Powered By Blogger

Sabtu, 28 April 2012

-sebuah pelajaran berharga dari hitler dalam mengatasi krisis moneter-

“Kami tidak cukup bodoh
untuk mencoba
menciptakan sebuah mata
uang yang dibacking oleh
emas, yang memang tidak
kami miliki lagi, tetapi
setiap Mark yang akan
kami cetak akan
dibacking oleh pekerjaan
dan barang yang nilainya
setara… kami tertawa saat
ahli finansial nasional
memandang bahwa nilai
dari sebuah mata uang
adalah tergantung kepada
emas dan sekuritas lain
yang berada di ruangan
besi bank.”
- Adolf Hitler -
Paska perang dunia I di
Jerman, saat Hitler sedang
berkuasa, negara itu
sedang dalam
kebangkrutan total.
Perjanjian Versailles
mewajibkan Jerman
untuk membayar semua
biaya reparasi perang,
nilainya setara dengan
tiga kali lipat nilai semua
properti negaranya.
Spekulasi terhadap mata
uang Mark menyebabkan
mata uang ini hancur, dan
membawa Jerman menuju
era hiperinflasi saat itu. Di
puncak kejatuhannya,
sebuah gerobak yang
membawa 100 milyar
Mark bahkan tidak bisa
membeli sepotong roti.
Tabungan negara sudah
kosong, dan sejumlah
besar rumah dan sawah
diambil alih oleh bankir
dan spekulator. Rakyat
hidup dalam kesulitan dan
kelaparan. Hal seperti itu
belum pernah dialami
mereka sebelumnya…
Jerman akhirnya tidak
memiliki pilihan selain
meminjam uang dan
menjadi budak dari bankir
internasional.
Hitler dan para Sosialis
Nasionalis, yang mulai
berkuasa sejak 1933,
kemudian melompati para
bankir dan mulai
menerbitkan mata uang
mereka sendiri. Mereka
belajar dari Abraham
Lincoln yang menerbitkan
“greenbacks.” Hitler mulai
menyusun program kredit
dengan merancang
berbagai pekerjaan
umum. Proyek-proyek
utamanya adalah
pengendalian banjir,
perbaikan bangunan
publik dan perumahan
umum, konstruksi
bangunan baru, jalan raya,
jembatan, kanal, dan
pelabuhan. Nilai dari
proyek-proyek ini
ditentukan untuk bernilai
1 milyar unit mata uang
baru, yang mereka namai
Labor Treasury Certificate.
Jutaan orang dipekerjakan
untuk mengerjakan
proyek-proyek ini, dan
mereka akan
mendapatkan bayaran
dalam bentuk sertifikat
ini. Uang ini tidak
dibacking oleh emas,
melainkan oleh sesuatu
yang memiliki nilai, yaitu
tenaga kerja dan material
yang diberikan kepada
pemerintah. Hitler
berkata, “Untuk setiap
Mark yang kami cetak
kami mewajibkan
pekerjaan ataupun barang
produksi dengan nilai
yang setara.” Para pekerja
kemudian dapat
menggunakan sertifikat
ini untuk membeli dan
membayar berbagai
barang dan jasa, dan
mulai menciptakan
pekerjaan untuk lebih
banyak orang.
Dalam waktu 2 tahun,
masalah pengangguran
teratasi dan negara ini
kembali berdiri di atas
kaki sendiri. Mereka
memiliki sebuah mata
uang yang stabil, kuat,
tanpa hutang, dan tanpa
inflasi, padahal pada saat
yang bersamaan jutaan
orang di Amerika dan
negara-negara Barat
lainnya masih tetap
menganggur dan hidup
dari bantuan pemerintah.
Jerman bahkan sanggup
memulai perdagangan
dengan luar negeri,
sekalipun dia tidak
diberikan kredit dan harus
menghadapi boikot
perekonomian dari luar.
Mereka melakukannya
dengan sistem barter:
mesin-mesin dan
komoditi ditukar langsung
dengan negara lain, tanpa
melalui bankir
internasional. Sistem
pertukaran langsung ini
bisa dilakukan tanpa perlu
berhutang dan tanpa
defisit perdagangan.
Eksperimen ekonomi
Jerman ini tidak
berlansung lama, sama
seperti yang terjadi pada
Lincoln, tetapi berhasil
meninggalkan sejumlah
peninggalan atas
kesuksesannya, salah
satunya adalah Autobahn,
superhighway ekstensif
pertama di dunia.
Hjalmar Schacht, yang saat
itu adalah kepala bank
sentral Jerman, memiliki
sebuah kutipan menarik
tentang greenbacks versi
Jerman ini. Seorang bankir
Amerika berkata
kepadanya, “Dr. Schacht,
kamu seharusnya datang
ke Amerika. Kami punya
banyak uang dan itulah
perbankan yang
sebenarnya.” Schacht
membalas, “Kamu
seharusnya datang ke
Jerman. Kami tidak punya
uang dan itu baru
perbankan yang
sebenarnya.”
Walaupun Hitler dihujat
dalam berbagai buku
sejarah, tetapi dia
sebenarnya sangat
populer di Jerman,
setidaknya pada masa-
masa tertentu. Ini terjadi
karena selama periode
tertentu, Hitler berhasil
menyelamatkan Jerman
dari teori ekonomi Inggris,
bahwa uang harus
dipinjam dalam bentuk
emas kepada para kartel
bankir dan bukannya bisa
dicetak langsung oleh
pemerintah. Sebenarnya
inilah sebabnya
kekuasaan Hitler harus
dihentikan, dia melompati
bankir internasional dan
menciptakan mata uang
dia sendiri.
Sebelumnya Hitler
dibiayai oleh para bankir
untuk melawan Soviet
yang dipimpin Stalin.
Tetapi kemudian Hitler
menjadi ancaman yang
bahkan lebih besar
dibanding Stalin karena
dia mencoba mencetak
uangnya sendiri, sebuah
hak istimewa yang
dimonopoli oleh bankir.
Dalam bukunya, “Billions
for the Bankers, Debts for
the People (1984),
Sheldon Emry menulis,
Jerman menerbitkan uang
bebas hutang mereka
mulai 1935, mereka
kemudian bangkit dari
depresi dan menjadi
kekuatan besar dunia
hanya dalam waktu 5
tahun. Jerman membiayai
pemerintahan dan semua
operasional perang
mereka dari 1935 sampai
1945 tanpa emas dan
tanpa hutang, dan
memerlukan gabungan
semua kekuatan kapitalis
dan komunisme untuk
bisa menghancurkan
Jerman dan
mengembalikan Eropa
kembali ke genggaman
para bankir. Bagian
sejarah uang ini tidak
pernah muncul dalam
pelajaran uang di buku-
buku dan kurikulum
sekolah zaman ini.
MENGENAI HIPERINFLASI
WEIMAR
Banyak buku yang
menceritakan tentang
inflasi gila-gilaan 1923
yang dialami Republik
Weimar (panggilan untuk
Jerman saat itu). Devaluasi
radikal dari mata uang
Mark dikatakan adalah
kesalahan dari pemerintah
yang mencetak terlalu
banyak uang. Namun
kenyataannya tidaklah
seperti itu. Krisis finansial
Weimar dimulai dari nilai
reparasi mustahil yang
dipaksakan dalam
Perjanjian Versailles.
Schacht, yang saat itu
adalah komisioner mata
uang berkata,
“Perjanjian Versailles
adalah sebuah model
untuk menghancurkan
perekonomian Jerman…
Kami tidak mungkin
sanggup membayar
kecuali dengan mencetak
uang besar-besaran.”
Itu yang dia katakan saat
itu. Tetapi dalam bukunya
tahun 1967 “The Magic of
Money,” Schacht
mengungkapkan bahwa
sebenarnya yang
memompa begitu banyak
uang baru ke
perekonomian Jerman
saat itu bukanlah
pemerintah, melainkan
sebuah bank swasta,
Reichsbank.
Sama seperti Federal
Reserve Amerika,
kebanyakan orang
mengira Reichsbank
adalah bank pemerintah,
tetapi dia sebenarnya
adalah bank swasta yang
dioperasikan untuk
mencari kepentingan
pribadi. Yang mendorong
masa inflasi dalam
peperangan menjadi masa
hiperinflasi adalah
spekulasi dari investor
luar negeri, yang menjual
mata uang Mark, bertaruh
bahwa nilainya akan
jatuh. Dalam sebuah
manipulasi yang disebut
shortselling, spekulator
menjual sesuatu yang
sebenarnya tidak mereka
miliki, untuk dibeli
kembali saat harga jatuh.
Spekulasi terhadap Mark
bisa dilakukan karena
Reichsbank menyediakan
mata uang ini dalam
jumlah sangat besar untuk
dipinjamkan kepada
orang-orang yang mau
meminjam, tentu saja
dengan mengenakan
bunga.
Menurut Schacht,
pemerintah Weimar
bukan hanya tidak
menyebabkan hiperinflasi,
tetapi merekalah yang
akhirnya berhasil
mengendalikan
hiperinflasi tersebut.
Pemerintah membuat
batasan yang ketat
terhadap Reichsbank, dan
menghalangi dia untuk
meningkatkan spekulasi
oleh luar negeri dengan
menghapuskan akses
terhadap pinjaman bank.
Hitler kemudian
membawa Jerman
bangkit kembali dengan
menerbitkan Labor
Treasury Certificate,
sejenis greenbacks versi
Amerika.
Schacht mengakui di buku
riwayat hidupnya bahwa
mengizinkan pemerintah
untuk menerbitkan uang
sebenarnya tidak serta-
merta akan menciptakan
inflasi seperti yang ditulis
teori ekonomi klasik.
Ketika suplai uang
bertambah setara dengan
pertambahan barang dan
jasa, inflasi tidak akan
terjadi dan harga barang
pun tidak akan naik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar