Tipu - Menipu Di Masyarakat
Hari ini saya akan posting sebuah isu yang lebih ringan. Ringan, tapi bukan berarti tidak penting ok.. Hehe..
Beberapa
hari yang lalu, saya mendapat sebuah email dalam bahasa Inggris, sebuah
email dari Nigeria, seseorang menyuruh saya mengontaknya dalam sebuah
"kesempatan" yang nantinya akan memberikan saya 1 juta dolar lebih.
Pada dasarnya surat itu adalah sejenis Nigerian Scam.
Saya jadi teringat sebuah cerita-cerita penipuan di masyarakat, walaupun korban
menderita kerugian riil, tetapi kadang-kadang skenarionya terjadi di
luar nalar yang kita sangka
Apa itu Masyarakat?Bagi
Anda yang memahami kejamnya kehidupan, masyarakat adalah sebuah
komunitas di mana orang-orang berkumpul bersama dan saling memanfaatkan
untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing. Itulah masyarakat.Dalam
sejarah kehidupan manusia, kasus di mana seorang manusia (ataupun
sekolompok manusia) berbohong dan memperdayai kelompok lainnya demi
kepentingan pribadi adalah tidak terhitung banyaknya. Setiap hari,
setiap saat, selalu ada kasus baru.Ada orang mengatakan media
utama untuk mengendalikan orang adalah dengan kekuatan senjata, ada juga
yang mengatakan media yang paling efektif adalah uang dan materi.
Namun, sebenarnya ada sebuah media lainnya yang lebih murah dan jauh
lebih berbahaya, yaitu bahasa.Hanya dengan menggunakan
kata-kata, seorang individu, sebuah perusahaan, bahkan sebuah negara,
bisa menyebabkan kehancuran dan kerugian skala raksasa kepada pihak
lainnya (para korban).Buku ini adalah tentang penipuan konsumen,
maka kita hanya akan membahas persoalan tentang kebohongan dan penipuan
dalam skala yang lebih kecil, yaitu yang ada di masyarakat, baik yang
terjadi di Indonesia, maupun contoh kasus yang terjadi di negara
lainnya.Kita semua, secara tidak sadar, sering kali meremehkan
permasalahan penipuan konsumen. Kita cenderung berpikir bahwa skala dari
kegiatan ini pastilah masih kecil, jadi tidak perlu dibesar-besarkan.
Nilai kerugian yang diderita masyarakat pastilah masih kecil, jadi lebih
baik aparat kepolisian tidak usah terlalu fokus pada investigasi
kasus-kasus penipuan konsumen. Namun, apakah asumsi kita ini akurat?
Kita
mengira tindakan kriminalitas fisik terus bertambah dari tahun ke
tahun, namun yang bisa kita pastikan sebenarnya adalah liputan media
terhadap kriminalitas fisiklah yang bertambah, baik lewat media koran
maupun lewat televisi. Kita mengira kasus penipuan konsumen sangat
sedikit, kenyataannya adalah liputan media terhadap kasus inilah yang
sedikit. Seandainya berbagai media lebih sering mengekspos jenis
kriminalitas ini, kita baru akan menyadari betapa banyaknya kasus
penipuan yang ada di sekeliling kita maupun di dunia.
Omset dari
“bisnis” penipuan konsumen di seluruh dunia diperkirakan mencapai di
atas US$100 milyar per tahun, alias di atas 1.000 trilyun rupiah setiap
tahunnya. Berapa angka pastinya di Indonesia, tidak ada yang tahu, sebab
masyarakat Indonesia cenderung lebih toleran dan jarang memprotes bila
tertipu.
Sebelum bicara soal contoh kasus penipuan, mari kita
pikirkan sebentar sebenarnya siapakah para penipu itu? Mengapa mereka
melakukan-nya?
Sebenarnya, berbohong dan menipu adalah karakter
dari kita semua. Siapa sih yang tidak berbohong? Ada orang
mengklasifikasikan ke-bohongan berdasarkan tujuan berbohongnya, ada juga
yang mengklasifikasikan kebohongan berda-sarkan skala akibatnya.
Sekarang, mari kita lihat tahapan-tahapan sebelum sebuah tindakan naik
sampai ke tingkat penipuan.
Omong Kosong
Omong kosong, yang populer disebut dengan istilah bullshit,
adalah tahap awal ketika kita mulai belajar untuk mengucapkan hal-hal
yang tidak akurat. Berbeda dengan kebohongan, omong kosong tidaklah
diucapkan untuk menjebak dan merugikan orang lain.
Orang yang
beromong kosong adalah mereka yang membicarakan suatu hal dalam
kapastitas yang telah melebihi tingkat pemahaman mereka. Kita semua
melakukannya, kita semua menikmatinya. Bila jam istirahat sudah tiba,
ataupun bila beberapa teman sudah berkumpul bersama, semuanya akan mulai
membicarakan berbagai macam hal, mulai dari hal-hal kecil sampai ke
hal-hal rumit semacam politik internasional dan berbagai rahasia alam
semesta.
Mengapa ada omong kosong? Sejak kapan manusia melakukannya?
Entahlah,
siapa yang tahu? Kelihatannya omong kosong sudah ada sejak manusia ada.
Sekadar spekulasi, omong kosong mungkin secara langsung berhubungan
dengan sistem demokrasi yang kita anut. Di negara demokrasi, kita bebas
untuk bicara, kita dianjurkan untuk bicara. Bila kita diam, kita dituduh
tidak partisipatif untuk mengembangkan demokrasi, dan lebih buruknya
lagi, sejumlah orang mencap orang diam sebagai orang bodoh. Untuk
menghindari tuduhan ini, sejak kecil, murid-murid di sekolah sudah
dididik, dibentuk, dan kalau perlu dipaksa untuk selalu bicara dan
menyatakan pendapatnya.
Akibatnya, bisa ditebak, karena
intensitas masyarakat untuk membicarakan hal-hal yang dalam batas-batas
tertentu tidak mereka pahami meningkat, jumlah omong kosong pun
meningkat.
Beberapa tahun yang lalu, saat saya bekerja sebagai
staf marketing di sebuah perusahaan swasta, dalam salah satu rapat yang
dihadiri oleh bos besar, bos berkata: “Hei, kalian jangan diam saja.
Kalau ada ide katakan sekarang. Kalau kamu diam saja, saya anggap kamu
bodoh!” Pada rapat-rapat di kemudian hari yang bila dihadiri oleh bos,
semua staf marketing memegang teguh prinsip ini: “lebih baik bicara dan
ketahuan bodoh daripada tidak mencoba dan tetap dituduh bodoh!”
Kebohongan “Putih”
Yang
dimaksud dengan kebohongan putih adalah kebohongan yang diucapkan untuk
menjaga ataupun memperbaiki hubungan sosial antar individu di
masyarakat, dan oleh karenanya tidak terhindarkan dan “perlu” dilakukan.
Contohnya:
“Apa kabar Merry? Sudah lama tak jumpa, kami kangen sekali padamu”
“Wah, kamu tampak cantik sekali hari ini”
“Senang sekali berjumpa denganmu”
“Wah, anakmu sudah besar ya. Ganteng sekali dia”
“Bajumu bagus sekali. Beli di mana?”
Dengan orang-orang yang lebih dekat, mungkin Anda pernah juga mendengar kata-kata:
“Saya akan selalu setia bersamamu. Mulai sekarang sampai hari kiamat memisahkan kita”
“Besok malam saja sayang. Saya kurang enak badan hari ini”
“Saya akan pulang agak malam sayang. Ada rapat di kantor”
Bisa
Anda bayangkan, seandainya kita sama sekali tidak mengucapkan
kebohongan putih, dunia ini tentunya akan sangat sunyi dan hubungan
antar individu, baik di masyarakat maupun di keluarga, tentunya tidak
akan sebaik sekarang.
Kebohongan “Abu-Abu”
Kebohongan
abu-abu adalah kebohongan yang diucapkan untuk mendapatkan sejumlah
keuntungan bagi diri sendiri, disadari oleh sang pengucap, namun masih
dalam batas yang tidak terlalu merugikan pihak pendengar. Contoh:
Seorang
Bapak mengatakan kepada anaknya: “Saya sangat mencintaimu nak, saya
juga sangat mencintai Ibumu. Seandainya bisnis saya tidak gagal, saya
pasti akan membawa kalian keliling dunia dan memberikan lebih banyak
kepada kalian” (Kenyataannya, bisnisnya gagal karena kebiasaan judinya
yang akut, dan juga karena beberapa wanita simpanan yang menguras habis
uangnya).
Kebohongan “Hitam”
Kebohongan hitam adalah
kebohongan yang diucapkan secara sadar dan sengaja untuk menyesatkan
pendengar dan memberikan keuntungan pribadi bagi pengucapnya.
Sebagian
pengusaha kotor, politisi busuk, pengacara tak bernurani, dan juga
sejumlah perusahaan periklanan tak bermoral, tidak henti-hentinya
mengucapkan kebohongan terhadap masyarakat. Orang-orang ini, karena
kekuatan uang dan kekuasaan, tak tersentuh sama sekali oleh hukum.
Kadang-kadang,
kita tidak bisa berhenti merasa heran, apakah sungguh-sungguh berbohong
dan menjebak orang adalah hal yang salah. Bila ya, mengapa begitu
banyak orang yang bebas melakukannya?
Penipuan
Pada
dasarnya, perbedaan kebohongan hitam dan penipuan adalah pelakunya.
Untuk kebohongan hitam, pelakunya adalah orang-orang yang karena
pekerjaan, ataupun karena pangkatnya, memiliki “hak” untuk berbohong,
sedangkan untuk penipuan, pelakunya adalah warga negara biasa ataupun
perusahaan yang tidak memiliki “legitimasi untuk berbohong.”
Berikut sebuah ilustrasi:
A.
Dalam suatu bencana alam di suatu negara, sekelompok pengusaha daerah
kemudian mendirikan sebuah perusahaan untuk mengumpulkan sumbangan untuk
diberikan kepada para korban. Perusahaan tersebut, menyuap sejumlah
pejabat yang berwenang, dan juga bekerja sama dengan berbagai instansi
yang terkait, mendapatkan lisensi dan legitimasi untuk mengumpulkan
sumbangan. Dalam prakteknya, sumbangan yang diterima dipakai untuk
menggaji diri mereka secara besar-besaran, menggaji beberapa
karyawannya, membayar cicilan mobil baru dan kalau perlu, rumah baru,
dan sisanya baru disumbangkan kepada para korban yang berhak.
Katakanlah, pada akhirnya, sumbangan yang benar-benar disalurkan kepada
korban adalah sebesar 50% dari nilai yang berhasil didapatkannya.
B.
Tidak lama setelah itu, seorang warga biasa, sebut saja Franky,
terinspirasi oleh cara mencari uang perusahaan tersebut, juga mulai
mencari sumbangan untuk para korban. Uang yang akhirnya disalurkan
Franky adalah 75% dari nilai yang didapatkannya. Untuk sebuah persentase
nilai sumbangan yang sebenarnya lebih besar, Franky tetap bisa
dimasukkan ke penjara, sebab dia tidak memiliki legitimasi untuk
melakukannya.
Kebanyakan orang, walaupun menyadari bahwa mereka
bukanlah manusia suci, bahwa mereka memang cenderung berbohong dalam
kehidupan mereka, masih bisa menimbang-nimbang dalam kepala mereka
kebohongan mana yang bisa diterima, dan kebohongan mana yang tidak bisa
diterima.
Para penipu, mereka tidak akan mem-boroskan waktu
mereka yang berharga untuk mengklasifikasikan jenis-jenis kebohongan,
mereka juga tidak akan menimbang-nimbang kebohongan mana yang bisa
diterima dan mana yang tidak bisa diterima.
Para penipu sangat
lihai dalam membuat generalisasi untuk membenarkan perbuatan mereka.
Mereka selalu menganggap bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah
manifestasi dari sifat umum manusia, sebab memang benar semua orang
berbohong. Filsafat favorit mereka:
“Seandainya
berbohong adalah tindakan yang melanggar hukum, tentunya kita semua
adalah kriminal. Karena tidak mungkin kita semua adalah kriminal,
tentunya berbohong tidaklah melanggar hukum.”
Para penipu,
yang mengambil resiko besar untuk melakukan apa yang mereka lakukan,
bukanlah manusia dengan cara berpikir yang normal.
Bicara soal
resiko, ini adalah hal yang membedakan antara penipu profesional dengan
yang amatiran. Semua penipu adalah orang-orang yang ingin mendapatkan
uang cepat, uang gampang, menikmati kebebasan tanpa limit, dan
tergila-gila pada tantangan atas resiko perbuatan mereka. Namun, adalah
kemampuan menangani resikolah yang akhirnya membedakan mereka.
Sekadar
jago berbohong dan menangani resiko saja tidak akan membuat seseorang
men-jadi penipu yang sukses. Untuk berhasil di arena ini dalam jangka
panjang, tampaknya para penipu memang membutuhkan “suplemen” yang lain.
Seorang mantan polisi mengatakan: “Penipu bukan hanya orang yang pandai
berbohong, mereka memang menikmati kesenangan lewat tindakan manipulatif
untuk merugikan orang lain, dan mereka juga senantiasa menghancurkan
segala sesuatu yang bukan rancangan mereka. Orang-orang seperti ini
memiliki kebencian yang sangat besar terhadap semua peraturan sosial.”
Mengapa para penipu berhasil?
Kita
semua mungkin berpikir bahwa ada banyak alasan untuk tidak mempercayai
orang lain. Namun, itu adalah pikiran sebelum ujian datang. Dalam
prakteknya, kewaspadaan kita sebenarnya tidak bertambah hanya karena
kita berpikir demikian.
Anda pergi ke supermarket membeli
beberapa jenis buah-buahan. Anda memakannya tanpa berpikir panjang.
Seberapa yakinkah Anda makanan yang sedang Anda makan benar-benar telah
lulus uji kelayakan dan bebas bahan kimia berbahaya?
Anda ingin
jalan-jalan ke luar pulau. Anda memutuskan untuk naik pesawat. Setelah
check-in, Anda naik ke pesawat tanpa berpikir, seberapa aman pesawat
yang sedang Anda tumpangi. Sebagian orang sempat berdoa sebelum pesawat
take-off, tetapi mayoritas tidak. Sadarkah Anda bahwa Anda sedang
menyerahkan kepercayaan absolut kepada sang pilot dan maskapai
penerbangan? Pernahkah Anda khawatir Anda akan terpaksa merasakan hukum
gravitasi di tengah langit bila ada yang tidak beres di mesin pesawat
itu?
Oke lah, saya akui ini adalah perumpamaan yang agak
paranoid. Sebenarnya maksud saya sederhana saja, yaitu bukan karena kita
percaya bahwa banyak orang tidak layak dipercaya, lantas kewaspadaan
kita otomatis menjadi meningkat.
Kebanyakan orang, berdasarkan
pengalaman saya, benar-benar memiliki kecenderungan yang tinggi untuk
mempercayai apa yang mereka lihat dan apa yang mereka baca. Hal inilah
yang menyebabkan para pelaku penipuan konsumen berhasil memperdayai
mangsanya.
Sebagai tambahan, sebelum kita menuju bab berikut
tentang contoh-contoh kasus penipuan konsumen, saya tekankan lagi bahwa
penipu tidaklah sama dengan pelaku kejahatan fisik. Para penipu
mendapatkan uang dari konsumen yang secara suka rela memberikan uang
kepada mereka. “Seni” dari penipuan adalah bagaimana membujuk dan
membuat konsumen merasa yakin bahwa mereka sedang melakukan hal yang
cerdas, bukannya hal yang bodoh.
BAB 2 : Telemarketing & Berbagai Investasi Palsu
Di bab ini, kita akan membicarakan berbagai jenis penipuan telemarketing dan janji-janji investasi yang menyesatkan konsumen:
Anda Memenangkan Hadiah!
Contoh #1:
Sebuah
perusahaan telemarketing mengi-rimkan surat kepada Anda, katanya Anda
telah dipastikan mendapatkan salah satu dari lima hadiah ini:
1. Satu buah motor Honda.
2. Satu paket liburan impian.
3. Satu set home entertainment.
4. Uang tunai sebesar 5 juta rupiah.
5. Uang tunai sebesar 1 juta rupiah.
Apa
yang akan Anda dapatkan adalah tergantung pilihan acak oleh komputer
mereka. Namun, sebelumnya Anda harus membayar dahulu biaya promosi dan
pajak sebesar 500 ribu. Mereka meyakinkan Anda bahwa 500 ribu ini masih
lebih rendah dibanding nilai barang yang akan Anda dapatkan.
Tidak
akan ada orang yang mendapatkan motor Honda, tidak juga hadiah uang
tunai. Yang disediakan oleh perusahaan telemarketing ini hanyalah paket
liburan dan home entertainment.
Namun, jangan salah, ternyata
yang mereka maksud dengan liburan impian adalah beberapa lembar voucher
hotel, tidak termasuk biaya perjalanan dan akomodasi. Dan apa yang
mereka maksud dengan home entertainment adalah sebuah radio kecil dan
sebuah speaker murah.
Bukannya untung, bila Anda mempercayai mereka, Anda akan berakhir dengan kerugian baik materi maupun waktu.
Contoh #2:
Anda
mendapatkan sebuah surat, isinya adalah Anda beruntung terpilih untuk
mendapat-kan hadiah sebuah jam tangan emas Rolex dari perusahaan mereka.
Namun, sebelumnya Anda harus membayar terlebih dahulu biaya pengiriman,
pajak hadiah, dan juga Anda harus membeli salah satu dari produk yang
mereka jual kepada Anda. Produk yang mereka tawarkan adalah:
Satu set multi vitamin, seharga 300 ribu.
Satu set kosmetik, seharga 250 ribu.
Sebuah kalung dengan batu kristal, seharga 750 ribu.
Sebuah cincin emas, seharga 1,5 juta.
Staf
dari perusahaan mereka menghubungi Anda, menjelaskan dan membujuk agar
Anda bersedia membeli produk mereka, alasan-alasan mereka kedengarannya
valid:
Perusahaan tentu saja membutuhkan penjualan agar biaya hadiah kami yang mahal bisa tertutupi.
Kami rasa pembelian dari Anda cukup fair, bagaimanapun Anda telah memenangkan sebuah jam yang sangat berharga.
Setelah Anda membayar, bila Anda berun-tung, mereka benar-benar akan mengirimkan produk yang Anda beli kepada Anda.
Namun,
multi vitamin yang Anda terima hanyalah beberapa botol vitamin seharga
kurang dari 100 ribu, kosmetik yang Anda terima juga jauh di bawah 250
ribu. Batu kristalnya ternyata palsu, dan nilai cincin emasnya pun jauh
di bawah harga beli Anda.
Mengenai jam Rolex, mereka mengatakan stok sedang habis dan mereka akan segera mengirimkan kepada Anda bila barang sudah tiba.
Perusahaan
telemarketing seperti ini tidak memiliki alamat yang tetap, modus
operasi mereka terutama adalah menggunakan telepon. Bila target mereka
sudah tercapai, mereka akan kabur dan pindah ke kota lain.
Menyumbang! Menyumbang!
Contoh #3:
Beberapa
perusahaan telemarketing mengklaim mereka adalah representatif dari
beberapa yayasan sosial ternama. Mereka akan menelepon ataupun menyurati
Anda untuk memberikan sejumlah sumbangan dengan cara membeli produk
dari mereka. Mereka mengatakan keuntungan dari penjualan produk mereka
akan digunakan untuk diberikan kepada beberapa yayasan sosial yang
bekerja sama dengan mereka.
Bukan hal yang aneh bila mereka
mencoba menjual kepada Anda produk-produk umum dengan harga puluhan kali
lipat harga yang wajar. Para konsumen yang membeli mengira mereka
benar-benar sedang melakukan hal yang mulia.
Para telemarketer sering mengatakan bahwa keuntungan mereka akhirnya digunakan untuk:
Membeli obat-obatan untuk sejumlah rumah sakit kecil ataupun puskesmas yang terletak di wilayah yang miskin.
Bantuan beasiswa untuk anak-anak dari keluarga miskin.
Membeli pakaian dan makanan bagi sejumlah panti jompo dan panti asuhan.
Biaya pengobatan untuk para penderita sakit ginjal, ataupun penderita kanker yang tidak memiliki biaya pengobatan.
Kenyataannya,
tidak ada uang yang akan disumbangkan. Tujuan mereka hanya satu, yaitu
menjual produk yang mahal kepada Anda dan mendapatkan keuntungan yang
besar untuk diri mereka sendiri.
Liburan Impian
Contoh #4:
Anda
mendapatkan surat ataupun email, isinya adalah bahwa Anda telah
terpilih sebagai orang yang beruntung untuk mendapatkan sebuah liburan
impian. Anda akan mendapatkan perjalanan gratis dengan kapal pesiar
mewah.
Nomor telepon yang mereka berikan kepada Anda dalam surat
mereka biasanya adalah nomor 1-800-xxx. Begitu Anda menghubungi mereka,
mereka akan menceritakan betapa beruntungnya Anda, sebab Anda adalah
satu di antara sangat sedikit orang yang bisa mendapatkan liburan impian
ke Bahama ataupun Karibia dengan biaya yang sangat rendah dibandingkan
dengan biaya yang biasanya harus dibayar oleh turis biasa. Biasanya
liburan dengan kapal pesiar ke tempat itu akan berkisar sekitar $2.500.
Namun sekarang Anda dapat mengi-kutinya dengan hanya membayar biaya
sekitar $388, $488, ataupun $588.
Mereka menekan Anda untuk
segera “mengamankan” ataupun “meregistrasi” liburan ini dengan meminta
nomor kartu kredit Anda. Mereka mengatakan bahwa biaya ini telah
termasuk semua biaya akomodasi menuju dan dari Bahama ataupun Karibia.
Mereka juga mengatakan bahwa Anda perlu membayar sekarang juga.
Bila Anda meminta waktu untuk berpikir ataupun surat tertulis dari mereka, respon mereka biasanya adalah:
Promosi ini adalah sangat terbatas, hanya untuk beberapa orang yang beruntung saja.
Bila Anda menunggu sampai surat kami sampai ke rumah Anda, tawaran ini pasti sudah habis diambil orang.
Begitu
Anda memberikan nomor kartu kredit, Anda akan dialihkan kepada seorang
“supervisor”, yang kenyataannya adalah seorang petugas di bagian
departemen “verifikasi” mereka, orang yang akan mengkonfirmasikan detail
penjualan ini.
Tidak seperti pembicaraan sebelumnya, percakapan
Anda dengan petugas verifikasi adalah direkam dalam kaset. Mereka akan
menanyakan lagi nomor kartu kredit Anda, menjelaskan secara singkat
paker liburan ini, dan mengingatkan kepada Anda bahwa pembelian ini
adalah non-refundable.
Nyatanya, sebenarnya biaya yang Anda bayar
ini sama sekali bukan untuk biaya perjalanan liburan impian yang Anda
bayangkan. Porsi terbesar dari uang ini akan digunakan untuk menggaji
pemilik ide dan para telemarketer. Untuk $388, $488, dan $588 yang Anda
bayarkan, apa yang akan Anda dapatkan hanyalah sebuah paket berisi
video, sejumlah brosur iklan liburan, dan beberapa lembar voucher untuk
kapal pesiar Bahama dan Karibia.
Kredit! Kredit!
Contoh #5:
Anda mendapatkan surat ataupun email:
Dengan
bersemangat, Anda segera meng-hubungi mereka. Mereka menjanjikan Anda
sebuah kartu kredit dari Master Card ataupun Visa, limit sebesar $5.000.
Tidak mungkin ditolak, tidak masalah apakah Anda memiliki catatan
kredit buruk di masa lalu ataupun tidak.
Mereka menyuruh Anda
membayar biaya proses sebesar $149,95 baik dengan debit maupun dengan
menggunakan kartu kredit yang sedang Anda miliki.
Setelah itu,
mereka akan mengirimkan sebuah paket kepada Anda. Isinya adalah sebuah
kartu anggota belanja dan sebuah katolog. Anda disuruh untuk berbelanja
minimal $400 untuk barang-barang yang telah di-mark-up di katalog
tersebut, setelah itu baru aplikasi kartu kredit Anda dapat diproses.
Setelah
Anda berbelanja, akhirnya mereka akan mengirimkan beberapa lembar
formulir aplikasi kartu kredit kepada Anda. Anda harus mengurus sendiri
aplikasi tersebut, dan “garansi” yang mereka janjikan sebelumnya sama
sekali tidak benar.
Contoh #6:
Suatu hari, Anda
mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku berasal dari lembaga
perbankan negara. Mereka mengklaim bisa membersihkan catatan buruk
apapun sehubungan dengan sejarah kredit Anda. Kemudian Anda pun
melakukan percakapan dengan mereka:
Anda : “Jadi kalian akan memperbaiki catatan kredit saya?”
Penipu : “Benar sekali. Kami bisa memperbaiki catatan kredit Anda secara legal, tidak masalah seburuk apapun catatan Anda.”
Anda : “Ya, sebenarnya sekarang pun saya sedang bermasalah dengan cicilan ...”
Penipu
: “Tidak masalah, apapun yang sedang Anda hadapi, kami sanggup
memper-baikinya. Anda bahkan tidak perlu melunasi tagihan dan pajak
terhutang sebelumnya.”
Anda : “Jadi sekalipun saya memiliki setumpuk catatan hitam kredit, Anda tetap bisa memperbaikinya?”
Penipu
: “Saya ulangi sekali lagi, tidak penting seburuk apapun catatan kredit
Anda, kami bisa secara legal menghapus-kannya dari catatan perbankan.”
Anda : “Wah, apa yang sebenarnya kalian lakukan, mencuri komputer mereka?”
Penipu
: “Kami menggunakan Undang-Undang Pelaporan Kredit, yang telah
disetujui oleh Pemerintah. UU tersebut dapat memaksa perbankan untuk
menghapus sejumlah catatan buruk konsumen tentang kredit mereka
seandainya pihak perbankan belum memiliki bukti kuat akan kejahatan yang
disengajai konsumen.”
Anda : “Ehm…. Seberapa besar harapan untuk berhasil?
Penipu : “Dari pengalaman kami, tingkat keefektifan sistem kami adalah setidaknya 95%, itu pun masih cukup konservatif.”
Anda : “Jadi, apa yang perlu saya lakukan sekarang?”
Penipu
: “Anda perlu membayar dahulu biaya aplikasi. Harganya hanya $200.
Angka ini tidak ada artinya dibanding dengan manfaat yang bisa Anda
terima nantinya.”
Anda : “Kapan saya bisa mendapatkan hasilnya?”
Penipu
: “Biasanya kami sudah berhasil membersihkan catatan kredit klien kami
dalam waktu 45 hari, walaupun beberapa orang membutuhkan waktu yang
lebih lama, seperti enam sampai delapan bulan.”
Bila pembicaraan
berlangsung lebih lama, dan Anda kemudian memberikan uang Anda kepada
mereka, Anda tidak akan mendengar suara mereka lagi. Tidak ada yang
namanya lembaga pembersih catatan kredit konsumen!
Contoh #7:
Anda membaca di koran:
Setelah
Anda menelepon mereka, mereka mengatakan bahwa nilai pinjaman maksimal
adalah sebesar beberapa ribu dolar. Namun Anda harus membayar biaya
aplikasi sebesar beberapa puluh sampai beberapa ratus dolar di muka.
Target
dari operasi ini adalah mereka yang sedang dalam krisis finansial,
seperti mereka yang sedang kehilangan pekerjaan, orang-orang yang
memiliki sejarah kredit yang buruk, ataupun mereka yang sedang kepepet
mem-butuhkan uang.
Kenyataannya, walaupun memang setiap proses
peminjaman uang akan membutuhkan biaya aplikasi, biaya tersebut tidak
perlu dibayar di muka. Anda hanya perlu membayar bila aplikasi Anda
telah diterima dan orang yang memberikan pinjaman sudah jelas orangnya.
Untuk
kasus di mana biaya aplikasi harus dibayar di muka, maka uang yang Anda
bayar akan masuk ke kantong para penipu (agen pinjaman palsu), bukannya
masuk ke kantong pemberi pinjaman yang sebenarnya, dan keseluruhan
kegiatan loan-brokering ini pada dasarnya adalah penipuan belaka.
Kami Datang Untuk Membantu…
Contoh #8:
Dunia
penipu terdiri dari orang-orang yang sering kali sudah saling kenal,
alias teman sendiri. Para penipu kemudian pun melakukan jual beli daftar
prospek, orang-orang yang telah mereka tipu. Mereka menyadari bahwa ada
kecenderungan bahwa orang yang pernah tertipu cenderung untuk bisa
kembali ditipu.
Seorang nenek, yang dalam suatu penipuan
telemarketing mengalami kerugian yang sangat besar, suatu hari didatangi
oleh seorang pemuda dengan penampilan yang rapi. Pemuda tersebut
mengaku berasal dari tim investigasi polisi divisi penipuan konsumen.
Pekerjaannya adalah mendata kerugian konsumen, mencari para penjahat,
dan mengembalikan uang hasil penipuan kepada konsemen.
Untuk jasa
tersebut, konsumen perlu mem-bayar sejumlah uang di muka. Nenek
tersebut membayar uang muka yang diminta, dan tidak pernah didatangi
pemuda tersebut lagi.
Ingat:
Memang benar ada polisi
ataupun aparat yang bekerja keras mencari para pelaku penipuan. Namun
mereka tidak seharusnya meminta fee apapun kepada para korban, apalagi
minta di muka.
Ini Yang Paling Amoral!
Contoh #9:
Sekelompok
penipu memiliki spesialisasi untuk mencari rezeki dari orang-orang yang
baru meninggal. Tentu saja, mereka tidak men-dapatkan uang dari sang
almarhum, mereka mencarinya dari keluarganya.
Beberapa hari
setelah upacara pemakaman, para penipu akan mendatangi keluarga tersebut
dan menunjukkan tagihan bahwa sang almarhum beberapa minggu lalu sempat
membeli barang dari mereka dan belum melunasinya. Mereka berbicara
dengan penuh empati dan turut berduka cita atas kematian almarhum.
Biasanya
tagihan mereka tidak amat besar, dan pihak keluarga korban dalam
suasana itu akan cenderung membayar tagihan yang diminta.
Berbagai Taktik Penekanan
Contoh #10:
Para
telemarketer tidak selalu bicara dengan cara yang simpatik. Bila
dibutuhkan, mereka juga bisa bicara dengan penuh tekanan dan paksaan.
Suatu ketika, Anda akan mendengar kata-kata semacam ini:
Cukup!
Kamu adalah seorang pengusaha. Kamu membuat keputusan setiap hari. Kamu
tidak menjadi kaya karena sifat ragu-ragumu. Sekarang putuskanlah, mari
kita transaksi!
Kesempatan ini hanya untuk jumlah orang yang sangat terbatas!
Menunda berarti Anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan karena pasar sedang bergerak dengan kencang.
Kesempatan ini hanya akan tersedia sampai hari ini. Besok pasti sudah tidak ada lagi.
Sekarang pergilah ke bank. Ambil uangnya dan segera hubungi saya!
Tidak ada uang? Pinjamlah dengan orang! Kamu bisa membayarnya nanti dengan keuntungan yang akan kamu dapatkan.
Penerbit Gadungan
Contoh #11:
Sejumlah
orang selalu bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Mereka mengira
para penulis buku adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan dan
kemampuan luar biasa. Orang-orang ini tidak menyadari kenyataan bahwa
penulis buku hanyalah orang biasa, bedanya adalah mereka bersedia
menuliskan cerita-cerita ataupun pengetahuan yang mereka ketahui untuk
dibagikan kepada orang lain.
Para penipu yang melihat kesempatan
ini, mengiklankan kesempatan ini di berbagai media lokal dan mulai
mencari penulis berbakat di masyarakat. Anda mungkin pernah membaca:
Setelah
Anda menghubungi mereka, mereka akan menyuruh Anda memberikan naskah
untuk dibaca oleh “redaktur” mereka. Setelah beberapa minggu, mereka
akan menghubungi Anda, mengatakan bahwa naskah Anda cukup bagus.
Perbedaan penerbit yang legal dan gadungan adalah apa yang mereka katakan setelah naskah Anda dianggap bagus…
Penerbit
gadungan menjanjikan royalti tertentu kepada Anda, namun mereka juga
mengatakan kepada Anda bahwa sebelum naskah Anda bisa diterbitkan,
naskah Anda perlu diedit terlebih dahulu. Biaya edit per halaman adalah
Rp xxx, yang harus Anda bayar di muka. Selain itu, Anda juga harus
membayar berbagai biaya tambahan sebelum buku Anda bisa diterbitkan dan
dijual di pasaran.
Bila Anda ternyata cukup naif dan mempercayai
mereka, habislah uang Anda. Kenyataannya, penerbit gadungan nyaris tidak
pernah menolak naskah, kecuali naskah Anda benar-benar sedemikian
buruknya dan tidak mungkin diedit oleh “redaktur” mereka.
Tidak
ada yang namanya penulis membayar penerbit. Penerbitlah yang seharusnya
membayar penulis! Memang benar ada yang namanya biaya edit naskah, namun
itu adalah bagian dari ongkos produksi penerbit, bukan beban penulis.
Di
Indonesia, penulis buku biasanya bisa mendapatkan royalti antara 8%
sampai 15% dari harga jual buku, tergantung kesepakatan bersama.
Agen Hak Paten Palsu
Contoh #12:
Setiap
tahun, puluhan ribu manusia cerdas yang berhasil menemukan teknologi
ataupun ide baru bercita-cita untuk mendapatkan hak paten atas penemuan
mereka.
Memang ada sejumlah perusahaan legal yang menawarkan jasa
hak paten ataupun penjualan penemuan ke berbagai manufaktur untuk
komersialisasi penemuan tersebut.
Sayangnya, ada juga perusahaan yang diciptakan dan dikelola oleh mereka-mereka yang tidak punya itikad baik, alias para penipu.
Para
agen-agen palsu ini, selain secara bersemangat membujuk para penemu
men-daftarkan hak paten mereka, tentu saja dengan membayar terlebih
dahulu, mereka juga membuat klaim palsu dan berlebihan atas prospek
potensial pasar yang bisa dilayani oleh penemuan baru para langganannya.
Setelah menerima bayaran, mereka tidak selalu menghubungi manufaktur
untuk menjual penemuan klien mereka, lebih seringnya, uang yang mereka
terima mereka gunakan untuk membayar diri sendiri dan sejumlah
karya-wannya.
Kenyataannya, sangat sedikit penemuan baru yang
akhirnya sukses di pasar setiap tahun, dan sebuah hak paten tidak selalu
meningkatkan kemungkinan sukses Anda di pasar komersial.
Menjual Copyright
Contoh #13:
Beberapa
tahun yang lalu, saat saya sedang di sebuah toko majalah, saya melihat
sebuah majalah asing, judulnya Small Business Opportunities (SBO), saya
membaca beberapa halaman darinya, dan terkesan dengan salah satu
tawarannya:
Di iklan itu, pemiliknya mengatakan hal-hal semacam ini:
“Bila Anda memang menginginkan uang gampang yang banyak, inilah caranya. Tidak ada cara yang lain!”
“Beberapa tahun terakhir ini, saya menjual manual dengan topik yang
diinginkan masyarakat dengan harga yang terjangkau, antara $15 sampai
$50 per manual. Saya mengiklankan diri di berbagai majalah di seluruh
negeri ini.”
“Biaya produksi per manual sangatlah rendah, cuma beberapa puluh sen, keuntungan dari bisnis ini adalah sangat luar biasa.”
“Keuntungan per bulan yang bisa Anda dapatkan setidaknya mencapai beberapa ribu dolar, minimal!”
“Karena keberhasilan saya, saat ini saya adalah pembicara dengan harga
per jam yang sangat tinggi, saya tidak perlu lagi menggeluti bisnis
penjualan manual.”
“Saya akan membatasi pembeli dari copyright
manual saya. Tentunya saya tidak ingin melihat persaingan yang terlalu
besar karena banyaknya penjual manual yang sama di negeri ini. Hanya
Anda yang bereaksi cepatlah yang akan mendapatkannya. Bagi yang
terlambat, saya akan mengembalikan uang Anda.”
“Hubungi saya sekarang! Anda akan kaya lewat usaha penerbitan ini.”
Di
kemudian hari, saya baru tahu bahwa ternyata manual yang dia maksud
terdiri dari informasi-informasi umum tentang motivasi, keuangan, dan
pengembangan diri yang tersedia secara berlimpah di berbagai toko buku.
Menurut
pengakuan dari orang-orang yang membeli copyright dari pemasang iklan
tersebut, manual-manual yang mereka cetak tidaklah gampang dijual,
banyak orang lebih cenderung membaca buku-buku pengembangan diri klasik
di toko buku daripada manual mereka. Klaim bahwa dia akan mengembalikan
uang bagi orang yang membeli belakangan juga tidak terbukti!
Pelajarannya:
Bukan
karena Anda membaca sebuah tawaran dari sebuah majalah ataupun koran
yang legal, lantas apa yang Anda baca otomatis juga pasti legal dan
jujur. Majalah dan koran tidak akan memverifikasi kejujuran jenis usaha
yang membeli ruang iklan dari mereka. Lebih sering daripada tidak, pihak
majalah dan koran sendiri juga tidak tahu apa sebenarnya yang dilakukan
oleh customer mereka, para pemasang iklan.
Mungkin Anda masih
ingat, beberapa tahun yang lalu, sebuah perusahaan yang mengaku dari
Jepang, kalau tidak salah namanya G-Cosmos. Mereka memasang iklan
besar-besaran hampir setiap hari di koran terbesar di Indonesia, Kompas.
Mereka menawarkan kesempatan investasi dengan imbal hasil 10% sampai
30% dari investasi kita. Alamat mereka juga terletak di salah satu
gedung perkantoran elit di Jakarta, yang mereka SEWA tentunya. Beberapa
bulan setelah itu, perusahaan itu hilang entah ke mana… Investor tidak
cuma rugi, tetapi juga terpukul secara psikologis karena kebodohan yang
telah mereka lakukan.
Melipat Amplop, plop, plop…
Contoh #14:
Apakah Anda pernah membaca iklan ini?
Untuk
orang yang pertama kali membaca, bayangan kita adalah kita akan
dikirimkan sekotak brosur bersamaan dengan amplop, kita melipat
brosur/kertasnya, masukkan ke amplop, kirimkan ke mereka, dan, yes…,
mereka akan membayar kita.
Namun, kenyataannya tidaklah sedemikian sederhana… Ada dua skenario umum dari apa yang akan terjadi:
Pertama,
Anda akan menerima kiriman dari mereka, isinya adalah sejumlah brosur
dan pesan untuk menyuruh Anda memasang iklan di koran lokal Anda dengan
isi yang persis sama dengan iklan yang Anda baca. Ya, benar, Anda harus
mencari peserta baru dari program ini. Di iklan yang Anda pasang, Anda
perlu menekankan bahwa mereka perlu menyertakan sebuah amplop beserta
perangko bila ingin dibalas.
Uang dari pembaca harus disetor
kembali ke pemilik program, sedangkan yang Anda kem-balikan ke pengirim
adalah amplop mereka beserta brosur yang sudah Anda lipat. Untuk setiap
amplop yang Anda kirim, Anda akan dibayar $2 seperti yang sudah mereka
janjikan….
Skenario kedua, mereka akan mengirim sejumlah brosur umum
dan amplop kepada Anda, dan mengatakan bahwa Anda akan dibayar bila
pelipatan dan penyusunan amplop Anda memenuhi standar mereka. Biaya
pengiriman kembali adalah ongkos Anda sendiri. Akhirnya, tentu saja,
tidak akan ada hasil kerja Anda yang memenuhi standar mereka. Tidak akan
ada bayaran dari mereka.
Ingatlah satu hal, membayar orang untuk
melipat kertas dan memasukkannya ke amplop adalah gagasan yang gila,
bila Anda sendiri tidak akan melakukannya, orang lain juga tidak. Jangan
mempercayai iklan-iklan seperti itu. Sudah ada mesin yang dirancang
khusus untuk melakukan pekerjaan itu, harganya juga jauh lebih murah
dibanding dengan membayar tenaga manusia.
Membaca & Menjadi Kaya???
Contoh #15:
Seseorang
menelepon ataupun mengirim surat kepada Anda, katanya mereka mewakili
sejumlah penerbit buku di negeri ini. Mereka mengklaim para penerbit
bersedia membayar bila Anda membaca buku yang akan mereka terbitkan dan
memberi komentar sebelum buku tersebut naik cetak. Anda akan dibayar
berdasarkan jumlah kata yang ada dalam buku itu.
Biaya untuk
menjadi “pembaca professional” adalah Rp. 75.000,- Anda hanya perlu
membayar sekali dan akan menjadi anggota klub mereka seumur hidup.
Apa
yang akan Anda terima nantinya adalah sekumpulan nama Penerbit di
Indonesia, sebagian ada alamatnya, sebagian lagi bahkan tidak ada
alamatnya. Bila Anda menghubungi penerbit yang bersangkutan, Anda baru
sadar bahwa tidak ada lowongan untuk menjadi pembaca profesional.
Beasiswa Untuk Buah Hati Anda
Contoh #16:
Biaya
pendidikan yang semakin lama semakin tinggi adalah fenomena di berbagai
negara, bukan cuma Indonesia. Sejumlah telemarketer yang jeli melihat
hal ini sebagai sebuah kesempatan penipuan yang menjanjikan.
Beberapa
dari mereka mulai menelepon ataupun menyurati Anda, mereka mengklaim
bahwa mereka berasal dari organisasi non-profit. Misi mereka adalah
membantu pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mereka
menjanjikan Anda bahwa apapun keadaan dan prestasi dari anak Anda, dia
dapat memperoleh beasiswa, baik dari pemerintah, Bank Dunia, IMF,
ataupun berbagai perusahaan swasta besar lainnya. Mereka mengklaim bahwa
setiap tahun organisasi-organisasi ini me-nyediakan milyaran dolar
untuk membantu para anak sekolahan maupun mahasiswa di seluruh dunia
untuk mendapatkan beasiswa. Yang Anda perlukan untuk mendapatkannya
hanyalah akses. Merekalah aksesnya!
Supaya anak Anda dapat
memperoleh beasiswa, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah
mendaftarkan anak Anda di program aplikasi mereka. Biayanya berkisar
beberapa ratus sampai ribuan dolar. Seandainya beasiswa anak Anda
ditolak, uang yang Anda bayarkan akan dikembalikan.
Tentu saja,
jangan harap Anda akan mendapatkannya. Untuk uang yang telah Anda bayar,
apa yang kemudian akan Anda dapatkan adalah sebuah daftar berisi
alamat-alamat sekolah dan universitas yang menawarkan beasiswa. Semua
proses aplikasi harus Anda lakukan sendiri. Sama sekali tidak akan ada
bantuan dari mereka. Beberapa alamat yang mereka berikan bahkan adalah
fiktif.
Pekerjaan Impian
Contoh #17:
Iklan-iklan
semacam ini menarik perhatian dari jutaan orang di dunia, semuanya
dengan cita-cita yang sama: mendapatkan penghasilan yang lebih besar dan
mendapatkan kesempatan untuk mengelilingi dunia.
Sayangnya,
cita-cita dan harapan inipun adalah kesempatan bisnis bagi sejumlah
tele-marketer amoral. Mereka biasanya menagih biaya pendaftaran sebesar
beberapa puluh dolar sampai ke ratusan dolar untuk “jasa” mereka.
Untuk
biaya yang Anda bayar, nantinya Anda akan mendapatkan sebuah paket,
isinya adalah deskripsi tentang alamat dari para perusahaan kapal pesiar
dan tips untuk melamar ke sana. Semua biaya dan proses aplikasi adalah
tanggung jawab Anda sendiri.
Ada juga kasus di mana para
telemarketer mendapatkan sebuah pekerjaan untuk Anda, baik benar-benar
di kapal pesiar maupun di tempat lainnya (darat), mereka akan mengatakan
kepada Anda bahwa ada biaya lainnya yang perlu Anda bayar: Visa, tiket,
akomodasi, dll. Semua biaya tersebut sudah di mark-up secara drastis.
Gaji Anda nantinya juga akan dipotong untuk mereka. Pada akhirnya, angka
final yang harus Anda bayar mencapai ribuan dolar! Mereka tidak
mengata-kannya sebelumnya…
Warisan Terkutuk…
Contoh #18:
Sebuah
jam dinding yang mati sekalipun bisa menunjukkan waktu secara akurat
dua kali dalam sehari, apalagi kata-kata orang yang hidup. Semakin
banyak kata-kata dan kemungkinan yang diucapkan, semakin besar
kemungkinannya untuk “akurat.”
Inilah yang dimanfaatkan oleh
sejumlah penipu dengan kedok peramal (Saya tidak mengatakan semua
peramal adalah penipu, maksud saya ada penipu yang menyamar sebagai
peramal).
Target dari para penipu yang menyamar sebagai peramal ada banyak sekali, berikut adalah salah satu ilustrasi:
Seorang
wanita yang tampak bingung dan sedih mencari bantuan dari seorang
peramal jalanan yang dia temui. Setelah bincang-bincang, peramal
tersebut bertanya kepada wanita tersebut apakah akhir-akhir ini dia
mendapatkan sejumlah uang dadakan? Setelah berpikir sejenak, wanita
tersebut mengakui bahwa dua bulan lalu dia mendapatkan sejumlah warisan
dari orang tuanya yang baru meninggal.
Peramal tersebut langsung
beraksi, dia mengatakan bahwa uang tersebut datang dari sumber yang
kurang “bersih”, ada kemungkinan uang tersebut didapat dengan cara yang
kurang baik. Dia mengatakan bahwa uang tersebut harus segera
dibersihkan, dia pun menyuruh wanita tersebut mengambil uang dari bank
dan membawa kepadanya. Setelah sejumlah upacara, peramal mengatakan
bahwa sebagian uang tersebut harus disumbangkan ke berbagai yayasan
sosial, sebagian lagi harus dikubur di dalam tanah selama beberapa
minggu, sisanya baru bisa digunakan. Bila tidak, nasib buruk akan terus
menghantui wanita tersebut.
Uang yang ditanam di dalam tanah ini
tentunya tidak akan terlalu lama di dalam tanah. Setelah wanita yang
kebingungan itu pergi, peramal tersebut juga akan pergi, bersamaan
dengan uang yang dia gali dari tanah tersebut.
Bintang Muda Berbakat
Contoh #19:
Berbagai
acara reality show yang kita lihat di televisi beberapa tahun terakhir
ini telah menjadi inspirasi bagi sejumlah perusahaan pencarian bakat
gadungan untuk mengail di air keruh.
Orang tua manapun berharap
anak mereka bisa menjadi terkenal, muncul di televisi, dan syukur-syukur
sudah menghasilkan banyak uang di saat umur mereka masih kecil.
Beberapa
penipu kemudian mendirikan perusahaan pencarian bakat. Mereka mengklaim
bahwa mereka telah bekerja sama dengan berbagai Production House dan
sudah meng-orbitkan beberapa bintang muda berbakat. Foto dari beberapa
bintang baru dipajang di kantor mereka untuk membuat orang tua anak
terkesan.
Mereka menawarkan kepada orang tua anak untuk
mengikutkan anak mereka ke dalam program pelatihan akting dan modeling
mereka, tentu saja dengan biaya kursus setinggi langit. Bila anaknya
berhasil, kontrak dengan beberapa PH ternama tinggal menunggu waktu.
Sesungguhnya,
yang mereka lakukan kemudian adalah menyewa sejumlah aktor amatiran dan
beberapa guru self-development yang kurang profesional untuk mendidik
anak-anak dari klien mereka. Di akhir pelatihan, tidak akan ada
anak-anak tersebut yang akan mendapatkan kontrak dari PH.
Not-So-Secure Securities…
Contoh #20:
Sebenarnya
aneh juga, dalam bahasa Inggris: saham, obligasi, dan berbagai
produk-produk derivatif di pasar modal disebut dengan securities.
Kenyataan yang kita ketahui, produk-produk seperti ini sangatlah jauh
dari aura “aman (secure).”
Penipu tidak selalu mengoperasikan
skala perusahaan mereka dalam lingkup kecil. Ada juga penipuan skala
yang lebih besar, sangat besar. Anda masih ingat skandal Enron dan
WorldCom?
Ya, dua yang barusan adalah penipuan skala raksasa. Kita lihat yang lebih kecil saja. Anda tahu nama-nama berikut ini?
Concept Technologies Group Inc.
Diamond Entertainment Corp.
First Chesapeake Financial Corp.
Futurebiotics Inc.
Immunotherapeutics Inc.
International Franchise System Inc.
Las Vegas Entertainment Network Inc.
Officeland Inc.
Red Hot Concepts Inc
Sanyo Industries Inc.
U.S. Transportation Systems Inc.
International Thoroughbred Breeders Inc.
Mereka semuanya terdaftar di NASDAQ, QTC, dan AMEX sebagai perusahaan publik. Namanya juga keren-keren, bukan begitu?
Selama
tiga tahun, perusahaan-perusahaan di atas telah menyebabkan kerugian
sebesar lebih dari US$106 juta uang investor yang mempercayai
rekomendasi dari mereka untuk melakukan pembelian ataupun penjualan
saham.
Contoh #21:
Bagaimana kalau seseorang mengatakan
dia bisa menebak secara pasti gerakan dari suatu saham ataupun indeks
saham tertentu? Apakah Anda mempercayainya?
Suatu hari, Anda
mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku berasal dari perusahaan
investasi pribadi. Dia mengklaim perusahaannya memiliki tim research
yang kompeten dan profesional, bahwa analisa mereka memiliki tingkat
keakuratan yang sangat tinggi.
Tentu saja, siapapun akan sinis
dan skeptis dengan klaim seperti ini pada awalnya. Selama
berminggu-minggu, orang ini akan terus menerus menghubungi Anda untuk
memberikan rekomendasi tertentu.
Suatu hari, mereka menghubungi
Anda, mengatakan bahwa minggu ini indeks Hang Seng akan naik. Satu
minggu berlalu, indeks Hang Seng ternyata memang naik.
Beberapa
hari lagi, mereka kembali menghubungi Anda, katanya indeks Hang Seng
masih akan naik minggu ini. Anda menunggu, dan mereka benar. Indeks
memang naik.
Dua minggu kemudian, mereka mengatakan kepada Anda
indeks akan turun. Anda kembali menunggu, kali ini sudah mulai serius…
Indeks memang turun minggu itu! Anda menjadi bersemangat dan ingin
mendengar lebih banyak. Sudah saatnya untuk invest! Waktunya telah tiba
untuk untung besar!
Anda tahu apa yang sebenarnya dilakukan orang
itu? Bagaimana mungkin dia bisa begitu akurat? Ada banyak teknik untuk
berbohong, salah satunya adalah ini:
Mula-mula, mulailah dengan
mencari 200 prospek orang berduit. Katakan kepada 100 orang bahwa indeks
akan naik, katakan kepada 100 lainnya bahwa indeks akan turun. Setelah 1
minggu, bila indeks naik, coret 100 nama yang kemarin Anda hubungi
bahwa indeks akan turun, mereka tidak akan percaya lagi.
Ulangi
proses ini, dari sisa 100 orang, katakan kepada 50 orang indeks akan
naik, katakan kepada 50 orang lainnya indeks akan turun. Bila indeks
masih naik dalam kurun waktu itu, coret lagi 50 orang yang berada di
daftar indeks turun.
Di percobaan ketiga, Anda memiliki 50 orang
prospek, katakan kepada 25 orang bahwa indeks akan naik, katakan lagi
kepada 25 orang sisanya bahwa indeks akan turun. Di akhir percobaan,
Anda akan mendapatkan 25 orang yang akan menganggap Anda sebagai Dewa
Saham. Mendapatkan dana dari mereka tidak akan terlalu sulit lagi…
Bila Anda terkagum-kagum atas keakuratan mereka, berarti Anda adalah salah satu dari ke-25 prospek yang “beruntung” itu.
Setelah
itu, perusahaan itu akan mengajak Anda untuk bergabung dengan mereka.
Keuntungan yang didapatkan akan dibagi sesuai kesepakatan bersama.
Kadang-kadang, dana yang Anda setor benar-benar digunakan untuk
perdagangan saham ataupun derivatifnya. Namun, cukup sering juga, dana
yang Anda setor akan menjadi sumber uang untuk membiayai kehidupan
ekstra mewah mereka.
Genius Real Estate
Contoh #22:
Stephen
Murphy, mengklaim dirinya sebagai pengganti Donald Trump di Amerika.
Dia menulis buku “One Up On Trump”, dan juga 10 buku lainnya tentang
real estate dan motivasi.
Dalam buku-buku, iklan, dan seminarnya,
dia menggambarkan dirinya sebagai veteran perang Vietnam dan pemabuk
yang berhasil menjadi kaya lewat bisnis real estate. Kekayaannya
dibangun lewat perusahaannya, American Capital Investments Inc.
Apa
yang sebenarnya dia lakukan? Dia mengumpulkan uang dari publik untuk
membeli gedung-gedung komersial dan perkantoran, dengan menyembunyikan
fakta tentang transaksinya. Sering kali dia menyatakan bahwa sudah ada
pembeli berikut yang sedang antri untuk membeli dan para investor yang
menyetor uang kepadanya akan mendapatkan keuntungan bahkan dalam waktu
kurang dari 30 hari. Dia juga berulang kali memisrepresentasikan
keuntungan dari bangunan yang dia beli, dan kadang-kadang menjual kepada
publik porsi-porsi bangunan yang bahkan tidak dia miliki.
Dengan
buku-buku yang dia tulis, beserta dengan seminar yang dia lakukan, dia
berhasil mengumpulkan lebih dari $18 juta. Investornya pada akhirnya
kehilangan lebih dari $10 juta.
Genius ini akhirnya dinyatakan
bersalah atas enam jenis tuntutan, sayangnya uang investor tidak dapat
dikembalikan seluruhnya lagi.
Pesulap Jalanan
Contoh #23:
Seorang
wanita setengah baya sedang jalan di sebuah Mall, kemudian seorang Ibu
muda menghampirinya dengan ramah. Mereka kemudian mulai berteman,
berngobrol dengan akrapnya.
Setelah itu, seorang wanita muda
lainnya datang mencari pemilik dari sebuah tas yang dia pegang. Mereka
bertiga pun membuka tas itu, ternyata tas itu berisi setumpuk uang
tunai.
Mereka mulai bingung apa yang harus mereka lakukan, namun tentu saja mereka ingin membagi uang tersebut.
Tentu
saja, kedua wanita muda itu adalah teman sekongkolan, misi mereka
adalah menjebak wanita tua itu untuk mendapatkan sejumlah uang darinya.
Salah
satu wanita muda mengaku dia bekerja di perusahaan pengacara. Dia
mengambil teleponnya dan mulai menghubungi kantornya. Setelah itu, dia
mengatakan bahwa menurut hukum, bila mereka mau membagi uang tersebut,
mereka harus bisa membuktikan bahwa mereka masing-masing memiliki cukup
banyak uang untuk “menghidupi diri sendiri” saat pengacara mencoba
mencari pemilik yang sebenarnya. Katanya, pengacara di kantornya
merekomendasikan mereka agar masing-masing menyetor sejumlah uang
tertentu untuk membuktikan itikad baik dan sebagai bukti bahwa mereka
memang memiliki cukup uang untuk bertahan selama masa tunggu.
Maka
mereka pun pergi ke ATM dan mengambil sejumlah uang. Uang itu mereka
campur bersama uang di tas yang mereka temukan. Setelah itu, dengan
ketrampilan lapangan yang telah mereka latih, kedua wanita muda itu akan
mengganti tas itu dengan tas lainnya yang serupa yang sudah mereka
siapkan sebelumnya. Wanita tua itu, akhirnya akan disuruh menyimpan tas
palsu yang berisi kertas-kertas bekas. Setelah sampai di rumah, wanita
tua itu baru sadar telah ditipu…
Nigerian Fraud
Contoh #24:
Skema
penipuan ini membidik warga kelas menengah, usia pertengahan, para
pengusaha ataupun profesional yang biasanya lebih sulit ditipu. Nilai
kerugian yang disebabkan skema ini diperkirakan mencapai $1 juta setiap
hari di Amerika Serikat saja, belum termasuk negara lain. Anda harus
hati-hati bila mendapat fax, email, ataupun surat seperti contoh
berikut:
Lagos, NigeriaKepada : Pimpinan Perusahaan / CEO xxx-xxx Yang Terhormat,Proposal RahasiaSetelah
berkonsultasi dengan sejumlah rekan saya dan informasi yang saya
dapatkan dari Kamar Dagang dan Industri Nigeria, saya memutuskan untuk
meminta bantuan Anda agar kami dapat mentransfer dana sebesar
US$50.000.000,- (lima puluh juta dolar Amerika) ke rekening Anda.Dana
di atas adalah akibat tagihan ganda yang kami lakukan terhadap sebuah
kontraktor luar negeri sekitar lima tahun lalu. Dana tersebut kemudian
ditahan oleh Bank Sentral Negeria sejak saat itu.Sekarang
dana itu sudah dapat ditransfer ke luar negeri dan untuk itulah kami
membutuhkan Anda. Sangatlah penting untuk diketahui bahwa kami sebagai
warga negara Nigeria tidak diperkenankan untuk memiliki rekening di luar
negeri. Dana yang akan kami transfer akan dibagi dengan komposisi
berikut: 70% untuk kami, 25% untuk Anda, dan 5% untuk berbagai biaya
lokal maupun internasional yang akan keluar akibat proses transfer ini.Namun,
menurut hukum yang berlaku di Nigeria, untuk melaksanakan transfer ini,
Anda perlu membuka dahulu sebuah rekening di Nigeria dengan saldo
minimal US$100.000,-Bila
Anda setuju dengan kesepakatan ini, kami sangat menantikan kehadiran
Anda di Lagos, dan saat itu saya akan memperkenalkan Anda kepada
representatif dari NNPC, termasuk juga para pejabat di Bank Sentral
Nigeria.Tolong hubungi
kami secepatnya di nomor xxx-xxx. Waktu adalah hal yang sangat penting
bagi kami untuk menyelesaikan proses transfer ini secepatnya.Hormat Kami,Dr Albu ArhuAda
berbagai skenario untuk memancing Anda mengeluarkan uang. Untuk
keamanan Anda, hal yang paling penting untuk Anda ingat adalah bahwa
apapun yang mereka katakan, Anda tidak perlu mendengarkannya. Tidak usah
menggubris surat ataupun email seperti ini.
***