Powered By Blogger

Sabtu, 28 April 2012

-MITOS UANG-

Hari ini saya akan memposting
sebuah dongeng lagi. Cerita ini
berisi hal yang sama, tentang
kredit sebagai uang, sistem yang
sudah dipakai di seluruh dunia
selama beberapa ratus tahun
terakhir (silahkan baca "Sejarah
Pedagang Uang").
Bagi Anda yang masih hidup
dalam ilusi bahwa Indonesia
merdeka tahun 1945, bangunlah
dari tidurmu.. Kita semua masih
adalah budak, bedanya hanya
tuan kita sekarang tidak muncul
langsung di hadapan kita,
memerintah kita untuk bekerja
paksa.
Setiap sen uang di negara kita,
dan juga negara lainnya adalah
kredit, alias hutang. Dan Uang
muncul hanya dalam bentuk
kredit. Kita semua adalah
penyewa uang, tidak lebih dari
itu.
Yang namanya hutang harus
dibayarkan kembali plus bunga
yang tidak diciptakan oleh
bankir. Sampai kapan pun total
hutang tidak mungkin dilunasi.
Tahun demi tahun, kita bekerja
untuk hanya untuk melayani
dan memperkaya sang pencipta
kredit, para bankir...
***
Judul Asli : MONEY MYTH
Pengarang : Louis Even
1. Korban Kapal Tenggelam
Karena suatu kecelakaan sebuah
kapal tenggelam. Pada akhirnya,
tinggal 5 yang selamat, mereka
menaiki sebuah rakit dan
dibawa oleh arus ombak.
Kelima orang ini: Frank, si tukang
kayu. Paul, seorang petani. Jim,
peternak. Harry, penanam
agrikultur. Dan Tom, seorang
mineralogist.
2. Sebuah Pulau Yang Diberkati
Bagi kelima orang ini,
menginjakkan kembali kaki ke
daratan, bahagianya ibarat baru
bangkit dari kuburan. Syukurnya
pulau yang mereka datangi ini
adalah tanah yang subur. Jim, si
peternak, sepenuhnya yakin dia
bisa beternak dengan baik
binatang-binatang di pulau itu.
Paul juga meyakini tanah di
pulau ini mudah untuk ditanami.
Harry menemukan bahwa
beberapa pohon buah-buahan di
sana, bila dirawat dengan baik,
akan menghasilkan panen yang
lumayan. Pulau itu juga penuh
dengan pohon, Frank si tukang
kayu akan dengan mudah
mendapatkan kayu dan mulai
membangunkan rumah-rumah.
Dan si Tom, walaupun
kekurangan alat kerja, tapi
dengan keahliannya, masih
sanggup menambang secara
sederhana kekayaan alam di
sana.
3. Kekayaan Yang Sebenarnya
Inilah mereka yang sedang
bekerja. Si tukang kayu
membangun rumah dan
perabotan. Awalnya mereka
mencari makanan seadanya.
Tetapi dengan berlalunya waktu,
tanah-tanah mulai dikerjakan
dengan rapi di ditanami, dan si
petani pun mulai bisa menikmati
panennya.
Waktu terus berlalu, dengan
kerja keras dari kelima orang ini,
pulau yang mereka datangi ini
pun menjadi semakin kaya.
Kekayaan mereka bukanlah
dalam bentuk emas atau kertas
uang perbankan, tetapi
kekayaan dari barang-barang
yang benar-benar memiliki nilai,
kekayaan dalam bentuk
makanan, pakaian, hunian, dan
segala yang lain yang diperlukan
oleh manusia.
Setiap orang mengerjakan apa
yang dia bisa. Surplus dari
produksinya mereka saling
bertukar satu sama lain.
Walaupun kehidupan tidak
gampang, karena masih banyak
hal lainnya yang mereka nikmati
sebelumnya sebelum kapal
mereka tenggelam sekarang
masih tidak ada, tetapi
setidaknya mereka sekarang
terbebas dari yang namanya
pajak, atau rasa takut akan
sitaan harta. Mereka hidup
dengan sulit tetapi setidaknya
bisa menikmati buah dari
pekerjaan mereka.
Sambil berupaya untuk hidup,
mereka tetap berdoa, berharap
suatu hari mereka bisa kembali
lagi berkumpul dengan keluarga
mereka seperti dulunya.
4. Sebuah Ketidaknyamanan
Yang Serius
Dengan berlalunya waktu,
akhirnya mereka menemukan
sebuah hal yang sangat
menggangu, mereka tidak
memiliki uang sebagai medium
pertukaran yang lebih baik.
Produk yang mereka
pertukarkan, tidak selalu ada di
tangan saat sebuah transaksi
dijalankan. Contoh, kayu yang
diberikan kepada petani tidak
bisa dibayar oleh si petani
sebelum 6 bulan masa tanam
berakhir. Kadang-kadang lagi,
seseorang memiliki sesuatu
yang nilainya lebih besar
daripada yang barang yang ada
di tangan rekan dagangannya.
Orang-orang ini, walaupun
mereka tahu cara memproduksi
barang, kekayaan yang
sebenarnya, tetapi bagaimana
menciptakan uang, simbol dari
kekayaan, adalah di luar
kemampuan pikir mereka. Tentu
saja, orang-orang berpindidikan
juga kadang-kadang sama,
demikian juga para pejabat di
pemerintahan, semuanya tidak
tahu bagaimana uang harus
diciptakan.
5. Datangnya Seorang
Pendatang
Suatu hari, saat kelima orang ini
sedang duduk-duduk di pantai,
mendadak datang sebuah kapal
kecil dengan seorang
penumpang. Orang ini ternyata
adalah seorang korban yang
selamat dari kapal lain yang juga
tenggelam, nama orang ini
adalah Oliver.
Bahagia karena memiliki teman
baru, kelima orang ini
memperlakukan dia dengan
sangat baik, dan mereka pun
bercerita kepada Oliver tentang
kesulitan mereka karena
tiadanya uang untuk digunakan.
“Oh, puji Tuhan,” Kata Oliver,
“Karena saya sebenarnya adalah
seorang bankir. Dalam waktu
singkat, saya akan merancang
sebuah sistem keuangan yang
saya jamin akan memuaskan
kalian semua. Kalian akan mulai
kembali ke peradaban.”
Kelima orang ini pun bersyukur
luar biasa atas datangnya bankir
tersebut, ibarat malaikat yang
diutus oleh Tuhan. Bukankah
kita-kita, yang hidup dalam
peradaban yang maju, memang
terbiasa memuja para bankir,
sang penguasa dan darah dari
sistem finansial kita?
6. Dewa Peradaban
“Oh Bapak Oliver, sebagai bankir
kami, tugas Anda satu-satunya
adalah menjaga uang kami, Anda
tidak perlu bekerja di lapangan.”
Oliver mulai mengambil barang-
barang yang dia selamatkan dari
kapalnya yang tenggelam, kertas
dan sebuah mesin cetak, lengkap
dengan tintanya, dan juga
sebuah tong besar.
Tong ini, kata Oliver, “Berisi
harta yang paling berharga…
Emas!”
“Wow…. Hebat, benar-benar
malaikat utusan Tuhan. Barang
kuning ini, walaupun lebih
sering disembunyikan dan tidak
kelihatan, tetapi senantiasa
memiliki kekuasaan yang amat
besar, bahkan bisa
mempengaruhi nasib dari
sebuah bangsa."
“Kawan-kawan, emas ini lebih
dari cukup untuk kalian semua.
Tetapi emas ini tidak untuk
disirkulasikan. Emas harus
tersembunyi. Emas adalah jiwa
dari uang yang sehat, dan yang
namanya jiwa selalu tidak
kelihatan. Saya akan
menjelaskannya nanti saat Anda
mendapatkan suplai uang Anda
yang pertama.”
7. Galian Rahasia
Oliver bertanya kepada kelima
orang ini tentang berapa kira-
kira yang mereka butuhkan
untuk memulai perdagangan,
dan mereka menjawab “$200
sudah cukup.”
Kelima orang ini bahagia sampai
tidak bisa tidur, dalam kepala
mereka sekarang penuh dengan
gambaran emas di tangan
mereka.
Oliver sendiri, bekerja penuh
semangat karena bahagianya
dia akan nasibnya sebagai
bankir. Mula-mula dia menggali
sebuah lubang untuk
meletakkan tong yang berisi
emas itu. Kemudian dia pun
sibuk mencetak uang-uang
kertas $1 baru sebanyak $1000.
“Hebat, betapa sederhananya
membuat uang. Semua nilainya
datang dari produk yang bisa
dibelinya. Tanpa produksi,
kertas-kertas ini sebenarnya
sampah. Kelima customer saya
yang naïf tidak menyadari ini.
Mereka benar-benar berpikir
uang ini nilainya datang dari
emas. Kebodohan mereka adalah
alasan mengapa saya adalah
tuan mereka.”
Besoknya, kelima orang ini pun
menghampiri Oliver.
8. Siapa Pemilik Uang Ini?
Lima set uang sudah siap di atas
meja.
Oliver berkata, “Sebelum Anda
mengambilnya, saya ingin
perhatian dari Anda. Basis dari
uang ini adalah emas. Dan emas
yang saya simpan adalah emas
saya. Konsekwensinya, uang ini
adalah uang saya. Tapi jangan
bersedih, saya akan
meminjamkannya kepada Anda.
Namun, Anda harus membayar
bunga. Mengingat uang sangat
susah didapat, saya rasa 8%
tidaklah terlalu tinggi.”
“Oh, tentu saja, Pak Oliver,” Kata
kelima orang itu.
Oliver menyambung, “Hal yang
terakhir kawan, bisnis adalah
bisnis, walaupun antara kawan
akrab. Sebelum Anda mengambil
uang ini, masing-masing dari
Anda harus menandatangani
surat ini. Anda berjanji akan
membayar bunga dan juga
pinjaman pokok, bila tidak saya
akan memiliki hak untuk
menyita aset Anda. Tentu saja,
ini hanya formalitas. Properti
Anda tidaklah menarik bagi saya,
saya hanya ingin uang. Saya
yakin saya akan mendapatkan
uang saya kembali, dan Anda
juga tidak akan berpisah dengan
harta Anda.”
“Hm, masuk akal Pak Oliver. Kami
akan bekerja lebih keras lagi
supaya bisa membayar Anda
kembali.” Dan kelima orang ini
pun mengambil uang tersebut
dan mulai menggunakannya.
9. Sebuah Masalah Arimatika
Uang dari Oliver beredar dengan
cepat di pulau tersebut.
Perdagangan, karena
dipermudah oleh adanya uang,
pun meningkat dua kali lipat.
Semua orang bahagia. Si bankir
pun mulai mendapat status dan
rasa hormat dari kelima orang
tersebut.
Tetapi, mari kita lihat… Mengapa
si Tom tampak murung? Karena
Tom, sama seperti teman-
temannya, telah
menandatangani surat
perjanjian kepada Oliver. Dalam
waktu satu tahun, $200 + $16
bunga harus dikembalikan.
Tetapi Tom hanya menyisakan
beberapa dolar sekarang, dan
waktu untuk membayar sudah
semakin dekat.
Sudah lama juga dia bimbang..
Oliver meminjamkan $1000
kepada mereka berlima, tetapi
uang yang harus dikembalikan
adalah $1080. Sekalipun mereka
berlima mengembalkan semua
uang di tangan kepada Oliver,
mereka masih kekurangan $80.
Tak seorang pun memiliki $80
ini.
Memang mereka yang
memproduksi barang, tetapi
mereka tidak memproduksi
uang. Oliver pada dasarnya bisa
mengambil alih seluruh pulau ini,
karena mereka berlima sama
sekali tidak sanggup membayar
kepada Oliver sesuai perjanjian.
Tom pun mulai berdiskusi
dengan keempat temannya, Tom
berhasil menjelaskan kepada
mereka tentang anehnya sistem
ini. Teman-teman Tom mulai
mengerti, dan mereka pun
memutuskan untuk mengadakan
pertemuan dengan Oliver.
10. Bankir Yang Baik Hati
Lima orang ini pun berdebat
dengan Oliver tentang masalah
ini.
“Mana mungkin kami sanggup
membayar $1080 kalau semua
uang yang eksis hanya $1000?”
Oliver mendengarkan dengan
tenang, dan kemudian
menjawab kepada mereka,
“Bankir yang baik selalu
beradaptasi dengan keadaan.
Mulai sekarang kalian hanya
perlu membayar bunganya saja
kepadaku. Pokok pinjaman bisa
Anda simpan terus.”
“Maksudnya $200 pinjaman kami
dianggap lunas?” Tanya salah
satu dari mereka.
“Tentu saja tidak. Bankir tidak
akan menghapuskan hutang.
Yang saya maksudkan adalah
mulai sekarang Anda hanya
perlu membayar bunganya saja,
$80 per tahun kepada saya.
Mungkin di antara kalian ada
yang kekurangan uang karena
kurangnya perdagangan. Kalau
begitu, organisasikan komunitas
Anda seperti sebuah bangsa.
Buat sebuah sistem kontribusi,
yaitu apa yang kita sebut
dengan pajak. Orang yang
punya lebih harus membayar
lebih, dan yang kekurangan
membayar lebih sedikit.”
Kelima orang ini pun pergi
dengan diam, tetapi dalam hati
mereka masih bingung.
11. Oliver Yang Bersuka-Ria
Oliver kembali sendiri. Dia
berpikir: “Bisnis lagi bagus.
Orang-orang ini memang pekerja
yang rajin, tetapi mereka bodoh.
Ketidaktahuan dan kenaifan
mereka adalah kekuatan saya.
Mereka meminta uang, dan yang
saya berikan kepada mereka
adalah rantai perbudakan.”
“Tentu saja, mereka bisa saja
membuang saya ke laut. But
hei… Saya punya tanda tangan
mereka. Mereka orang-orang
jujur, mereka akan menepati
perjanjiannya. Orang jujur dan
pekerja keras memang ada di
dunia untuk diperbudak para
ahli finansial.”
“Oh Mammon! Saya merasakan
kegeniusan perbankan
merangkai keseluruhan hidupku.
Oh Tuanku! Betapa benarnya
kamu saat kamu berkata: Izinkan
saya mengontrol uang sebuah
negara, dan saya tidak peduli
siapa yang membuat hukumnya.
Sayalah tuan di pulau ini karena
sayalah yang mengontrol
uangnya.”
“Jiwaku penuh dengan
antusiasme dan ambisi. Aku bisa
mengenalikan seluruh alam
semesta. Apa yang aku, Oliver,
lakukan di sini bisa aku lakukan
terhadap seluruh dunia. Oh!
Andaikan saja saya bisa
meninggalkan pulau ini, saya
tahu pasti saya bisa
mengendalikan seluruh dunia
tanpa perlu mengenakan
mahkota raja.”
“Kebahagiaan tertinggi saya
adalah kalau saya bisa
menerapkan filosofi ini di
pikiran orang-orang yang akan
memimpin masyarakat: bankir,
industrialis, politisi, reforman,
guru, jurnalis, dll, semuanya akan
menjadi budakku. Publik akan
merasa puas hidup dalam
perbudakan di saat para elit di
antara mereka akan menjadi
pengawas mereka.”
12. Biaya Hidup Yang Tak
Terjangkau
Situasi perlahan-lahan
bertambah buruk di pulau ini.
Produksi memang meningkat,
dan aktifitas barter turun ke
minimum. Oliver menerima
bunga pinjamannya secara
teratur. Yang lain harus berpikir
bagaimana menyisakan uang
untuknya. Dengan demikian,
uang tidak benar-benar beredar
dengan bebas.
Mereka yang membayar lebih
banyak pajak memprotes.
Mereka menaikkan harga jual
barangnya sebagai kompensasi
atas kerugiannya. Mereka yang
tidak membayar pajak akhirnya
harus menghadapi biaya hidup
yang terus meningkat. Bila
seseorang akhirnya bekerja
untuk yang lain, dia akan terus-
menerus meminta kenaikan gaji
untuk memenuhi ongkos hidup
yang terus meningkat.
Moral sudah sangat rendah,
tidak ada lagi kesenangan dalam
hidup. Tidak juga semangat
dalam bekerja. Untuk apa juga?
Penjualan sangat sulit. Kalaupun
menjual, akhirnya harus
membayar pajak. Ini benar-
benar sebuah krisis. Dan kelima
orang ini saling menuduh satu
sama lain bahwa mereka
menuntut terlalu banyak
sumbangan dari yang lain.
Suatu hari, Harry, yang duduk
merenungkan situasi mereka,
akhirnya tiba pada sebuah
kesimpulan akhir. Perubahan
sejak kedatangan si perancang
sistem moneter baru mereka
telah merusak segalanya di
pulau itu. Tentu saja, mereka
berlima juga memiliki kesalahan,
tetapi tetap saja sistem dari
Oliverlah yang menyebabkan
kerusakan terbesar.
Harry berhasil menjelaskan
kepada teman-temannya. Satu
demi satu dari mereka akhirnya
paham, dan mereka pun
memutuskan untuk mengadakan
pembicaraan lagi dengan Oliver.
13. Diperbudak Oleh Oliver
Pertengkaran hebat pun terjadi.
“Uang benar-benar kurang di
pulau ini kawan, karena Anda
mengambilnya dari kami! Kami
membayar dan membayar, dan
tetap saja kami berhutang sama
banyaknya seperti sebelumnya.
Kami sudah bekerja dengan
sangat keras, tetapi kondisi kami
bahkan lebih buruk dibanding
sebelumnya. Hutang! Hutang!
Yang ada pada kami hanyalah
hutang!”
“Oh, kawan, bicaralah yang
masuk akal! Kehidupan kalian
sudah lebih baik, terima kasih
kepadaku. Sistem perbankan
yang baik adalah aset terbaik
sebuah bangsa. Tetapi supaya
bisa berfungsi maksimal, Anda
harus mempercayai bankirnya.
Datanglah padaku seperti
datang pada ayahmu. Apakah
uang yang Anda inginkan? Tidak
masalah, simpanan emasku
masih cukup untuk menerbitkan
ribuan dolar yang lain. Saya akan
meminjamkan kepada kalian
seribu dolar lagi, Anda tinggal
menjaminkan aset Anda
kepadaku.”
“Jadi sekarang hutang kami
menjadi $2000! Dan kami harus
membayar dua kali lipat bunga
sepanjang sisa hidup kami!”
“Ya, benar --- Tetapi saya akan
meminjami kalian lagi saat nilai
properti Anda meningkat. Kalian
tidak perlu membayar saya
apapun selain bunga. Kalian bisa
menggabungkan semua hutang
kalian menjadi satu, kita akan
menyebutnya konsolidasi
hutang. Kalian bisa menambah
hutang itu, tahun demi tahun.”
“Dan menaikkan pajak, tahun
demi tahun?”
“Tentu saja, tetapi pendapatan
Anda kan juga akan meningkat
setiap tahun.”
“Jadi, semakin pulau ini maju
karena usaha kami, semakin
besar hutang publik kami!”
“Iya, emangnya kenapa! Sama
seperti di manapun di
peradaban yang lain. Tingkat
peradaban sebuah komunitas
selalu bisa dilihat dari seberapa
besar ukuran hutang mereka
kepada bankir.”
14. Srigala Memakan Domba
“Itukah yang namanya sistem
moneter yang sehat, Pak
Oliver?”
“Bapak-bapak, semua uang yang
baik adalah berbasis emas, dan
muncul dari bank dalam bentuk
hutang. Hutang nasional adalah
hal yang baik. Ini akan
mencegah kalian merasa puas
diri. Ini akan membuat
pemerintahan manapun lebih
bijak, yang diturunkan oleh
bankir. Sebagai bankir, sayalah
obor cahaya peradaban di pulau
ini. Sayalah yang akan mendikte
politik dan mengatur standar
hidup kalian.”
“Pak Oliver, kami bukan orang
berpindidikan, tetapi kami tidak
ingin peradaban seperti itu di
sini. Kami tidak akan meminjam
satu sen pun lagi dari Anda.
Tidak masalah uang baik atapun
tidak baik, kami tidak ingin lagi
bertransaksi denganmu.”
“Bapak-bapak, saya benar-benar
kecewa dengan keputusan
kalian. Tetapi bila kalian
mengingkari perjanjian ini, ingat,
saya punya tanda tangan kalian.
Bayar saya semuanya – pokok
pinjaman dan bunga.”
“Tetapi itu mustahil, Pak.
Kalaupun kami mengembalikan
semua uang yang ada di pulau
ini, kami masih tidak bisa
melunasinya.”
“Saya tidak bisa membantu.
Kalian sudah menandatangani
perjanjian ini sebelumnya,
bukan?”
“Berdasarkan isi kontrak,
dengan demikian saya berhak
menyita semua properti kalian.
Kalian harus mentaati apapun
yang saya katakan sekarang.
Kalian akan terus
mengeksploitasi pulau ini, dan
terus melayani saya. Sekarang
kalian keluar! Dan tunggu
perintah dari saya besok.”
15. Mengendalikan Media
Oliver tahu pasti siapa yang
mengendalikan uang, dialah
yang mengendalikan bangsa.
Tetapi dia juga sadar, untuk
mempertahankan kekuasaan,
sangat penting untuk
mempertahankan agar
masyarakat tetap bodoh, dan
terus mengalihkan perhatian
masyarakat ke hal yang lain.
Oliver mengamati bahwa dari 5
orang itu, 2 termasuk
konservatif dan 3 adalah liberal.
Harry, yang termasuk netral di
antara mereka berlima,
menyadari bahwa mereka
semua memiliki kebutuhan dan
aspirasi yang sama,
menyarankan agar dibentuk
sebuah perserikatan bersama,
untuk memberikan tekanan
kepada penguasa. Serikat
semacam ini, tentu saja tidak
diizinkan oleh Oliver. Ini akan
berarti akhir dari kekuasaannya.
Tidak ada diktator dan ahli
finansial manapun yang
sanggup menghadapi
masyarakat yang bersatu,
masyarakat yang terdidik.
Dan dengan demikian, Oliver pun
mulai menciptakan perpecahan
di antara mereka. Dia membiayai
dua jenis Koran. “The Sun” untuk
para liberal, dan “The Star” untuk
para konservatif.
Topik umum “The Sun” adalah:
Penderitaan terjadi karena kaum
pengkhianat konservatif telah
menjual kepentingan bersama
kepada perusahaan besar. Dan
topik umum “The Star” adalah:
Hancurnya negara, bisnis pada
umumnya, dan hutang publik
adalah karena tanggung jawab
para liberal.
16. Sebuah Harta Terapung
Suatu hari, Tom, saat berada di
pantai, menemukan sebuah
perahu kosong yang terapung di
tepian.
Di dalamnya, terdapat sebuah
naskah yang masih dalam
kondisi baik, “Tahun Pertama
Kredit Sosial.”
Dia membacanya dengan teliti,
dan akhirnya dengan bahagia
berkata, “Inilah yang kita cari!
Seharusnya kita memahami hal
ini sebelumnya.”
“Nilai uang datang bukan dari
emas, tetapi dari produk di mana
uang itu bisa digunakan untuk
membeli.”
Sederhananya, uang adalah unit
akuntansi, berpindah-pindah
mengikuti pembelian dan
penjualan. Total uang
tergantung total produksi.
Setiap saat produksi meningkat,
unit uang pun ikut meningkat.
Tidak diperlukan bunga saat
uang diciptakan. Kemajuan
dinilai bukan dari naiknya
hutang publik, tetapi dari
dividen yang diciptakan oleh
masing-masing individual. Harga
barang adalah disesuaikan
dengan daya beli dari koefisien
harga. Kredit sosial.
Tom berlari dengan cepat, tak
sabar untuk menemui teman-
temannya.
17. Uang – Akuntansi Dasar
Tom mengajarkan kepada
teman-temannya apa yang
barusan dikirim oleh Tuhan
kepada mereka, kredit sosial.
“Inilah yang kita perlukan, tanpa
si bankir dan emasnya, tanpa
perlu untuk melibatkan diri
dalam hutang”
“Saya akan membuka masing-
masing sebuah account atas
nama kalian semua. Di sisi kanan
kolom adalah kredit yang
meningkatkan nilai account
Anda, dan di sisi kiri adalah debit
yang mengurangi nilai account
Anda.”
“Setiap orang membutuhkan $
200 untuk memulai. Tak masalah.
Kita menulis $200 di sisi kredit di
buku masing-masing.”
Frank membeli dari Paul
sebanyak $10. Kita mengurangi $
10 dari Frank, dan menambah $
10 ke Paul.
Jim membeli dari Paul sebanyak $
8. Kita mengurangi $8 dari Jim,
dan menambah $8 ke Paul.
Paul membeli dari Frank
sebanyak $15. Kita mengurangi $
15 dari Paul, dan menambah $15
ke Frank.
dst... sama seperti cara uang
berpindah tangan sebelumnya.
Bila seseorang membutuhkan
uang untuk meningkatkan
produksinya, kita menerbitkan
kredit yang diperlukan
kepadanya. Setelah dia menjual
produk-produknya, dia
mengembalikan uang itu ke
dana kredit. Demikian juga
dengan pekerjaan umum,
dibiayai oleh kredit baru.
Dengan demikian, secara
periodik nilai di account masing-
masing orang akan meningkat,
tetapi tanpa mengambil nilai
kredit dari orang yang lain.
Uang, dalam cara ini, adalah
pelayan manusia, bukan
sebaliknya. Inilah dividen
nasional.
18. Bankir Yang Patah Hati
Komunitas ini sekarang menjadi
anggota kredit sosial. Hari
berikutnya, Oliver menerima
selembar surat dari mereka
berlima:
“Bapak tersayang! Anda telah
mendorong kami ke dalam
lembah hutang dan
mengeksploitasi kami. Kami
tidak membutuhkan Anda lagi
dalam sistem keuangan kami.
Mulai sekarang, kami akan
menerbitkan uang kami sendiri,
tanpa emas, tanpa hutang, dan
tanpa pencuri. Kami akan
mendirikan sistem kredit sosial
di pulau ini. Dividen nasional
akan menggantikan hutang
nasional.
“Kalau Anda memaksa untuk
dibayarkan kembali, kami akan
membayar Anda semua uang
yang Anda berikan kepada kami,
tidak satu sen lebih dari itu.
Anda tidak bisa mengklaim uang
yang tidak Anda ciptakan.”
Oliver putus asa. Kerajaannya
mulai goyah. Impiannya pudar.
Apa yang bisa dia lakukan?
Segala argumen adalah percuma.
Mereka berlima sudah memiliki
kredit sosial. Uang dan kredit
bukan lagi hal yang misterius
bagi mereka berlima, sama
seperti Oliver.
“Oh Tuhan, orang-orang ini
sudah menang lewat kredit
sosial. Apakah saya sebaiknya
meminta maaf kepada mereka?
Ikut dalam sistem mereka? Tidak,
tidak boleh! Lebih baik saya
menyingkir dan menjaga jarak
dulu dengan mereka!”
19. Kebohongan Yang
Terbongkar
Untuk melindungi klaim di masa
mendatang oleh Oliver, kelima
orang ini memutuskan bahwa
Oliver harus menandatangani
dokumen bahwa dia telah
mengambil kembali semua yang
dia miliki sejak dia datang ke
pulau ini.
Maka mereka pun melakukan
inventori: perahu, dayung,
mesin cetak, dan tentu saja
emasnya.
Oliver harus memberitahukan di
mana dia mengubur emasnya.
Kemudian mereka pun pergi
menggalinya, tanpa perasaan
respek yang berlebihan
mengenai apa yang sedang
mereka cari. Kredit sosial telah
membuat mereka memandang
rendah emas.
Mereka mengangkat tong yang
berisi emas tersebut. Betapa
terkejutnya mereka, emas yang
diklaim Oliver ternyata hanyalah
berisi batu. Batu!! Mereka telah
diperdayai Oliver selama ini.
“Kita telah mengadaikan semua
harta kita demi mendapatkan
beberapa lembar uang kertas
yang dijamin oleh batu! Ini
perampokan, pembohongan!”
“Hampir saja kita memarahi dan
membenci satu sama lain demi
kebohongan ini. Dasar setan.”
Frank yang marah besar pun
mengambil kapaknya, dan si
bankir pun melarikan diri
menuju hutan.
20. Selamat Tinggal Kepada Pulau
Oliver kemudian menghilang.
Tak lama kemudian, sebuah
kapal melewati pulau mereka,
dan melihat kelima orang ini.
Mereka pun mengikuti kapal ini
menuju ke tujuan kapal, Amerika
Serikat.
Mereka membawa bersama
mereka naskah kredit sosial
mereka, yang menyelamatkan
mereka dari si ahli finansial licik,
Oliver, dan mereka pun berjanji
akan berusaha menghubungi
managemen yang menulis
naskah ini begitu mereka sampai
ke Amerika. Mereka sudah
bertekad untuk menjadi juru
bicara sistem ini.
***
"Orang kaya berkuasa atas
orang miskin.
Orang yang berhutang
adalah budak dari yang
menghutangi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar