Powered By Blogger

Sabtu, 28 April 2012

konspirasi yahudi dalam pemberian vaksin bagi anak-anak

Jika kita merunut sejarah vaksin
modern yang dilakukan oleh
FlexnerBrothers, kita dapat
menemukan bahwa kegiatan mereka
dalam penelitiantentang vaksinasi
pada manusia didanai oleh Keluarga Rockefeller.Rockefeller sendiri adalah
salah satu keluarga Yahudi yang
palingberpengaruh di dunia, dan
mereka adalah bagian dari
ZionismeInternasional.
Kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya : The UN’s WHO was established
bythe Rockefeller family’s
foundation in 1948 – the year
after the sameRockefeller cohort
established the CIA. Two years
later the RockefellerFoundation established the U.S. Government’s
National ScienceFoundation, the
National Institute of Health (NIH),
and earlier, thenation’s Public
Health Service (PHS). ~ Dr.
Leonard Horowitz dalam “WHOIssues H1N1 Swine Flu
Propaganda” Wah hebat sekali ya penguasaan
mereka pada lembaga-lembaga
strategis.
Dilihat dari latar belakang WHO, jelas
bahwa vaksinasi modern (ataukita
menyebutnya imunisasi) adalah salah satu campur tangan (Baca :konspirasi)
Zionisme dengan tujuan untuk
menguasai dan memperbudakseluruh
dunia dalam “New World Order”
mereka. Apa Kata Para Ilmuwan Tentang
Vaksinasi? “Satu-satunya vaksin yang
aman adalah vaksin yang
tidak pernah digunakan.” ~
Dr. James R. Shannon,
mantan direktur Institusi
Kesehatan Nasional Amerika “Vaksinmenipu tubuh
supaya tidak lagi
menimbulkan reaksi
radang. Sehinggavaksin
mengubah fungsi
pencegahan sistem imun.” ~ Dr. RichardMoskowitz,
Harvard University “Kankerpada dasarnya
tidak dikenal sebelum
kewajiban vaksinasi cacar
mulaidiperkenalkan. Saya
telah menghadapi 200
kasus kanker, dan tak seorangpun dari mereka
yang terkena kanker tidak
mendapatkan
vaksinasisebelumnya.” ~
Dr. W.B. Clarke, peneliti
kanker Inggris “Ketika vaksindinyatakan
aman, keamanannya
adalah istilah relatif yang
tidak dapatdiartikan secara
umum”. ~ dr. Harris Coulter,
pakar vaksininternasional “Kasuspolio meningkat
secara cepat sejak vaksin
dijalankan. Pada
tahun1957-1958
peningkatan sebesar 50%,
dan tahun 1958-1959 peningkatanmenjadi 80%.”
~ Dr. Bernard Greenberg,
dalam sidang kongres AS
tahun1962 “Sebelumvaksinasi besar
besaran 50 tahun yang
lalu, di negara itu (Amerika)
tidak terdapat wabah
kanker, penyakit autoimun,
dan kasus autisme.” ~Neil Z. Miller, peneliti vaksin
internasional “Vaksinbertanggung
jawab terhadap
peningkatan jumlah anak-
anak dan orangdewasa
yang mengalami gangguan
sistem imun dan syarat, hiperaktif,kelemahan daya
ingat, asma, sindrom
keletihan kronis, lupus,
artritisreumatiod, sklerosis
multiple, dan bahkan
epilepsi. Bahkan AIDS yangtidak pernah dikenal
dua dekade lalu, menjadi
wabah di seluruh duniasaat
ini.” ~ Barbara Loe Fisher,
Presiden Pusat Informasi
VaksinNasional Amerika “Takmasuk akal memikirkan
bahwa Anda bisa menyuntikkan
nanah ke dalam tubuhanak kecil
dan dengan proses tertentu akan
meningkatkan kesehatan.Tubuh
punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada
vitalitassaat itu. Jika dalam
kondisi fit, tubuh akan mampu
melawan semuainfeksi, dan jika
kondisinya sedang menurun,
tidak akan mampu. Dan Andatidak dapat mengubah
kebugaran tubuh menjadi lebih
baik denganmemasukkan racun
apapun juga ke dalamnya.” ~ Dr.
William Hay, dalambuku
“Immunisation: The Reality behind the Myth” Dan masih banyak lagi pendapat
ilmuwan yang lainnya. Dan ternyata faktanya di Jerman para
praktisi medis, mulai dokterhingga
perawat, menolak adanya imunisasi
campak. Penolakan ituditerbitkan
dalam “Journal of the American
Medical Association” (20Februari 1981) yang berisi sebuah artikel
dengan judul “Rubella Vaccinein
Susceptible Hospital Employees, Poor
Physician Participation”. Dalamartikel
itu disebutkan bahwa jumlah
partisipan terendah dalam imunisasicampak terjadi di kalangan
praktisi medis di Jerman. Hal ini
terjadipada para pakar obstetrik, dan
kadar terendah lain terjadi pada
parapakar pediatrik. Kurang lebih
90% pakar obstetrik dan 66% parakpediatrik menolak suntikan
vaksin rubella. Lalu mengapa bisa hal itu terjadi?
Apa rahasia di balik vaksin dan
imunisasi? Menurut pencarian saya tentang
imunisasi yang telah saya lakukan
sejakbeberapa tahun lalu. Saya
berusaha mengaitkannya dengan
metode ilmugenetik dalam Islam yang
sedikit telah saya pahami. Vaksin yang telah diproduksi dan
dikirim ke berbagai tempat di
belahanbumi ini (terutama negara
muslim, negara dunia ketiga, dan
negaraberkembang), adalah sebuah
proyek untuk mengacaukan sifat dan watakgenerasi penerus di negara-
negara tersebut.
Vaksin tersebut dibiakkan di dalam
tubuh manusia yang bahkan kita
tidakketahui sifat dan asal muasalnya.
Kita tau bahwa vaksin didapat daridarah sang penderita penyakit
yang telah berhasil melawan
penyakittersebut. Itu artinya dalam
vaksin tersebut terdapat DNA sang
inangdari tempat virus dibiakkan
tersebut. Pernahkah anda berpikir apabila DNA
orang asing ini tercampur dengan
bayi yang masih dalam keadaan suci?
DNA adalah berisi cetak biru atau
rangkuman genetik leluhur-
leluhurkita yang akan kita warisi. Termasuk sifat, watak, dan
sejarahpenyakitnya.
Lalu apa jadinya apabila DNA orang
yang tidak kita tau asal usul
danwataknya bila tercampur dengan
bayi yang masih suci? Tentunya bayitersebut akan mewarisi genetik
DNA sang inang vaksin tersebut.
Pernahkan anda terpikir apabila sang
inang vaksin tersebut dipilih
dariorang-orang yang terbuang,
kriminal, pembunuh, pemerkosa, peminumalkohol, dan sebagainya?
Dari banyak sumber yang saya dengar
selama ini, penelitian tentangvirus
dilakukan kepada para narapidana
untuk menghemat biayapenelitian,
atau malah mungkin hal itu disengaja? Zat-zat kimia berbahaya dalam
vaksin. Vaksin mengandung substansi
berbahaya yang diperlukan untuk
mencegahinfeksi dan meningkatkan
performa vaksin. Seperti
merkuri,formaldehyde, dan
aluminium, yang dapat membawa efek jangka panjangseperti
keterbelakangan mental, autisme,
hiperaktif. alzheimer,kemandulan, dll.
Dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak
autis meningkatdari antara 200 – 500
% di setiap negara bagian di Amerika. Babi dalam Vaksin. Penggunaan asam amino binatang
babi dalam vaksin bukanlah berita
yangbaru. Bahkan kaum Muslim dan
Yahudi banyak yang menentang hal
inikarena babi memang diharamkan,
seperti tertuang dalam Qur’an ayatberikut : “Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah, yang
tercekik,yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam binatang buas,kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu)
yangdisembelih untuk berhala.
Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengananak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan.Pada hari ini orang-
orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan)agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlahkepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dantelah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itujadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan
tanpasengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi
MahaPenyayang.” Qur’an surah Al-Maidah (5)
ayat 3 Bahkan dalam Perjanjian Lama
(Taurat) juga disebutkan :
“Jangan makan babi. Binatang itu haram karena walaupunkukunya
terbelah, ia tidak memamah biak.
Dagingnya tidak boleh dimakandan
bangkainya pun tak boleh disentuh
karena binatang itu haram.” Imamat 11 : 7-8
Bencana akibat vaksin yang tidak
pernah dipublikasikan. Di Amerika pada tahun 1991 –
1994 sebanyak 38.787
masalahkesehatan dilaporkan
kepada Vaccine Adverse Event
Reporting System(VAERS) FDA. Dari
jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% padahari
berikutnya dan 93% dalam waktu
2 mgg setelah vaksinasi.
Kematianbiasanya terjadi di
kalangan anak anak usia 1-3
bulan. Pada 1986 ada 1300 kasus
pertusis di Kansas dan 90%
penderita adalah anak-anak yang
telah mendapatkan vaksinasi
inisebelumnya. Kegagalan sejenis
juga terjadi di Nova Scotia di manapertusis telah muncul
sekalipun telah dilakukan
vaksinasi universal. Jerman mewajibkan vaksinasi
tahun 1939. Jumlah kasusdipteri
naik menjadi 150.000 kasus, di
mana pada tahun yang
sama,Norwegia yang tidak
melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanyasebanyak 50
kasus. Penularan polio dalam skala besar,
menyerang anak-anak diNigeria
Utara berpenduduk muslim. Hal itu
terjadi setelah diberikanvaksinasi
polio, sumbangan AS untuk
penduduk muslim. Beberapa pemimpinIslam lokal menuduh
Pemerintah Federal Nigeria menjadi
bagian daripelaksanaan rencana
Amerika untuk menghabiskan
orang-orang Muslimdengan
menggunakan vaksin. Tahun 1989-1991 vaksin campak
”high titre” buatanYugoslavia
Edmonton-Zagreb diuji coba pada
1500 anak-anak miskinketurunan
orang hitam dan latin, di kota Los
Angeles, Meksiko, Haitidan Afrika. Vaksin tersebut sangat
direkomendasikan oleh WHO.
Programdihentikan setelah di
dapati banyak anak-anak
meninggal dunia dalamjumlah
yang besar. Vaksin campak menyebabkan
penindasan terhadap
sistemkekebalan tubuh anak-anak
dalam waktu panjang selama 6
bulan sampai 3tahun. Akibatnya
anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunankekebalan
tubuh dan meninggal dunia dalam
jumlah besar daripenyakit-
penyakit lainnya WHO kemudian
menarik vaksin-vaksin tersebutdari
pasar di tahun 1992. Setiap program vaksin dari WHO di
laksanakan di Afrika danNegara-
negara dunia ketiga lainnya,
hampir selalu terdapat
penjangkitanpenyakit-penyakit
berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. VirusHIV
penyebab Aids di perkenalkan
lewat program WHO melalui
komunitashomoseksual melalui
vaksin hepatitis dan masuk ke
Afrika tengah melaluivaksin cacar. Desember 2002, Menteri Kesehatan
Amerika, Tommy G.Thompson
menyatakan, tidak merencanakan
memberi suntikan vaksin cacar.Dia
juga merekomendasikan kepada
anggota kabinet lainnya untuk tidakmeminta pelaksaanaan vaksin
itu. Sejak vaksinasi massal
diterapkan padajutaan bayi,
banyak dilaporkan berbagai
gangguan serius pada
otak,jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai
mengisihalaman-halaman jurnal
kesehatan. Kenyataannya vaksin untuk janin
telah digunakan untukmemasukan
encephalomyelitis, dengan indikasi
terjadi pembengkakan otakdan
pendarahan di dalam. Bart Classen,
seorang dokter dari Maryland,menerbitkan data yang
memperlihatkan bahwa tingkat
penyakit diabetesberkembang
secara signifikan di Selandia Baru,
setelah vaksin hepatitisB diberikan
secara massal di kalangan anak- anak. Melaporkan bahwa, vaksin
meningococcal merupakan ”Bom
waktu bagi kesehatan penerima
vaksin.” Anak-anak di Amerika Serikat
mendapatkan vaksin
yangberpotensi membahayakan
dan dapat menyebabkan
kerusakanpermanen. Berbagai
macam imunisasi misalnya, Vaksin- vaksin sepertiHepatitis B, DPT, Polio,
MMR, Varicela (Cacar air) terbukti
telahbanyak memakan korban
anak-anak Amerika sendiri,
mereka menderitakelainan syaraf,
anak-anak cacat, diabetes, autis, autoimun danlain-lain. Vaksin cacar dipercayai bisa
memberikan imunisasi
kepadamasyarakat terhadap cacar.
Pada saat vaksin ini diluncurkan,
sebenarnyakasus cacar sudah
sedang menurun. Jepang mewajibkan suntikan vaksinpada
1872. Pada 1892, ada 165.774
kasus cacar dengan 29.979
berakhirdengan kematian
walaupun adanya program vaksin. Pemaksaan vaksin cacar, di mana
orang yang menolak
bisadiperkarakan secara hukum,
dilakukan di Inggris tahun 1867.
Dalam 4tahun, 97.5& masyarakat
usia 2 sampai 50 tahun telah divaksinasi.Setahun kemudian
Inggris merasakan epidemik cacar
terburuknya dalamsejarah dengan
44.840 kematian. Antara 1871 –
1880 kasus cacar naikdari 28
menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar tidak berhasil. Dan masih banyak lagi. Mengapa vaksin gagal melindungi
terhadap penyakit? Walene James, pengarang buku
Immunization: the Reality Behind The
Myth, mengatakan respon inflamatori
penuh diperlukan untuk menciptakan
kekebalan nyata.
Sebelum introduksi vaksin cacar dan gondok, kasus cacar dan gondok
yangmenimpa anak-anak adalah
kasus tidak berbahaya. Vaksin
“mengecoh” tubuhsehingga tubuh
kita tidak menghasilkan respon
inflamatory terhadapvirus yang diinjeksi.
SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)
naik dari 0.55 per 1000 orang di1953
menjadi 12.8 per 1000 pada 1992 di
Olmstead County, Minnesota.Puncak
kejadian SIDS adalah umur 2 – 4 bulan, waktu di mana vaksinmulai
diberikan kepada bayi. 85% kasus
SIDS terjadi di 6 bulan pertamabayi.
Persentase kasus SIDS telah naik dari
2.5 per 1000 menjadi 17.9per 1000
dari 1953 sampai 1992. Naikan kematian akibat SIDS meningkatpada
saat hampir semua penyakit anak-
anak menurun karena
perbaikansanitasi dan kemajuan
medikal kecuali SIDS.
Kasus kematian SIDS meningkat pada saat jumlah vaksin yang diberikan
kepada balita naik secara meyakinkan
menjadi 36 per anak.
Dr. W. Torch berhasil
mendokumentasikan 12 kasus
kematian padaanak-anak yang terjadi dalam 3,5 – 19 jam paska imunisasi
DPT. Diakemudian juga melaporkan
11 kasus kematian SIDS dan satu yang
hampirmati 24 jam paska injeksi DPT.
Saat dia mempelajari 70 kasus
kematianSIDS, 2/3 korban adalah mereka yang baru divaksinasi mulai
dari 1,5hari sampai 3 minggu
sebelumnya.
Tidak ada satu kematian pun yang
dihubungkan dengan vaksin.
Vaksindianggap hal yang mulia dan tidak ada pemberitaan negatif
apapunmengenai mereka di media
utama karena mereka begitu
menguntungkan bagiperusahaan
farmasi.
Ada alasan yang valid untuk percaya bahwa vaksin bukan saja tak
bergunadalam mencegah penyakit,
tetapi mereka juga kontraproduktif
karenamelukai sistem kekebalan yang
meningkatkan resiko kanker,
penyakitkekebalan tubuh, dan SIDS yang menyebabkan cacat dan
kematian. Lalu adakah imunisasi yang benar
menurut Islam? Ada! Bahkan Rasulullah sendiri yang
mengajarkan dan
merekomendasikannya. Imam Bukhari dalam Shahih-
nya men-takhrij hadits dari
Asma’ binti Abi Bakr
Dari Asma’ binti Abu Bakr
bahwa dirinya ketika sedang
mengandungAbdullah ibn Zubair di Mekah mengatakan,
“Saya keluar dan aku
sempurnahamilku 9 bulan, lalu
aku datang ke madinah, aku
turun di Quba’ dan
akumelahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi
Rasulullah Shalallaahualaihi
wasalam, maka beliau
Shalallaahu alaihi wasalam
menaruh Abdullahibn Zubair di
dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi
wasalammeminta kurma lalu
mengunyahnya, kemudian
beliau Shalallaahu
alaihiwasalam memasukkan
kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullahibn
Zubair. Dan itu adalah
makanan yang pertama kali
masuk ke mulutnyamelalui
Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam, kemudian beliaumen-tahnik-nya, lalu
beliau Shalallaahu alaihi
wasalam punmendo’akannya
dan mendoakan keberkahan
kepadanya.
Dalam shahihain -Shahih Bukhari dan Muslim- dari Abu
MusaAl-Asy’ariy, “Anakku
lahir, lalu aku membawa dan
mendatangi
RasulullahShalallaahu alaihi
wasalam, lalu beliau Shalallaahu alaihi
wasalammemberinya nama
Ibrahim dan kemudian men-
tahnik-nya dengan
kurma.”dalam riwayat Imam
Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW
mendoakankebaikan dan
memdoakan keberkahan
baginya, lalu menyerahkan
kembalikepadaku.” Ibu saya pernah mengatakan bahwa
bayi dilahirkan dalam
keadaankekurangan glukosa.
Bahkan apabila tubuhnya menguning,
maka bayitersebut dipastikan
membutuhkan glukosa dalam keadaan yang cukupuntuknya. Bobot
bayi saat lahir juga mempengaruhi
kandungan glukosadalam tubuhnya.
Pada kasus bayi prematur yang
beratnya kurang dari 2,5 kg,
makakandungan zat gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian
kasusmalah kurang dari 20 mg/100
ml darah. Adapun anak yang lahir
denganberat badan di atas 2,5 kg
maka kadar gula dalam darahnya
biasanya diatas 30 mg/100 ml. Kadar semacam ini berarti (20 atau 30
mg/100 ml darah) merupakan
keadaan bahaya dalam ukuran kadar
gula dalam darah.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya
berbagai penyakit, seperti bayimenolak untuk menyusui, otot-
otot bayi melemas, aktivitas
pernafasanterganggu dan kulit bayi
menjadi kebiruan, kontraksi atau
kejang-kejang.
Terkadang bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya
danlama, seperti insomnia, lemah
otak, gangguan syaraf,
gangguanpendengaran, penglihatan,
atau keduanya.
Apabila hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati makabisa
menyebabkan kematian. Padahal obat
untuk itu adalah sangat mudah,yaitu
memberikan zat gula yang berbentuk
glukosa melalui infus, baiklewat
mulut, maupun pembuluh darah. Mayoritas atau bahkan semua bayi
membutuhkan zat gula dalam
bentukglukosa seketika setelah lahir,
maka memberikan kurma yang
sudahdilumat bisa menjauhkan sang
bayi dari kekurangan kadar gula yangberlipat-lipat.
Disunnahkannya tahnik kepada bayi
adalah obat sekaligus
tindakanpreventif yang memiliki
fungsi penting, dan ini adalah
mukjizatkenabian Muhammad SAW secara medis dimana sejarah
kemanusiaan tidakpernah
mengetahui hal itu sebelumnya,
bahkan kini manusia tahubahayanya
kekurangan kadar glukosa dalam
darah bayi. Tahnik sebaiknya dilakukan oleh
orang-orang yang beriman kepada
Allah, atau dapat pula dilakukan ayah
atau ibu sang bayi. Penutup Imunisasi yang selama ini digembar-
gemborkan oleh Zionis
dapatberdampak kepada masalah
yang sangat serius bagi kehidupan
pendudukdunia. Mereka yang
bertujuan untuk menjadikan ras lainnya berada dibawah kekuasaan
mereka dengan berbagai cara. Sudah
cukup adik laki-lakisaya yang menjadi
korban konspirasi imunisasi ini. Kini
saatnya kitamembuka mata dan
bertanya pada hati nurani kita dengan berbagaipropaganda yang mereka
lakukan.
Bahkan Allah telah menyuruh kita
berhati-hati terdadap berita dari
mereka : “Hai orang-orang
yangberiman, jika datang
kepadamu orang fasik
membawa suatu berita,
makaperiksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibahkepada suatu
kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang
menyebabkan kamumenyesal
atas perbuatanmu itu.”
Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6 Masih banyak sumber yang belum
saya paparkan disini. Termasuk
bagaimana teknologi pengetahuan
Islam menyingkapbagaimana setan
dapat menjadikan manusia menjadi
jahat melalui makananyang haram yang kita konsumsi. Insya Allah lain
waktu saya dapatmenjelaskannya. sumber Discover the Best Mobile Websites now!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar