ini,
pulau yang mereka datangi ini
pun menjadi semakin kaya.
Kekayaan mereka bukanlah
dalam bentuk emas atau kertas
uang perbankan, tetapi
kekayaan dari barang-barang
yang benar-benar memiliki nilai,
kekayaan dalam bentuk
makanan, pakaian, hunian, dan
segala yang lain yang diperlukan
oleh manusia.
Setiap orang mengerjakan apa
yang dia bisa. Surplus dari
produksinya mereka saling
bertukar satu sama lain.
Walaupun kehidupan tidak
gampang, karena masih banyak
hal lainnya yang mereka nikmati
sebelumnya sebelum kapal
mereka tenggelam sekarang
masih tidak ada, tetapi
setidaknya mereka sekarang
terbebas dari yang namanya
pajak, atau rasa takut akan
sitaan harta. Mereka hidup
dengan sulit tetapi setidaknya
bisa menikmati buah dari
pekerjaan mereka.
Sambil berupaya untuk hidup,
mereka tetap berdoa, berharap
suatu hari mereka bisa kembali
lagi berkumpul dengan keluarga
mereka seperti dulunya.
4. Sebuah Ketidaknyamanan
Yang Serius
Dengan berlalunya waktu,
akhirnya mereka menemukan
sebuah hal yang sangat
menggangu, mereka tidak
memiliki uang sebagai medium
pertukaran yang lebih baik.
Produk yang mereka
pertukarkan, tidak selalu ada di
tangan saat sebuah transaksi
dijalankan. Contoh, kayu yang
diberikan kepada petani tidak
bisa dibayar oleh si petani
sebelum 6 bulan masa tanam
berakhir. Kadang-kadang lagi,
seseorang memiliki sesuatu
yang nilainya lebih besar
daripada yang barang yang ada
di tangan rekan dagangannya.
Orang-orang ini, walaupun
mereka tahu cara memproduksi
barang, kekayaan yang
sebenarnya, tetapi bagaimana
menciptakan uang, simbol dari
kekayaan, adalah di luar
kemampuan pikir mereka. Tentu
saja, orang-orang berpindidikan
juga kadang-kadang sama,
demikian juga para pejabat di
pemerintahan, semuanya tidak
tahu bagaimana uang harus
diciptakan.
5. Datangnya Seorang
Pendatang
Suatu hari, saat kelima orang ini
sedang duduk-duduk di pantai,
mendadak datang sebuah kapal
kecil dengan seorang
penumpang. Orang ini ternyata
adalah seorang korban yang
selamat dari kapal lain yang juga
tenggelam, nama orang ini
adalah Oliver.
Bahagia karena memiliki teman
baru, kelima orang ini
memperlakukan dia dengan
sangat baik, dan mereka pun
bercerita kepada Oliver tentang
kesulitan mereka karena
tiadanya uang untuk digunakan.
“Oh, puji Tuhan,” Kata Oliver,
“Karena saya sebenarnya adalah
seorang bankir. Dalam waktu
singkat, saya akan merancang
sebuah sistem keuangan yang
saya jamin akan memuaskan
kalian semua. Kalian akan mulai
kembali ke peradaban.”
Kelima orang ini pun bersyukur
luar biasa atas datangnya bankir
tersebut, ibarat malaikat yang
diutus oleh Tuhan. Bukankah
kita-kita, yang hidup dalam
peradaban yang maju, memang
terbiasa memuja para bankir,
sang penguasa dan darah dari
sistem finansial kita?
6. Dewa Peradaban
“Oh Bapak Oliver, sebagai bankir
kami, tugas Anda satu-satunya
adalah menjaga uang kami, Anda
tidak perlu bekerja di lapangan.”
Oliver mulai mengambil barang-
barang yang dia selamatkan dari
kapalnya yang tenggelam, kertas
dan sebuah mesin cetak, lengkap
dengan tintanya, dan juga
sebuah tong besar.
Tong ini, kata Oliver, “Berisi
harta yang paling berharga…
Emas!”
“Wow…. Hebat, benar-benar
malaikat utusan Tuhan. Barang
kuning ini, walaupun lebih
sering disembunyikan dan tidak
kelihatan, tetapi senantiasa
memiliki kekuasaan yang amat
besar, bahkan bisa
mempengaruhi nasib dari
sebuah bangsa."
“Kawan-kawan, emas ini lebih
dari cukup untuk kalian semua.
Tetapi emas ini tidak untuk
disirkulasikan. Emas harus
tersembunyi. Emas adalah jiwa
dari uang yang sehat, dan yang
namanya jiwa selalu tidak
kelihatan. Saya akan
menjelaskannya nanti saat Anda
mendapatkan suplai uang Anda
yang pertama.”
7. Galian Rahasia
Oliver bertanya kepada kelima
orang ini tentang berapa kira-
kira yang mereka butuhkan
untuk memulai perdagangan,
dan mereka menjawab “$200
sudah cukup.”
Kelima orang ini bahagia sampai
tidak bisa tidur, dalam kepala
mereka sekarang penuh dengan
gambaran emas di tangan
mereka.
Oliver sendiri, bekerja penuh
semangat karena bahagianya
dia akan nasibnya sebagai
bankir. Mula-mula dia menggali
sebuah lubang untuk
meletakkan tong yang berisi
emas itu. Kemudian dia pun
sibuk mencetak uang-uang
kertas $1 baru sebanyak $1000.
“Hebat, betapa sederhananya
membuat uang. Semua nilainya
datang dari produk yang bisa
dibelinya. Tanpa produksi,
kertas-kertas ini sebenarnya
sampah. Kelima customer saya
yang naïf tidak menyadari ini.
Mereka benar-benar berpikir
uang ini nilainya datang dari
emas. Kebodohan mereka adalah
alasan mengapa saya adalah
tuan mereka.”
Besoknya, kelima orang ini pun
menghampiri Oliver.
8. Siapa Pemilik Uang Ini?
Lima set uang sudah siap di atas
meja.
Oliver berkata, “Sebelum Anda
mengambilnya, saya ingin
perhatian dari Anda. Basis dari
uang ini adalah emas. Dan emas
yang saya simpan adalah emas
saya. Konsekwensinya, uang ini
adalah uang saya. Tapi jangan
bersedih, saya akan
meminjamkannya kepada Anda.
Namun, Anda harus membayar
bunga. Mengingat uang sangat
susah didapat, saya rasa 8%
tidaklah terlalu tinggi.”
“Oh, tentu saja, Pak Oliver,” Kata
kelima orang itu.
Oliver menyambung, “Hal yang
terakhir kawan, bisnis adalah
bisnis, walaupun antara kawan
akrab. Sebelum Anda mengambil
uang ini, masing-masing dari
Anda harus menandatangani
surat ini. Anda berjanji akan
membayar bunga dan juga
pinjaman pokok, bila tidak saya
akan memiliki hak untuk
menyita aset Anda. Tentu saja,
ini hanya formalitas. Properti
Anda tidaklah menarik bagi saya,
saya hanya ingin uang. Saya
yakin saya akan mendapatkan
uang saya kembali, dan Anda
juga tidak akan berpisah dengan
harta Anda.”
“Hm, masuk akal Pak Oliver. Kami
akan bekerja lebih keras lagi
supaya bisa membayar Anda
kembali.” Dan kelima orang ini
pun mengambil uang tersebut
dan mulai menggunakannya.
9. Sebuah Masalah Arimatika
Uang dari Oliver beredar dengan
cepat di pulau tersebut.
Perdagangan, karena
dipermudah oleh adanya uang,
pun meningkat dua kali lipat.
Semua orang bahagia. Si bankir
pun mulai mendapat status dan
rasa hormat dari kelima orang
tersebut.
Tetapi, mari kita lihat… Mengapa
si Tom tampak murung? Karena
Tom, sama seperti teman-
temannya, telah
menandatangani surat
perjanjian kepada Oliver. Dalam
waktu satu tahun, $200 + $16
bunga harus dikembalikan.
Tetapi Tom hanya menyisakan
beberapa dolar sekarang, dan
waktu untuk membayar sudah
semakin dekat.
Sudah lama juga dia bimbang..
Oliver meminjamkan $1000
kepada mereka berlima, tetapi
uang yang harus dikembalikan
adalah $1080. Sekalipun mereka
berlima mengembalkan semua
uang di tangan kepada Oliver,
mereka masih kekurangan $80.
Tak seorang pun memiliki $80
ini.
Memang mereka yang
memproduksi barang, tetapi
mereka tidak memproduksi
uang. Oliver pada dasarnya bisa
mengambil alih seluruh pulau ini,
karena mereka berlima sama
sekali tidak sanggup membayar
kepada Oliver sesuai perjanjian.
Tom pun mulai berdiskusi
dengan keempat temannya, Tom
berhasil menjelaskan kepada
mereka tentang anehnya sistem
ini. Teman-teman Tom mulai
mengerti, dan mereka pun
memutuskan untuk mengadakan
pertemuan dengan Oliver.
10. Bankir Yang Baik Hati
Lima orang ini pun berdebat
dengan Oliver tentang masalah
ini.
“Mana mungkin kami sanggup
membayar $1080 kalau semua
uang yang eksis hanya $1000?”
Oliver mendengarkan dengan
tenang, dan kemudian
menjawab kepada mereka,
“Bankir yang baik selalu
beradaptasi dengan keadaan.
Mulai sekarang kalian hanya
perlu membayar bunganya saja
kepadaku. Pokok pinjaman bisa
Anda simpan terus.”
“Maksudnya $200 pinjaman kami
dianggap lunas?” Tanya salah
satu dari mereka.
“Tentu saja tidak. Bankir tidak
akan menghapuskan hutang.
Yang saya maksudkan adalah
mulai sekarang Anda hanya
perlu membayar bunganya saja,
$80 per tahun kepada saya.
Mungkin di antara kalian ada
yang kekurangan uang karena
kurangnya perdagangan. Kalau
begitu, organisasikan komunitas
Anda seperti sebuah bangsa.
Buat sebuah sistem kontribusi,
yaitu apa yang kita sebut
dengan pajak. Orang yang
punya lebih harus membayar
lebih, dan yang kekurangan
membayar lebih sedikit.”
Kelima orang ini pun pergi
dengan diam, tetapi dalam hati
mereka masih bingung.
11. Oliver Yang Bersuka-Ria
Oliver kembali sendiri. Dia
berpikir: “Bisnis lagi bagus.
Orang-orang ini memang pekerja
yang rajin, tetapi mereka bodoh.
Ketidaktahuan dan kenaifan
mereka adalah kekuatan saya.
Mereka meminta uang, dan yang
saya berikan kepada mereka
adalah rantai perbudakan.”
“Tentu saja, mereka bisa saja
membuang saya ke laut. But
hei… Saya punya tanda tangan
mereka. Mereka orang-orang
jujur, mereka akan menepati
perjanjiannya. Orang jujur dan
pekerja keras memang ada di
dunia untuk diperbudak para
ahli finansial.”
“Oh Mammon! Saya merasakan
kegeniusan perbankan
merangkai keseluruhan hidupku.
Oh Tuanku! Betapa benarnya
kamu saat kamu berkata: Izinkan
saya mengontrol uang sebuah
negara, dan saya tidak peduli
siapa yang membuat hukumnya.
Sayalah tuan di pulau ini karena
sayalah yang mengontrol
uangnya.”
“Jiwaku penuh dengan
antusiasme dan ambisi. Aku bisa
mengenalikan seluruh alam
semesta. Apa yang aku, Oliver,
lakukan di sini bisa aku lakukan
terhadap seluruh dunia. Oh!
Andaikan saja saya bisa
meninggalkan pulau ini, saya
tahu pasti saya bisa
mengendalikan seluruh dunia
tanpa perlu mengenakan
mahkota raja.”
“Kebahagiaan tertinggi saya
adalah kalau saya bisa
menerapkan filosofi ini di
pikiran orang-orang yang akan
memimpin masyarakat: bankir,
industrialis, politisi, reforman,
guru, jurnalis, dll, semuanya akan
menjadi budakku. Publik akan
merasa puas hidup dalam
perbudakan di saat para elit di
antara mereka akan menjadi
pengawas mereka.”
12. Biaya Hidup Yang Tak
Terjangkau
Situasi perlahan-lahan
bertambah buruk di pulau ini.
Produksi memang meningkat,
dan aktifitas barter turun ke
minimum. Oliver menerima
bunga pinjamannya secara
teratur. Yang lain harus berpikir
bagaimana menyisakan uang
untuknya. Dengan demikian,
uang tidak benar-benar beredar
dengan bebas.
Mereka yang membayar lebih
banyak pajak memprotes.
Mereka menaikkan harga jual
barangnya sebagai kompensasi
atas kerugiannya. Mereka yang
tidak membayar pajak akhirnya
harus menghadapi biaya hidup
yang terus meningkat. Bila
seseorang akhirnya bekerja
untuk yang lain, dia akan terus-
menerus meminta kenaikan gaji
untuk memenuhi ongkos hidup
yang terus meningkat.
Moral sudah sangat rendah,
tidak ada lagi kesenangan dalam
hidup. Tidak juga semangat
dalam bekerja. Untuk apa juga?
Penjualan sangat sulit. Kalaupun
menjual, akhirnya harus
membayar pajak. Ini benar-
benar sebuah krisis. Dan kelima
orang ini saling menuduh satu
sama lain bahwa mereka
menuntut terlalu banyak
sumbangan dari yang lain.
Suatu hari, Harry, yang duduk
merenungkan situasi mereka,
akhirnya tiba pada sebuah
kesimpulan akhir. Perubahan
sejak kedatangan si perancang
sistem moneter baru mereka
telah merusak segalanya di
pulau itu. Tentu saja, mereka
berlima juga memiliki kesalahan,
tetapi tetap saja sistem dari
Oliverlah yang menyebabkan
kerusakan terbesar.
Harry berhasil menjelaskan
kepada teman-temannya. Satu
demi satu dari mereka akhirnya
paham, dan mereka pun
memutuskan untuk mengadakan
pembicaraan lagi dengan Oliver.
13. Diperbudak Oleh Oliver
Pertengkaran hebat pun terjadi.
“Uang benar-benar kurang di
pulau ini kawan, karena Anda
mengambilnya dari kami! Kami
membayar dan membayar, dan
tetap saja kami berhutang sama
banyaknya seperti sebelumnya.
Kami sudah bekerja dengan
sangat keras, tetapi kondisi kami
bahkan lebih buruk dibanding
sebelumnya. Hutang! Hutang!
Yang ada pada kami hanyalah
hutang!”
“Oh, kawan, bicaralah yang
masuk akal! Kehidupan kalian
sudah lebih baik, terima kasih
kepadaku. Sistem perbankan
yang baik adalah aset terbaik
sebuah bangsa. Tetapi supaya
bisa berfungsi maksimal, Anda
harus mempercayai bankirnya.
Datanglah padaku seperti
datang pada ayahmu. Apakah
uang yang Anda inginkan? Tidak
masalah, simpanan emasku
masih cukup untuk menerbitkan
ribuan dolar yang lain. Saya akan
meminjamkan kepada kalian
seribu dolar lagi, Anda tinggal
menjaminkan aset Anda
kepadaku.”
“Jadi sekarang hutang kami
menjadi $2000! Dan kami harus
membayar dua kali lipat bunga
sepanjang sisa hidup kami!”
“Ya, benar --- Tetapi saya akan
meminjami kalian lagi saat nilai
properti Anda meningkat. Kalian
tidak perlu membayar saya
apapun selain bunga. Kalian bisa
menggabungkan semua hutang
kalian menjadi satu, kita akan
menyebutnya konsolidasi
hutang. Kalian bisa menambah
hutang itu, tahun demi tahun.”
“Dan menaikkan pajak, tahun
demi tahun?”
“Tentu saja, tetapi pendapatan
Anda kan juga akan meningkat
setiap tahun.”
“Jadi, semakin pulau ini maju
karena usaha kami, semakin
besar hutang publik kami!”
“Iya, emangnya kenapa! Sama
seperti di manapun di
peradaban yang lain. Tingkat
peradaban sebuah komunitas
selalu bisa dilihat dari seberapa
besar ukuran hutang mereka
kepada bankir.”
14. Srigala Memakan Domba
“Itukah yang namanya sistem
moneter yang sehat, Pak
Oliver?”
“Bapak-bapak, semua uang yang
baik adalah berbasis emas, dan
muncul dari bank dalam bentuk
hutang. Hutang nasional adalah
hal yang baik. Ini akan
mencegah kalian merasa puas
diri. Ini akan membuat
pemerintahan manapun lebih
bijak, yang diturunkan oleh
bankir. Sebagai bankir, sayalah
obor cahaya peradaban di pulau
ini. Sayalah yang akan mendikte
politik dan mengatur standar
hidup kalian.”
“Pak Oliver, kami bukan orang
berpindidikan, tetapi kami tidak
ingin peradaban seperti itu di
sini. Kami tidak akan meminjam
satu sen pun lagi dari Anda.
Tidak masalah uang baik atapun
tidak baik, kami tidak ingin lagi
bertransaksi denganmu.”
“Bapak-bapak, saya benar-benar
kecewa dengan keputusan
kalian. Tetapi bila kalian
mengingkari perjanjian ini, ingat,
saya punya tanda tangan kalian.
Bayar saya semuanya – pokok
pinjaman dan bunga.”
“Tetapi itu mustahil, Pak.
Kalaupun kami mengembalikan
semua uang yang ada di pulau
ini, kami masih tidak bisa
melunasinya.”
“Saya tidak bisa membantu.
Kalian sudah menandatangani
perjanjian ini sebelumnya,
bukan?”
“Berdasarkan isi kontrak,
dengan demikian saya berhak
menyita semua properti kalian.
Kalian harus mentaati apapun
yang saya katakan sekarang.
Kalian akan terus
mengeksploitasi pulau ini, dan
terus melayani saya. Sekarang
kalian keluar! Dan tunggu
perintah dari saya besok.”
15. Mengendalikan Media
Oliver tahu pasti siapa yang
mengendalikan uang, dialah
yang mengendalikan bangsa.
Tetapi dia juga sadar, untuk
mempertahankan kekuasaan,
sangat penting untuk
mempertahankan agar
masyarakat tetap bodoh, dan
terus mengalihkan perhatian
masyarakat ke hal yang lain.
Oliver mengamati bahwa dari 5
orang itu, 2 termasuk
konservatif dan 3 adalah liberal.
Harry, yang termasuk netral di
antara mereka berlima,
menyadari bahwa mereka
semua memiliki kebutuhan dan
aspirasi yang sama,
menyarankan agar dibentuk
sebuah perserikatan bersama,
untuk memberikan tekanan
kepada penguasa. Serikat
semacam ini, tentu saja tidak
diizinkan oleh Oliver. Ini akan
berarti akhir dari kekuasaannya.
Tidak ada diktator dan ahli
finansial manapun yang
sanggup menghadapi
masyarakat yang bersatu,
masyarakat yang terdidik.
Dan dengan demikian, Oliver pun
mulai menciptakan perpecahan
di antara mereka. Dia membiayai
dua jenis Koran. “The Sun” untuk
para liberal, dan “The Star” untuk
para konservatif.
Topik umum “The Sun” adalah:
Penderitaan terjadi karena kaum
pengkhianat konservatif telah
menjual kepentingan bersama
kepada perusahaan besar. Dan
topik umum “The Star” adalah:
Hancurnya negara, bisnis pada
umumnya, dan hutang publik
adalah karena tanggung jawab
para liberal.
16. Sebuah Harta Terapung
Suatu hari, Tom, saat berada di
pantai, menemukan sebuah
perahu kosong yang terapung di
tepian.
Di dalamnya, terdapat sebuah
naskah yang masih dalam
kondisi baik, “Tahun Pertama
Kredit Sosial.”
Dia membacanya dengan teliti,
dan akhirnya dengan bahagia
berkata, “Inilah yang kita cari!
Seharusnya kita memahami hal
ini sebelumnya.”
“Nilai uang datang bukan dari
emas, tetapi dari produk di mana
uang itu bisa digunakan untuk
membeli.”
Sederhananya, uang adalah unit
akuntansi, berpindah-pindah
mengikuti pembelian dan
penjualan. Total uang
tergantung total produksi.
Setiap saat produksi meningkat,
unit uang pun ikut meningkat.
Tidak diperlukan bunga saat
uang diciptakan. Kemajuan
dinilai bukan dari naiknya
hutang publik, tetapi dari
dividen yang diciptakan oleh
masing-masing individual. Harga
barang adalah disesuaikan
dengan daya beli dari koefisien
harga. Kredit sosial.
Tom berlari dengan cepat, tak
sabar untuk menemui teman-
temannya.
17. Uang – Akuntansi Dasar
Tom mengajarkan kepada
teman-temannya apa yang
barusan dikirim oleh Tuhan
kepada mereka, kredit sosial.
“Inilah yang kita perlukan, tanpa
si bankir dan emasnya, tanpa
perlu untuk melibatkan diri
dalam hutang”
“Saya akan membuka masing-
masing sebuah account atas
nama kalian semua. Di sisi kanan
kolom adalah kredit yang
meningkatkan nilai account
Anda, dan di sisi kiri adalah debit
yang mengurangi nilai account
Anda.”
“Setiap orang membutuhkan $
200 untuk memulai. Tak masalah.
Kita menulis $200 di sisi kredit di
buku masing-masing.”
Frank membeli dari Paul
sebanyak $10. Kita mengurangi $
10 dari Frank, dan menambah $
10 ke Paul.
Jim membeli dari Paul sebanyak $
8. Kita mengurangi $8 dari Jim,
dan menambah $8 ke Paul.
Paul membeli dari Frank
sebanyak $15. Kita mengurangi $
15 dari Paul, dan menambah $15
ke Frank.
dst... sama seperti cara uang
berpindah tangan sebelumnya.
Bila seseorang membutuhkan
uang untuk meningkatkan
produksinya, kita menerbitkan
kredit yang diperlukan
kepadanya. Setelah dia menjual
produk-produknya, dia
mengembalikan uang itu ke
dana kredit. Demikian juga
dengan pekerjaan umum,
dibiayai oleh kredit baru.
Dengan demikian, secara
periodik nilai di account masing-
masing orang akan meningkat,
tetapi tanpa mengambil nilai
kredit dari orang yang lain.
Uang, dalam cara ini, adalah
pelayan manusia, bukan
sebaliknya. Inilah dividen
nasional.
18. Bankir Yang Patah Hati
Komunitas ini sekarang menjadi
anggota kredit sosial. Hari
berikutnya, Oliver menerima
selembar surat dari mereka
berlima:
“Bapak tersayang! Anda telah
mendorong kami ke dalam
lembah hutang dan
mengeksploitasi kami. Kami
tidak membutuhkan Anda lagi
dalam sistem keuangan kami.
Mulai sekarang, kami akan
menerbitkan uang kami sendiri,
tanpa emas, tanpa hutang, dan
tanpa pencuri. Kami akan
mendirikan sistem kredit sosial
di pulau ini. Dividen nasional
akan menggantikan hutang
nasional.
“Kalau Anda memaksa untuk
dibayarkan kembali, kami akan
membayar Anda semua uang
yang Anda berikan kepada kami,
tidak satu sen lebih dari itu.
Anda tidak bisa mengklaim uang
yang tidak Anda ciptakan.”
Oliver putus asa. Kerajaannya
mulai goyah. Impiannya pudar.
Apa yang bisa dia lakukan?
Segala argumen adalah percuma.
Mereka berlima sudah memiliki
kredit sosial. Uang dan kredit
bukan lagi hal yang misterius
bagi mereka berlima, sama
seperti Oliver.
“Oh Tuhan, orang-orang ini
sudah menang lewat kredit
sosial. Apakah saya sebaiknya
meminta maaf kepada mereka?
Ikut dalam sistem mereka? Tidak,
tidak boleh! Lebih baik saya
menyingkir dan menjaga jarak
dulu dengan mereka!”
19. Kebohongan Yang
Terbongkar
Untuk melindungi klaim di masa
mendatang oleh Oliver, kelima
orang ini memutuskan bahwa
Oliver harus menandatangani
dokumen bahwa dia telah
mengambil kembali semua yang
dia miliki sejak dia datang ke
pulau ini.
Maka mereka pun melakukan
inventori: perahu, dayung,
mesin cetak, dan tentu saja
emasnya.
Oliver harus memberitahukan di
mana dia mengubur emasnya.
Kemudian mereka pun pergi
menggalinya, tanpa perasaan
respek yang berlebihan
mengenai apa yang sedang
mereka cari. Kredit sosial telah
membuat mereka memandang
rendah emas.
Mereka mengangkat tong yang
berisi emas tersebut. Betapa
terkejutnya mereka, emas yang
diklaim Oliver ternyata hanyalah
berisi batu. Batu!! Mereka telah
diperdayai Oliver selama ini.
“Kita telah mengadaikan semua
harta kita demi mendapatkan
beberapa lembar uang kertas
yang dijamin oleh batu! Ini
perampokan, pembohongan!”
“Hampir saja kita memarahi dan
membenci satu sama lain demi
kebohongan ini. Dasar setan.”
Frank yang marah besar pun
mengambil kapaknya, dan si
bankir pun melarikan diri
menuju hutan.
20. Selamat Tinggal Kepada Pulau
Oliver kemudian menghilang.
Tak lama kemudian, sebuah
kapal melewati pulau mereka,
dan melihat kelima orang ini.
Mereka pun mengikuti kapal ini
menuju ke tujuan kapal, Amerika
Serikat.
Mereka membawa bersama
mereka naskah kredit sosial
mereka, yang menyelamatkan
mereka dari si ahli finansial licik,
Oliver, dan mereka pun berjanji
akan berusaha menghubungi
managemen yang menulis
naskah ini begitu mereka sampai
ke Amerika. Mereka sudah
bertekad untuk menjadi juru
bicara sistem ini.
***
"Orang kaya berkuasa atas
orang miskin.
Orang yang berhutang
adalah budak dari yang
menghutangi."